Bupati M Adil Ditangkap KPK, Warga Kepulauan Meranti Gembira Sujud Syukur dan Tabur Beras Kunyit
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Tertangkapnya Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (6/4/2023) malam lalu justru disikapi ekspresi kebahagiaan oleh sejumlah masyarakat di Negeri Sagu tersebut. Sejumlah aksi dilakukan oleh warga yang selama ini merasa tidak puas dan kecewa atas kepemimpinan Bupati Adil.
Salah satu kelompok masyarakat yang bergembira atas penangkapan Bupati Adil yakni jajaran pengurus Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Laskar Melayu Cendikiawan Muda (LMCM) Provinsi Riau. Mereka menabur beras kunyit di depan Kantor Bupati Kepulauan Meranti, Senin (10/3/2024).
Ketua DPP LMCM Riau Jefrizal menjelaskan, aksi tabur beras kunyit mengandung makna ungkapan rasa syukur dan bentuk apresiasi serta dukungan terhadap kinerja KPK yang berhasil mengungkap praktik korupsi di kabupaten mereka.
"Aksi tabur beras kunyit ini merupakan tanda rasa syukur atas tumbang dan berakhirnya penzaliman, doa masyarakat yang hari ini merasakan betul kezaliman yang diperbuat oleh Bupati. Untuk itu sebagai momen rasa syukur di bulan Ramadan yang penuh keberkahan, kita laksanakan tabur beras kunyit sebagai bagian dari adat istiadat yang tak boleh ditinggalkan," kata Jefrizal.
Menurut Jefrizal, tertangkapnya Bupati Adil sebagai awal untuk membentuk pemerintahan baru yang mengakomodir kepentingan masyarakat.
"Momen tertangkapnya Bupati ini merupakan kemenangan kita bersama menuju kemajuan. Selama ini telah terjadi perampasan hak masyarakat. Negeri itu tidak hanya butuh orang cerdas namun juga peduli karena itulah barometernya pemerintah. Saat ini kita mulai cerita baru. Tidak ada cerita tak ada duit, saat ini DBH kita besar tinggal bagaimana mengatur keuangan," ujar Jefrizal.
Seorang aparatur sipil negara (ASN) juga mengungkapkan ekspresinya dalam bentuk sujud syukur atas penangkapan Bupati Adil.
"Saya langsung melakukan sujud syukur," kata ASN tersebut.
Ia kecewa dengan tindakan Bupati Adil yang dinilainya arogan terhadap ASN. Misalnya tindakan Bupati yang dinilainya semena-mena menurunkan jabatan pegawai negeri sipil yang tidak sejalan dengan dirinya.
Bahkan, ketika kasus nonjob ini dilaporkan ke KASN, Bupati tak juga mengembalikan posisi mereka.
"Masih banyak lagi kebijakan yang arogan. Apalagi untuk pegawai honorer, banyak dari mereka yang menganggur akibat dirumahkan," ujarnya.
Diberitakan sebelumnya, KPK menetapkan Bupati Kepulauan Meranti, Muhammad Adil sebagai tersangka dugaan korupsi penerima fee umrah, pemotongan anggaran, pemberian suap kepada auditor Badan Pemeriksaan Keuangan (BPK) Riau, Jumat (7/4/2023) malam.
Selain Bupati Adil, Plt Kepala BPKAD Fitria Ningsih dan auditor BPK Perwakilan Riau M Fahmi Aressa juga menjadi tersangka dan langsung ditahan.
Dalam uraian kronologis OTT KPK yang dijelaskan Wakil Ketua KPK Alexander Marwata pada Jumat 7 April 2023 di Gedung Merah Putih, disebutkan kasus dugaan korupsi di Kabupaten Meranti terendus dari laporan masyarakat.
Sebagai tindak lanjut laporan masyarakat terkait adanya informasi dugaan penyerahan uang kepada Penyelenggara Negara, Kamis 6 April 2023, Tim KPK langsung bergerak ke wilayah Kabupaten Kepulauan Meranti.
Tim KPK mendapatkan informasi adanya perintah dari Bupati Meranti untuk mengambil uang setoran dari pada Kepala OPD melalui RP selaku ajudan Bupati.
Selanjutnya sekitar pukul 21.00 WIB, Tim KPK kemudian mengamankan beberapa pihak, antara lain Fitria Nengsih dan Tarmizi ke Polres Meranti.
Dari hasil permintaan keterangan keduanya, diduga diperoleh informasi adanya penyerahan uang untuk keperluan Bupati Meranti Muhammad Adil. Rupanya tradisi ‘uang setoran’ ini telah berlangsung lama dilakukan, bahkan jumlahnya mencapai puluhan miliar.
Mendapatkan informasi itu, Tim KPK berkoordinasi dengan Polres Kepulauan Meranti dan langsung melakukan pengamanan di rumah dinas Bupati dan posisi Bupati M Adil saat itu berada di dalam rumah dinas.
Malam itu juga sejumlah orang diamankan, diantaranya para pejabat eselon II dan III serta sejumlah staf dan ajudan bupati.
Dalam waktu yang tak jauh berbeda, Tim KPK mengamankan M Fahmi Aressa di Pekanbaru, Riau. Dia adalah auditor BPK Perwakilan Riau.
Dalam penangkapan itu, Tim KPK mendapatkan barang bukti berupa uang tunai Rp 1 miliar. Uang itu diberikan Bupati Meranti Muhammad Adil untuk pengondisian pemeriksaan keuangan Pemkab Meranti, agar mendapatkan opini predikat WTP terhadap laporan pemeriksaan keuangan Pemkab Meranti 2022.
Pada malam itu, total barang bukti permulaan berupa uang tunai yang diamankan mencapai Rp1,7 miliar. Para pihak yang diamankan total sebanyak 28 orang. (R-01)