Jokowi Buka-bukaan Soal Posisi NasDem: Memang Tak Diundang, Kan Sudah Punya Koalisi Sendiri!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Presiden Jokowi buka-bukaan soal tidak hadirnya utusan Partai NasDem dalam pertemuannya dengan pimpinan parpol koalisi pemerintahan di Istana Negara dua hari lalu. Ia menegaskan kalau partai bentukan Surya Paloh itu memang tidak diundang.
"Ya memang tidak diundang," kata Jokowi di Sarinah, Jakarta Pusat, Kamis (4/5/2023).
Adapun alasan Nasdem tak diundang menurut Jokowi karena partai itu sudah memiliki koalisi sendiri untuk Pilpres 2024 mendatang. Ia menyebut pertemuan dengan parpol di Istana Negara dua hari lalu. Sementara, lanjut dia, parpol yang kemarin diundangnya ingin membangun kerja sama politik bersama.
"Loh, NasDem itu ya kita harus bicara apa adanya ya. Kan sudah memiliki koalisi sendiri dan ini gabungan partai yang kemarin kumpul kan juga ingin membangun kerja sama politik yang lain. Mestinya ini kan memiliki strategi besarnya apa. Ya masak yang di sini tahu strateginya, kan mestinya nggak seperti itu," tegas kader PDI Perjuangan ini.
Jokowi juga menegaskan kalau pertemuan dengan para elit parpol adalah hal yang wajar. Ia menegaskan kalau posisi dirinya sebagai pejabat politik juga diperbolehkan untuk membahas mengenai politik.
"Dalam politik itu wajar-wajar saja. Biasa. Dan saya itu adalah pejabat publik sekaligus pejabat politik. Jadi biasa, kalau saya bicara politik ya boleh dong. Ya kan. Saya bicara soal pelayanan publik juga bisa dong. Itu tugas seorang Presiden. Hanya memang nanti kalau sudah ada ketetapan KPU, saya," kata Jokowi.
NasDem Rasa Koalisi di Luar Istana
Posisi Partai NasDem sepertinya benar-benar terjepit. Berada dalam barisan koalisi pemerintahan Jokowi-Amin, namun kini terkesan tak lagi pernah dilibatkan dalam pembicaraan antar elit parpol.
Padahal, NasDem merupakan salah satu pentolan parpol yang mengusung secara keras majunya Jokowi pada dua kali pilpres yakni pada 2014 dan 2019. Berposisi dalam koalisi pemerintahan, tapi kini NasDem serasa berada di luar Istana.
Pada pertemuan antar ketua umum parpol koalisi pemerintahan, Selasa (2/5/2023) malam kemarin, Surya Paloh menjadi satu-satunya ketua umum partai pemerintah yang tak diundang ke Istana. Pertemuan kemarin malam dijamu langsung oleh Presiden Jokowi di Istana Merdeka, Jakarta.
Yang hadir adalah Ketum PDI-P Megawati Soekarnoputri, Ketum Gerindra Prabowo Subianto, Ketum Golkar Airlangga Hartarto, Ketum Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) Muhaimin Iskandar, Ketum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan, dan Plt Ketum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Mardiono. Para pimpinan parpol tersebut tersenyum usai bubaran.
Ini bukan kali pertama perlakuan berbeda diterima oleh NasDem. Pada bulan Ramadan lalu, para ketua umum partai juga bertemu dengan Jokowi. Persamuhan bertajuk silaturahmi Ramadan itu digagas oleh Ketua Umum PAN, Zulkifli Hasan. Lagi-lagi, Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh tak diundang.
Beda perlakuan partai koalisi pemerintahan terhadap NasDem kian terasa saat pencapresan Anies Baswedan pada Oktober 2022 lalu. Gerakan cepat politik NasDem tersebut mengagetkan banyak pihak. Belakangan, NasDem membangun poros baru bersama PKS dan Partai Demokrat.
Ketua Majelis Pertimbangan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Romahurmuziy biasa disapa Rommy menyatakan, Ketua Umum NasDem Surya Paloh memang tidak diundang dalam pertemuan dengan Jokowi. Terlebih lagi, Surya Paloh sedang berada di luar negeri
Rommy mengatakan, Surya Paloh tidak diajak karena sudah mendukung eks Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan menjadi bakal calon presiden Pemilu 2024.
"Nasdem kan sudah memutuskan sikapnya mengusung ABW (Anies Baswedan)," ujar Rommy dilansir Kompas.com.
Rommy mengatakan, pertemuan dengan Jokowi itu berkaitan dengan rencana formasi politik ke depan. Sehingga, Surya Paloh yang telah mendukung Anies tidak diundang bertemu dengan Jokowi.
"Tentu (tidak diajak) karena salah satu materinya adalah rencana formasi politik ke depan," ucapnya.
Sikap NasDem
Wakil Ketua Umum Partai Nasdem Ahmad Ali mempertanyakan apa yang salah dengan Anies Baswedan sehingga Nasdem tidak diajak ke pertemuan ketum parpol koalisi pemerintahan dengan Jokowi. Ali bingung alasan mereka tidak mengundang Nasdem yang telah mengusung Anies bersama Demokrat dan PKS.
Namun, dia mengatakan, Nasdem tidak diundang karena Anies hanya penafsiran Rommy.
"Pertanyaan saya, memang Anies ini kenapa? Apa masalah bagi mereka tentang Nasdem untuk mengusung Anies?" ujar Ali.
Ali menjelaskan, Anies merupakan putra Indonesia dan salah satu kader terbaik yang dimiliki oleh bangsa. Selain itu, kata dia, Anies memenuhi syarat untuk memenuhi syarat sebagai capres.
"Ini kan kedaulatan partai. Jadi kalau alasannya karena usung Anies ya biarlah masyarakat yang menilai itu," tuturnya.
Ali menekankan Nasdem memiliki tanggung jawab untuk mendukung pemerintah sampai masa kepemimpinan Jokowi berakhir. Pasalnya, Nasdem masuk dalam partai yang ikut mengusung Jokowi sejak awal, bukan baru masuk ke pemerintahan seperti Gerindra dan PAN.
"Kita tetap memiliki tanggung jawab untuk kawal pemerintah ini sampai selesai. Beda dengan teman-teman yang baru bergabung kan," ucap Ali.
Menurutnya, Nasdem tidak kecewa karena tidak diundang dalam pertemuan dengan Jokowi itu. Nasdem tetap berpikir positif karena mungkin saja ada hal lain yang perlu mereka bicarakan.
"Ya pastinya bagi kita, kita selalu berpikir positif bahwa apa pun, Nasdem diundang kehadiran atau tidak. Jadi bagi saya melihat pertemuan pastilah baik, pasti bertujuan baik. Dan apa pun yang dibicarakan pasti baik untuk bangsa," imbuh Ali. (*)