Demokrat Merasa Dikhianati Usai Duet Anies-Muhaimin Terbongkar, PKS Konsisten Dukung Anies
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Terbongkarnya duet Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar mengejutkan banyak pihak. Partai Demokrat bahkan menyebut merasa dikhianati. Tapi, sikap PKS tetap konsisten mendukung Anies.
"Pertama, kami menghormati bahwa setiap partai politik memiliki hak dan kedaulatan dalam menentukan sikap politiknya. Berbagai upaya telah dilakukan untuk mencari titik temu dalam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP), namun belum memperoleh hasil yang diinginkan bersama," kata Ketua DPP PKS Al Muzammil Yusuf dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
Muzammil menegaskan PKS tetap konsisten mendukung Anies Baswedan. sesuai dengan hasil keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII.
"Kedua, sampai hari ini kami tetap merujuk kepada keputusan Musyawarah Majelis Syuro (MMS) VIII bahwa PKS secara resmi mendukung dan mengusung Saudara Anies Rasyid Baswedan sebagai Calon Presiden Republik Indonesia pada Pemilihan Presiden dan Wakil Presiden RI tahun 2024. Oleh karena itu, PKS tetap pada keputusan MMS VIII tersebut dan kami akan berjuang sebaik-baiknya dalam menjalankan amanat tersebut," ucapnya.
PKS pun masih berpegang pada kesepakatan terkait cawapres. Dia menyerahkan keputusan cawapres kepada Anies.
"Ketiga, kami berpegang kepada kesepakatan sebelumnya di dalam piagam Koalisi Perubahan untuk Persatuan (KPP) bahwa dalam penentuan calon wakil presiden RI ditentukan oleh calon presiden RI Anies Rasyid Baswedan," ucap Muzammil.
Lebih lanjut, PKS meminta semua pihak untuk memastikan pemilu 2024 berjalan lancar.
"Keempat, kami memohon doa dan dukungan dari masyarakat Indonesia agar pemilu tahun 2024 mendatang berjalan langsung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil dengan tetap menjaga persatuan dan keutuhan bangsa Indonesia," ucap Muzammil.
Sementara itu, Partai Demokrat merasa dikhianati dengan adanya rencana duet Anies-Muhaimin karena sejak awal mendukung Anies sebagai bakal capres bersama Partai NasDem dan PKS.
"Ya jelas kami merasa dikhianati, bahasanya kami ini adalah pengkhianatan. Yang kedua adalah tidak tahu etika. Kalau bagi kami bagaimana kita mau berjuang bersama," kata juru bicara Demokrat Herzaky Mahendra Putra kepada wartawan di Cikeas, Bogor, Kamis (31/8/2023).
"Kita bicara perbaikan, perubahan buat masyarakat Indonesia, tapi pada saat dalam konteks perjuangannya saja tidak menggunakan cara-cara yang pas gitu," sambungnya.
Menurutnya, apa yang dilakukan NasDem tidak beretika dan tidak pantas. Dia meminta maaf kepada rakyat Indonesia karena perubahan yang hendak dibuatnya diganjal.
"Ini menurut kami tidak beretika, tidak cara pantas. Apapun itu, inilah sikap kami hari ini. Kami mohon maaf kepada rakyat Indonesia, kami membuat perubahan dan perbaikan saat ini sedang terganjal atau diganjal ya," tuturnya.
Partai Demokrat sebelumnya bicara pertemuan Anies Baswedan dengan ibunda Cak Imin. Demokrat menyebut persetujuan itu diambil sepihak oleh Ketum NasDem Surya Paloh.
"Kemarin, 30 Agustus 2023, kami mendapatkan informasi dari Sudirman Said, mewakili capres Anies Baswedan, bahwa Anies telah menyetujui kerja sama politik Partai NasDem dan PKB, untuk mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar," kata Sekjen Demokrat Teuku Riefky Harsya dalam keterangannya, Kamis (31/8/2023).
"Persetujuan ini dilakukan secara sepihak atas inisiatif Ketum NasDem, Surya Paloh," imbuhnya. (*)