Polres Kepulauan Meranti Galakkan Program 'Sobat' Atasi Anak Stunting, Ini Kegiatannya
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Jajaran Kepolisian Resor Kepulauan Meranti menggalakkan gerakan peduli stunting lewat gerakan Solidaritas Bhayangkara Atasi Stunting (Sobat). Aksi Sobat dilakukan secara sistematis dan menyasar hingga ke tingkat bawah.
Mereka rutin menyalurkan bantuan dalam bentuk pangan non tunai (BPNT) secara mandiri yang menjadi atensi langsung Kapolres AKBP Andi Yul kepada seluruh personel di lingkungan Polres dan Polsek melalui Bhabinkamtibmas.
Pada Sabtu (27/5/2023) lalu, Kapolres AKBP Andi Yul turun ke dua lokasi yang berbeda. Mereka mengunjungi kediaman balita yang masuk dalam daftar penderita stunting.
Kunjungan dilakukan ke rumah balita berusia 43 bulan di Jalan Banggis dan juga ke rumah balita berusia 45 bulan di Jalan Manggis Gang Pepaya, Selatpanjang Timur, Kecamatan Tebingtinggi.
Kapolres Kepulauan Meranti, AKBP Andi Yul menyatakan, bantuan itu ditujukan untuk meringankan beban orang tua dan balita penderita stunting dengan memberikan makanan asupan gizi tambahan.
Adapun paket bantuan yang diserahkan berupa beras, minyak goreng, gula, teh, kopi, mie instan, susu dan telur serta makanan kaya gizi lainnya kepada 122 orang penderita sejak Januari hingga 24 Mei 2023 ini.
Kegiatan Sobat ini merupakan inovasi mandiri untuk membantu pemerintah dalam menekan prevelensi stunting yang oleh pemerintah pusat ditargetkan turun sampai 14 persen pada 2024 mendatang.
Apalagi Kepulauan Meranti merupakan daerah prioritas dalam pengentasan kemiskinan dan kemiskinan ekstrem di Riau yang menjadi penyebab timbulnya kasus stunting.
"Untuk itu Polri hadir di antara mereka untuk membantu kondisi kehidupan sehari-hari yang kekurangan sehingga bisa meningkatkan gizi dengan memberikan bantuan sembako dengan harapan bisa membantu mengurangi angka stunting di Kabupaten Kepulauan Meranti," ujarnya.
Dari data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) yang mereka terima melalui dinas teknis, Andi membeberkan jika prevalensi stunting di Kepulauan Meranti pada 2022 setara 17,5 persen.
Dalam persentase tersebut total balita yang menderita stunting tidak kurang dari 1.103 orang. Dengan sisa waktu 1 tahun 5 bulan ke depan, ia berharap upaya tersebut mampu menekan setidaknya 3 persen untuk mencapai target nasional diangka 14 persen pada 2024 mendatang. (R-01)