Inflasi Kota Pekanbaru Capai 6,4 Persen, Ini Penyebabnya
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Riau mencatat, pada Oktober 2022, gabungan 3 kota, yakni Pekanbaru, Dumai, dan Tembilahan dari bulan ke bulan mengalami deflasi sebesar 0,69 persen.
Sementara inflasi dari tiga kota tersebut dari bulan Januari-Oktober 2022 sebesar 5,72 persen.
Namun, jika dibandingkan dengan periode Oktober 2021-Oktober 2022 atau year on year (yoy), Riau mengalami inflasi sebesar 6,17 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 112,89.
Ketua BPS Misfaruddin mengatakan, dari 3 kota IHK di Provinsi Riau, semuanya mengalami deflasi. Deflasi Kota Pekanbaru sebesar 0,72 persen dan inflasi yoy-nya 6,44 persen.
Kota Dumai sebesar 0,59 persen dan inflasi yoy sebesar 5,60 persen. Untuk Kota Tembilahan sebesar 0,70 persen dan inflasi yoy sebesar 4,26 persen.
Misfaruddin menambahkan, deflasi terjadi karena adanya penurunan harga pada satu indeks kelompok pengeluaran, yaitu kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 2,69 persen.
Di sisi lain sembilan kelompok mengalami inflasi, yaitu kelompok transportasi sebesar 0,51 persen diikuti kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran sebesar 0,46 persen, kelompok rekreasi, olahraga dan budaya sebesar 0,35 persen, kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,34 persen.
Lalu, untuk kelompok kesehatan sebesar 0,33 persen, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 0,08 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,07 persen, kelompok pakaian dan alas kaki dan kelompok informasi, komunikasi, dan jasa keuangan masing-masing sebesar 0,01 persen.
“Sedangkan kelompok pendidikan relatif stabil dibanding bulan sebelumnya,” tutur Misfaruddin.
Adapun komoditas yang memberikan andil penurunan harga pada Oktober 2022, yakni cabai merah, telur ayam ras, ayam hidup, cabai rawit, daging ayam ras, cabai hijau, minyak goreng, angkutan udara, jengkol, dan lain-lain.
Sementara komoditas yang memberikan andil kenaikan harga, yakni beras, bensin, rokok kretek filter, nasi dengan lauk, kue kering berminyak, ikan tongkol, dan lain-lain.
Dari 24 kota di Sumatera yang menghitung IHK, dua puluh dua kota mengalami deflasi, dengan deflasi tertinggi terjadi di Kota Gunungsitoli sebesar 1,48 persen , diikuti oleh Kota Bungo sebesar 1,14 persen dan Kota Sibolga sebesar 1,09 persen.
“Sementara itu inflasi terjadi di dua kota, yaitu Kota Meulaboh sebesar 0,19% dan Kota Lhokseumawe sebesar 0,04%. Berdasarkan urutan inflasi kota-kota di Sumatera, kota-kota di Provinsi Riau berturut-turut, yakni Pekanbaru urutan ke-5, Tembilahan urutan ke-6 dan Dumai urutan ke-8,” pungkas Misfaruddin. (Cr8)