Jokowi Diminta Copot dan Ganti Kepala BRIN, Kenapa?
SABANGMERAUKE NEWS - Presiden Joko Widodo (Jokowi) diminta mencopot dan mengganti Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Laksana Tri Handoko. Permintaan itu disampaikan Anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mulyanto.
Mulyanto pun membeberkan sejumlah ‘dosa’ Kepala BRIN itu sehingga layak diganti. Tri dianggap gagal mengkonsolidasikan lembaga, sumber daya manusia (SDM) dan anggaran dari badan yang dipimpinnya.
“Akibat kegagalan tersebut muncul berbagai kejadian kurang baik terkait BRIN. Saya menganggap pimpinan BRIN yang ada sekarang ini tidak dapat mengkonsolidasikan lembaga-lembaga di bawah kewenangannya,” katanya, Rabu (1/2/2023).
Mulyanto heran sejak awal pembentukan BRIN hingga sekarang proses transisional belum kelar, baik dari aspek SDM, organisasi kelembagaan maupun anggaran. Menurutnya, kapasitas implementasi program sangat lemah dan tidak implementatif sehingga muncul beberapa kasus terkait BRIN.
Dia mencatat sejumlah kejadian menghebohkan masyarakat. Hal ini dinilai disebabkan tidak rapinya koordinasi di BRIN. Misalnya, peristiwa kehebohan masyarakat Banten akibat pernyataan salah satu peneliti BRIN yang menyebut potensi banjir besar di Jabodetabek.
“Ketika ada indikasi awal akan terjadi badai besar, salah satu peneliti BRIN, tanpa melakukan koordinasi dan validasi data langsung tampil membuat pernyataan bahwa akan ada badai besar di Banten. Akibatnya warga panik,” ujarnya.
Oleh karena itu, dia menilai dengan kondisi seperti ini, tidak heran bila Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan persoalan anggaran infrastruktur 2022 di BRIN dan Ombudsman menemukan berbagai persoalan terkait SDM.
“Jadi cita-cita ingin mengkonsolodasikan, mengintegrasikan lembaga riset tidak terjadi. Yang bisa dilakukan kepala BRIN saat ini hanya menggabungkan status kelembagaan saja. Di dalamnya konsolidasi anggaran, program, tidak jalan,” tegas Mulyanto. (RE-02)