Mobil Buatan Indonesia Laku Rp85 Triliun di Luar Negeri
SABANGMERAUKE NEWS - Industri otomotif menjadi salah satu sektor manufaktur, yang memberi kontribusi positif pada perekonomian nasional. Tidak hanya dari jumlah penjualan semata, namun juga penyerapan tenaga kerja serta tingkat kandungan lokal.
Oleh sebab itu, Kementerian Perindustrian secara konsisten menjalankan pengembangan industri otomotif di dalam negeri dengan berbagai cara.
“Agar, industri otomotif di Indonesia mampu menjadi pusat produksi bagi pasar ekspor,” ujar Juru Bicara Kemenperin, Febri Hendri Antoni Arif melalui keterangan resmi, dikutip Rabu, (1/2/2023).
Febri menuturkan, sektor industri otomotif di tanah air pada tahun lalu menunjukkan kinerja yang sangat positif meski diterpa masalah inflasi di berbagai negara dan dampak konflik Rusia-Ukraina.
“Manufaktur kendaraan roda empat nasional berhasil menjadi pahlawan devisa, dengan kemampuan ekspor secara CBU (completely built up) sebesar 473 ribu unit mobil, meningkat 60,7 persen dibanding 2021 yang berjumlah 294 ribu,” tuturnya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik, pada tahun lalu ekspor kendaraan CBU nilainya mencapai US$5,7 miliar atau sekitar Rp85 triliun. Jumlah itu naik 63,5 persen dibanding tahun sebelumnya, yang tercatat US$3,5 miliar atau setara Rp52 triliun.
“Apabila nilai ekspor dan impor kendaraan CBU dibandingkan, secara nilai menghasilkan surplus devisa sebesar US$3,4 miliar (setara Rp50 triliun), meningkat 64 persen dibandingkan tahun 2021 yang berjumlah US$2 miliar,” ungkapnya.
Namun demikian, Febri mengakui masih banyak tantangan yang dihadapi oleh industri otomotif. Beberapa di antaranya terkait ketersediaan bahan baku, kekurangan semikonduktor, logistik dan transportasi, serta biaya energi yang tinggi.
Direktur Industri Maritim, Alat Transportasi, dan Alat Pertahanan Kemenperin, R Hendro Martono menjelaskan bahwa untuk mengatasi tantangan tersebut pihaknya mendorong perusahaan untuk menjangkau pasar-pasar baru, menguatkan inovasi, serta meningkatkan anggaran riset dan pengembangan.
Hal lain yang tidak kalah penting, kata Hendro yaitu memastikan ketersediaan bahan baku supaya proses produksi industri otomotif dapat berjalan dengan baik.
“Menteri Perindustrian juga meminta komitmen para pelaku industri otomotif untuk meningkatkan kandungan produk lokal, baik suku cadang maupun komponen dalam proses manufaktur,” jelasnya. (RE-01)