BUMD Sedot Lebih Rp 1 Triiliun APBD Riau Tapi Hasilnya Cekak, Kepala Biro Perekonomian Jhon Armedi Pinem Bungkam!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Gelontoran APBD Provinsi Riau untuk sejumlah Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dinilai tak memberikan imbal balik yang signifikan dalam bentuk deviden ke pemerintah daerah. Terhitung hingga tahun 2022, guyuran uang APBD sudah mencapai Rp 1,02 triliun didistribusikan ke sebanyak 9 BUMD Riau.
Dari sembilan BUMD tersebut, Pemprov Riau menjadi pemegang saham mayoritas dan pengendali 8 BUMD di antaranya, kecuali PT Bumi Siak Pusako.
Berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2022 tentang APBD Provinsi Riau Tahun 2023 yang diperoleh SabangMerauke News, dengan penyertaan modal mencapai lebih Rp 1 triliun, pada tahun 2022 penerimaan yang diperoleh Pemprov Riau hanya sebesar Rp 98,91 miliar. Jumlah tersebut tidak sampai 10 persen dari total penyertaan modal atau hanya sekitar 8 persen.
Kepala Biro Perekonomian dan SDA Setdaprov Riau, Jhon Armedi Pinem tidak menjawab konfirmasi yang dilayangkan media ini ikhwal tudingan BUMD sebagai penyedot APBD. Meski ia sempat membaca pesan via WhatsApp, namun Jhon tak menggubrisnya. Pesan kedua yang dikirimkan tak dibacanya lagi.
Diwartakan sebelumnya, suntikan modal bersumber dari APBD Riau terbesar diberikan kepada Bank Riau Kepri (BRK) yang sejak akhir tahun lalu sudah konversi menjadi Bank Riau Kepri Syariah (BRKS). Total penyertaan modal yang diberikan ke BRK Syariah sejak tahun 2000 hingga 2011 mencapai Rp 419,16 miliar lebih.
Namun, pada tahun 2022 lalu, BRK Syariah kembali disuntik sebesar Rp 100 miliar, hingga total penyertaan modal Pemprov menjadi Rp 519,16 miliar lebih. Dengan total penyertaan modal lebih setengah triliun itu, BRK Syariah memberikan hasil penyertaan modal sebesar Rp 86,98 miliar per Juni 2022.
BUMD Riau lain yang mendapat suntikan dana terbesar pada urutan kedua adalah PT Riau Airlines (RAL). Namun, kondisi RAL kini tak jelas lagi pasca berhenti operasional pada tahun 2013 lalu. Kabar terakhir pesawat RAL telah menjadi bangkai besi tua di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta.
BUMD yang awalnya digadang-gadang sebagai simbol lepas landasnya Riau, telah menyedot dana APBD sebesar Rp 149,7 miliar. Ironisnya, sejak berdiri pada tahun 2021 lalu, Riau Airlines sama sekali tidak memberikan hasil penyertaan modal (dividen) ke Pemprov Riau sebagai pemegang saham mayoritas. Bahkan, dikabarkan RAL menderita utang jumbo yang saat ini tak jelas penyelesaiannya.
Sementara itu, PT Pengembangan Investasi Riau (PIR) merupakan BUMD yang menerima penyertaan modal terbesar urutan ketiga dengan total Rp 124,99 miliar. Namun ironisnya, per Juni 2022, PT PIR hanya memberikan hasil investasi sebesar Rp 2,56 miliar.
BUMD PT Sarana Penjaminan Daerah (Jamkrida) Riau telah mendapat suntikan modal sebesar Rp 25,46 miliar lebih. Namun, pada tahun 2022, Jamkrida dalam rangka pengembangan bisnis dan kompetisi, mendapat suntikan penyertaan modal sebesar Rp 25 miliar. Sehingga, BUMD ini total telah menerima penyertaan modal sebesar Rp 50,46 miliar. Dengan modal tersebut, per Juni 2022, Jamkrida telah menyumbangkan hasil optimal sebesar Rp 4,1 miliar lebih.
Sementara itu, PT Bumi Siak Pusako (BSP) telah mendapat suntikan modal sebesar Rp 45 miliar dengan kontribusi pengembalian investasi sebesar Rp 4,96 miliar per Juni 2022.
Ada satu BUMD yang masih tercatat dan dilaporkan dalam Buku APBD Tahun 2022 yakni PT Askrida dengan total penyertaan modal sebesar Rp 1,25 miliar. BUMD ini tertera telah memberikan kontribusi sebesar Rp 200 juta lebih.
Sementara itu, selain PT Riau Airlines, terdapat 3 BUMD lainnya yang dilaporkan tidak memberikan kontribusi hasil penyertaan modal sebagai penerimaan asli daerah (PAD) per Juni 2022.
Ketiga BUMD tersebut yakni PT Sarana Pembangunan Riau (SPR) yang telah mendapat total suntikan penyertaan modal sebesar Rp 49 miliar lebih. Juga PT Riau Petroleum menerima total kucuran modal sebesar Rp 7,25 miliar.
Terakhir, PT Permodalan Ekonomi Rakyat (PER) dengan total suntikan modal sebesar Rp 80 miliar lebih, namun per Juni 2022 dilaporkan tidak memberikan deviden (hasil) dari penyertaan modal bersumber dari APBD Riau. (CR-01)