SBY Curhat Lagi Soal Ancaman Partai Demokrat Dibegal: Tangan-tangan Politik Ganggu Demokrat Tak Bisa Ikuti Pemilu 2024 Barangkali Benar!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat (PD), Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) kembali mengungkapkan isi hatinya soal ancaman yang terjadi terhadap Partai Demokrat. Lewat akun Twitternya, Presiden keenam Indonesia ini menyinggung soal proses sidang Peninjauan Kembali (PK) yang dilayangkan oleh Moeldoko.
Diketahui saat ini Moeldoko menjabat sebagai Kepala Staf Presiden (KSP). Ia juga terpilih dalam Kongres Luar Biasa Partai Demokrat di Sibolangit, Sumatera Utara tahun lalu.
SBY menyampaikan kekhawatirannya kalau Partai Demokrat benar-benar akan diambil alih lewat mekanisme PK yang tengah berlangsung di Mahkamah Agung saat ini. Ia merasa Demokrat dihalangi ikut Pemilu 2024 dan hal jika benar terjadi merupakan sebuah kabar buruk.
"Berkaitan dengan PK Moeldoko di MA, tadi malam saya terima telepon dari mantan menteri yang sampaikan pesan politisi senior (bukan Partai Demokrat) berkaitan PK Moeldoko ini. Pesan seperti ini juga kerap saya terima. Jangan-jangan ini serius bahwa Demokrat akan diambil alih," kata SBY melalui Twitter-nya, Minggu (28/5/2023).
Menurut SBY, sulit diterima akal sehat bahwa PK Moeldoko akan dikabulkan MA. Namun jika hal ini benar terjadi, info bahwa ada tangan-tangan politik ingin menjegal partainya di Pemilu 2024 juga benar adanya.
"Berdasarkan akal sehat, sulit diterima PK Moeldoko dikabulkan MA karena sudah 16 kali pihak KSP Moeldoko kalah di pengadilan. Kalau ini terjadi, info adanya tangan-tangan politik untuk ganggu Demokrat agar tak bisa ikuti Pemilu 2024 barangkali benar. Ini berita yang sangat buruk," ujar Presiden ke-6 RI itu.
SBY pun berharap, pemegang kekuasaan, baik di ranah politik maupun hukum, tetap amanah dan menegakkan kebenaran dan keadilan. Menurutnya, Indonesia bukanlah negara yang menganut hukum rimba.
"Sebagai Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat, saya harap pemegang kekuasaan (politik & hukum) tetap amanah, tegakkan kebenaran & keadilan. Indonesia bukan negara 'predator' (yang kuat memangsa yang lemah) serta tak anut hukum rimba-yang kuat menang, yang lemah selalu kalah," kata SBY.
SBY juga berpesan kepada kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air untuk mengikuti perkembangan PK Moeldoko. Dia juga meminta mereka untuk memohon pertolongan Tuhan Yang Maha Esa.
"Kepada kader Partai Demokrat di seluruh Tanah Air, agar mengikuti perkembangan PK Moeldoko ini sambil memohon pertolongan Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT. Ikuti petunjuk Ketua Umum. Jika keadilan tak datang, kita berhak memperjuangkannya secara damai dan konstitusional," tulis SBY.
Diberitakan sebelumnya, Denny Indrayana menggulirkan isu terkait perpanjangan masa jabatan Pimpinan KPK hingga terkait pengajuan Peninjauan Kembali (PK) Moeldoko terkait sengketa Partai Demokrat. Denny merupakan salah satu pendukung Anies Baswedan sebagai bakal calon presiden (bacapres).
"KPK dikuasai, pimpinan cenderung bermasalah yang dihadiahi gratifikasi perpanjangan jabatan 1 tahun. PK Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, atas Partai Demokrat, diduga ditukarguling dengan kasus korupsi mafia peradilan di MA. Jika Demokrat berhasil "dicopet", istilah Gus Romi PPP, maka pencapresan Anies Baswedan hampir pasti gagal. Masihkah ada harapan? Yang pasti terus ikhtiar berjuang, sambil menanti kemukjizatan," kata Denny. (*)