Mengenal Apokaliptik yang Diduga Penyebab Kematian Satu Keluarga di Kalideres
SABANGMERAUKE NEWS - Tewasnya satu keluarga di sebuah rumah di daerah Kalideres belum kunjung terungkap penyebabnya.
Meski begitu, muncul salah satu dugaan bahwa keluarga itu menganut paham tertentu seperti apokaliptik.
Dugaan itu disampaikan Kriminolog dari Universitas Indonesia, Adrianus Eliasta Meliala.
Adrianus mengatakan paham tersebut pernah menyebabkan kematian massal di Guyana, Amerika Selatan pada 1978.
"Jadi mungkin mirip dengan kelompok yang mati massal di Guyana. Atau yang melakukan sesajian massal di pinggir laut dan malah disapu ombak semua. Karena kematian adalah tujuan akhir, maka mereka tidak takut," jelas Adrianus.
Tak hanya itu, ia juga menduga keempat anggota keluarga itu memilih jalan yang tergolong ekstrem untuk kemudian mengakhiri hidup.
"Mungkin ini konsepsi 'silih' yakni membuat diri menderita demi suatu kenikmatan di kemudian hari," tutur dia.
Lalu apa itu paham apokaliptik yang diduga penyebab tewasnya satu keluarga di Kalideres?
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), apokaliptik adalah pemikiran yang berkaitan dengan kehancuran dunia pada akhir zaman atau kiamat.
Masih senada dengan pengertian KBBI, dalam kamus Macmillan, apokaliptik adalah menggambarkan atau mengharapkan saat ketika hal-hal yang sangat buruk akan terjadi atau dunia akan hancur.
Sementara itu, dalam kamus Oxford, apokaliptik diartikan menggambarkan kerusakan dan kehancuran yang sangat serius di masa lalu atau masa depan.
Menurut kamus Merriam-Webster, apokaliptik juga berkaitan dengan akhir zaman atau kiamat. Selain itu, disebutkan pula bahwa apokaliptik merupakan firasat bencana yang akan segera terjadi atau malapetaka terakhir.
Dalam kamus Collins, apokaliptik berarti berkaitan dengan atau melibatkan prediksi tentang bencana di masa depan dan kehancuran dunia.
Dalam beberapa kamus di atas dapat dilihat bahwa pengertian apokaliptik seluruhnya hampir mirip, yaitu mengenai kehancuran dunia atau kiamat.
Sementara itu, dalam pengantar buku 'Christian Reflection: A Series in Faith and Ethics' dijelaskan banyak kekerasan atau kejahatan agama terinspirasi dari paham apokaliptik.
Hal tersebut terjadi karena adanya kesalahpahaman dari paradigma apokaliptik. Lebih lanjut, dalam buku tersebut dijelaskan bahwa paham tersebut juga sering dikaitkan dengan agenda politik, ekonomi, dan sosial yang tidak secara eksplisit bersifat religius.
Adrianus Eliasta Meliala menyebut kasus kematian keluarga di Kalideres berkaitan dengan aliran tersebut. Sebenarnya sudah ada banyak kasus sekte apokaliptik di dunia.
Tak hanya itu, paham apokaliptik juga sempat heboh ketika kematian massal anggota sekte Heaven’s Gate terkuak.
Ini merupakan aliran yang percaya akan datangnya penghakiman Tuhan karena dunia ini sudah rusak dan akan digantikan oleh dunia baru. Dalam dunia baru itu yang baik akan dianugerahi kebaikan, sedangkan yang jahat akan dihukum.
Bahkan tak sedikit korban jiwa yang melayang akibat aliran sesat ini. sabangmerauke news merangkum dari berbagai sumber tentang beberapa sekte apokaliptik di dunia yang paling mengerikan.
1. Heaven’s Gate
Para anggota Heaven’s Gate memutuskan bunuh diri massal pada tahun 1997. Jumlah korbannya sebanyak 39 orang terdiri dari 21 wanita dan 18 pria.
Dialihbahasakan dari abcnews, Heaven’s Gate termasuk sekte aneh dan rahasia yang dibentuk pada 1970-an oleh Marshall Herff Applewhite (dikenal Do) dan Bonnie Lou Nettles (dikenal Ti). Applewhite mengalami depresi.
Ia mengaku mulai mendengar suara-suara di kepalanya dan memiliki penglihatan apokaliptik. Saat itu Applewhite bertemu Nettles yang percaya pada UFO dan astrologi lebih dahulu.
Menurut mantan temannya, Applewhite mengatakan suara di kepalanya berasal dari roh yang memberitahunya bahwa suatu hari ia akan menjadi juru selamat. Sejak itu, Applewhite dan Nettles mulai mencari pengikut.
Pengikutnya dipaksa memutuskan kontak dari keluarga, berpenampilan aseksual hingga dikebiri. Mereka percaya akan ada pesawat ruang angkasa alien yang membawa mereka ke surga setelah komet Hale-Bopp ditemukan.
Anehnya, ketika komet Hale-Bopp melintas dekat Bumi Maret 1997, pengikut Heaven’s Gate memutuskan minum campuran fenobarbital dan vodka yang menyebabkan kematian.
2. Wayne Bent
Wayne Bent mempimpin sekte apokaliptik di daerah terpencil gurun New Mexico. Ia mengaku sebagai anak Tuhan dan bisa bunuh diri kapan saja.
Bent (dikenal Michael Travesser) dipenjara 10 tahun atas tindak pelecehan seksual terhadap remaja di tahun 2006. Ia dinyatakan bersalah setelah ketahuan memperkosa dua remaja, yang merupakan adiknya sendiri (usia 14 dan 16 tahun).
Diberitakan The Sun, Bent mengaku telah berhubungan seks dengan istri putranya beberapa kali dengan alasan "Tuhan memaksaku". Ia mengklaim bahwa Tuhan membuatnya jatuh ke lantai dan mulai bergoyang-goyang di atas menantu perempuannya.
Mantan anggota sekte tersebut memberikan kesaksian, jika mereka melakukan misi bunuh diri, tidak ada yang bisa menghentikan. Semua anggota aliran sesat ini yakin, bunuh diri adalah cara tepat ke surga.
"Ketika berada di sana, Bent mengira akhir dunia akan terjadi, tetapi saya tidak berpikir itu adalah bunuh diri pada saat itu - setidaknya tidak pernah terpikir oleh saya seperti itu, kami tidak pernah menempuh jalan seperti itu," ujar salah satu anggota.
Mei 2007, Bent memicu ketakutan akan terjadinya bunuh diri massal setelah memposting kalimat "Saya siap untuk pergi dan saya ingin membawa semua anak saya bersama saya". Bahkan tahun 2009, pengikut yang lain rela mogok makan, menolak perawatan medis, hingga mau mati demi Bent dibebaskan dari penjara.
3. Peoples Temple - Jim Jones
Dikutip dari The Guardian, kematian massal akibat bunuh diri dari sekte apokaliptik terbesar dant terbanyak terjadi di Guyana, Amerika. lebih dari 900 anggota sekte Peoples Temple yang dipimpin Jim Jones melakukan bunuh diri pada 1978.
Mereka minum racun sianida bersama atas perintah Jim Jones. Tahun 1970an, basis Peoples Temple berada di San Francisco. Disana Jones disegani bahkan mendapat dukungan dari kelompok politik.
Namun hal aneh dan menyeramkan mulai tercium. Jones memaksa pengikutnya untuk memberi harta pribadi mereka, bekerja berjam-jam tanpa bayaran untuk gerejanya hingga memutuskan kontak dengan keluarga.
Hal-hal ini membuat media penasaran dan terus mengulik kejanggalan sekte Peoples Temple. Akhirnya tahun 1977, Jones memindahkan basisnya ke Guyana dan memutuskan membangun masyarakat utopis tanpa campur tangan pemerintah atau media.
Wilayah itu disebut Jonestown. Ia memiliki penjaga bersenjata bernama Red Brigade. Sementara Jones terus memberikan propaganda kepada pengikutnya agar tidak keluar.
Para keluarga anggota Peoples Temple mulai khawatir karena anak-anak mereka tidak memberi kabar. Anggota kongres California Leo Ryan bersama para jurnalis pun memutuskan pencarian fakta ke Jonestown.
Mereka tiba di Jonestown 17 November 1978. Namun besoknya 18 November, seorang anggota sekte menikam Leo Ryan. Anggota kongres California ini terbunuh saat para rombongan berusaha naik pesawat untuk menyelamatkan diri. Empat orang lain pun turut terbunuh.
Alih-alih menyerahkan diri kepada pihak berwajib, Jim Jones justru menyegel komunitasnya dan memutuskan bunuh diri. Belakangan, FBI menemukan detik-detik rekaman audio ketika para pengikut sekte Peoples Temple menangis histeris ketika menerima cangkir dan jarum suntik sianida.
4. Sekte Kiamat Rusia
Paham apokaliptik pun pernah membuat kasus tak masuk akal di Russia. 29 anggota sekte yang merupakan sebagian penduduk desa Nikolskoye, Rusia tiba-tiba menghilang pada Oktober 2007.
Mereka ditemukan di sebuah gua bawah tanah yang terpencil di wilayah Penza. Pengikut sekte kiamat ini memutuskan membarikade diri mereka di dalam gua sampai Mei 2008 - tanggal ketika pemimpin spiritual mereka memberi tahu mereka bahwa dunia akan berakhir.
Para pengikut yang saat itu terdiri dari 25 orang dewasa, 3 anak, dan bayi berusia 16 bulan menolak keluar gua meskipun sudah dibujuk pihak berwenang.
"Mereka menutup pintu masuk dan menolak untuk keluar dan mengancam akan meledakkan diri. Mereka mengancam akan meledakkan tangki bensin," kata seorang pejabat di kantor kejaksaan setempat, dikutip dari The Guardian.
Belakangan terungkap, pemimpin sekte tersebut adalah Pyotr Kuznetsov, seorang arsitek dari Belarus. Ia mulai menyebarkan pesannya tentang malapetaka apokaliptik dan menetap di desa itu.
Polisi kemudian menangkap Kuznetsov. Pemimpin sekte ini ternyata menderita skizofrenia dan dalam beberapa bulan terakhir Kuznetsov telah tidur di peti mati. (*)