Payung Elektrik Masjid Agung An Nur Riau Bernilai Puluhan Miliar Rusak Sebelum Dipakai Gara-gara Hujan, Dinas PUPR Riau Cuma Bilang Begini
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Proyek payung mewah elektrik Masjid Agung An Nur Provinsi Riau rusak akibat diguyur hujan deras, Sabtu (25/3/2023) sore kemarin. Proyek yang molor dari target penyelesaian pada akhir tahun lalu ini menjadi sorotan dan diragukan daya tahannya, meski dibiayai dengan dana puluhan miliar rupiah dari APBD Riau.
Lalu, apa respon pemilik proyek yakni Dinas Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang, Perumahan, Kawasan Permukiman dan Pertanahan (PUPR-PKPP) Provinsi Riau atas rusaknya payung mewah, sebelum serah terima proyek dari kontraktor PT Bersinar Jesstive Mandiri?
Kepala Bidang Cipta Karya Dinas PUPR-PKPP Provinsi Riau, Thomas Larfo Dimiera beralasan payung elektrik Masjid Raya An Nur rusak karena karena faktor cuaca yakni angin kencang dan hujan sangat deras.
"Kerusakan terjadi pada lengan payung bengkok. Hal ini dapat ditangani namun membutuhkan waktu," jelasnya lewat keterangan tertulis, Minggu (26/3/2023).
Thomas menjelaskan kalau fungsi payung bukan untuk menahan angin dan hujan. Namun menurutnya payung berfungai menahan panas.
"Apabila sudah di-setting, payung akan secara otomatis menutup pada saat angin atau hujan. Penyetingan tidak bisa terburu-buru, harus hati-hati, step by step," jelas Thomas.
Dinas PUPR Riau, kata Thomas akan menggelar rapat menindaklanjuti kejadian rusaknya payung elektrik tersebut.
"Aaat ini sedang dilakukan opname di lapangan, agar jelas justifikasinya," jelas Thomas.
Berdasarkan foto-foto yang beredar, kerusakan payung elektrik terjadi pada sejumlah payung yang sudah dipasang oleh kontraktor PT Bersinar Jesstive Mandiri. Terlihat tenda berwarna putih krim tersebut sudah turun ke bawah. Sementara, jari-jari besi penahannya pun sudah melengkung.
Kemarin, Kota Pekanbaru memang dilanda hujan cukup deras. Bahkan, fenomena hujan es terjadi hingga mengagetkan masyarakat.
Kerusakan yang terjadi pada payung elektrik dengan total anggaran Rp 42 miliar ini menimbulkan keraguan atas daya tahan dan kualitas proyek. Dengan biaya yang cukup besar tersebut, seharusnya tenda tersebut dapat dibangun dengan mempertimbangkan faktor-faktor perubahan alam, khususnya hujan.
"Wah, jadi ragu juga dengan kualitas tendanya. Syukurlah belum dipakai. Kalau sudah dipakai bahaya juga," kata Prana, warga Pekanbaru yang kaget mendengar rusaknya proyek tenda elektrik tersebut.
Diketahui, proyek tenda mewah elektrik Masjid An Nur Pekanbaru senilai Rp 42 miliar molor dari target waktu penyelesaian. Kontraktor PT Bersinar Jesstive Mandiri tak mampu menuntaskan pekerjaan hingga akhir Desember 2022 lalu.
Molornya pengerjaan proyek dinilai sebagai bentuk ketidakbecusan kontraktor yang dimenangkan oleh Pemprov Riau sebagai pelaksana kegiatan. Pemprov Riau memberi perpanjangan masa kerja selama 50 hari hingga 16 Februari 2023 lalu. Namun, pekerjaan juga tak kunjung diselesaikan.
Untuk kali kedua, Pemprov Riau melalui Dinas Pekerjaan Umum memberikan perpanjangan masa kerja kedua selama 40 hari hingga 28 Maret 2023 mendatang. Tak bisa dipastikan proyek ini akan diselesaikan.
Sejak awal proyek ini sudah ditentang oleh beragam kalangan, termasuk anggota DPRD Provinsi Riau. Dewan mempersoalkan anggaran yang besar disedot oleh proyek ini.
Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (Fitra) Riau juga menolak proyek ini. Proyek ini dituding mubazir dan hanya menjadi ajang pencitraan Gubernur Riau Syamsuar
Proyek ini sempat didemo oleh sekelompok massa di Kejaksaan Agung. Mereka menyebut-nyebut nama anak Gubernur Riau ikut cawe-cawean di dalam proyek.
Proyek tenda mewah Masjid An Nur juga pernah digugat oleh kontraktor peserta lelang PT Sultana Anugrah di PTUN Pekanbaru. Alasannya, perusahaan pemenang proyek yang ditetapkan justru penawar tertinggi. Namun gugatan itu ditolak PTUN Pekanbaru pada 20 Desember 2022 lalu. (*)