Sadis! Seribu Lebih Siswa Perempuan di Sekolah Diracun, Diduga karena Protes Larangan Jilbab
SABANGMERAUKE NEWS - Krisis keamanan di sekolah- sekolah Iran mengemuka pasca kejadian lebih dari 1.000 anak perempuan jatuh sakit setelah diracun sejak November lalu. Menurut laporan media dan pejabat pemerintah, sejumlah politisi menyalahkan kelompok agama yang menentang pendidikan anak perempuan sebagai dalang di balik peristiwa ini.
Keracunan massal dimulai pada November di kota suci Muslim Syiah Qom dan menyebar ke 25 dari 31 provinsi Iran. Hal ini mendorong beberapa orang tua mengeluarkan anak-anak dari sekolah dan melakukan protes.
Peracunan terjadi pada saat kritis penguasa ulama Iran yang selama berbulan-bulan diprotes sejak kematian seorang wanita muda karena ditahan oleh polisi akibat melanggar aturan jilbab.
Pihak berwenang menuduh "musuh" Iran menggunakan serangan itu untuk melemahkan institusi ulama. Tapi kecurigaan telah jatuh pada kelompok garis keras yang beroperasi sebagai penjaga interpretasi mereka terhadap Islam.
Beberapa aktivis menuduh dalang peracunan sebagai balas dendam terkait protes oleh para wanita. Termasuk para pelajar, yang menentang aturan wajib berjilbab yang diterapkan pemerintah.
"Sekarang gadis-gadis Iran membayar harga untuk melawan kewajiban jilbab (kerudung) dan telah diracuni oleh lembaga ulama," cuit aktivis Iran terkemuka yang berbasis di New York, Masih Alinejad.
Khawatir terjadi dorongan baru pemicu protes, pihak berwenang meremehkan peracunan tersebut. Penyelidikan yudisial sedang berlangsung, meskipun belum ada rincian temuan yang dirilis.
Tak hanya menyerang sekolah perempuan, namun sebuah sekolah anak laki-laki juga menjadi sasaran di Kota Boroujerd.
Kejadian ini memicu reaksi keras dari pemimpin tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenei. Berbicara pada pada Senin (6/3/2023) ia menyebut peracunan siswi yang terjadi di negara itu adalah kejahatan "tak termaafkan".
Ayatollah mendesak pelakunya harus dihukum mati jika melakukannya secara sengaja, demikian dilaporkan TV pemerintah.
Pernyataan itu disampaikan Ayatollah Ali Khamenei di tengah kemarahan publik atas gelombang dugaan serangan peracunan di sekolah.
"Pihak berwenang harus secara serius menindaklanjuti masalah peracunan siswa," kata Ayatollah Ali Khamenei seperti dikutip oleh TV pemerintah.
"Jika terbukti kesengajaan, para pelaku kejahatan yang tak termaafkan ini harus dihukum mati," katanya keras. (*)