Untung Rugi NasDem Usung Anies Baswedan, Survei: Pendukung di Indonesia Timur Turun, Pemilih Muslim Belum Ngefek!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Keputusan cepat Partai NasDem mengusung Anies Baswedan sebagai capres 2024 menimbulkan konsekuensi dukungan terhadap partai bentukan Surya Paloh tersebut. Kiprah NasDem sedang dipertaruhkan, antara mendapat bonus dukungan pemilih atau sebaliknya makin melorot dalam pemilu dua tahun mendatang.
Analisis lembaga survei Saeful Mujani Research and Center (SMRC) justru menyebut usai mendukung Anies sebagai capres, Partai NasDem berpotensi kehilangan suara dari kantong pemilih di wilayah Indonesia Timur.
Hal tersebut berbanding terbalik saat NasDem mengusung Joko Widodo dalam pemilu 2019 lalu. Kala itu, NasDem mendapat coattail effect atau efek ekor jas dengan peningkatan suara sebesar 6 persen. Pada pemilu 2014, NasDem yang juga menjadi pengusung Jokowi mendapat suara dari 7,5 persen, dan du tahun 2019 naik menjadi 13,2 persen.
Berbeda halnya saat ini ketika NasDem mengusung Anies, hasil survei justru menunjukkan dukungan pada NasDem di Indonesia bagian Timur mengalami penurunan dari 10.8 persen (Mei 2021) menjadi 3,9 persen (Agustus 2022). Khusus untuk dukungan pemilih nonmuslim di wilayah itu, suara NasDem juga turun dari 6,8 persen menjadi 2,5 persen pada periode yang sama.
Sementara, dukungan terhadap NasDem di provinsi berbasis pemilih muslim seperti Jawa Barat belum terlihat meningkat signifikan. SMRC menemukan dalam rentang 1,5 tahun, pemilih muslim yang mendukung NasDem hanya meningkat 0,4 persen dari 3,3 menjadi 3,7 persen.
Direktur Riset SMRD Deni Irvani menjelaskan dari hasil survei SMRC tersebut, isu NasDem mencalonkan Anies yang mencuat sebelum deklarasi kemarin, punya dampak terhadap perubahan wajah pemilih partai tersebut.
"Suara NasDem di Indonesia Bagian Timur dan dari kelompok pemilih nonmuslim mengalami penurunan. Sementara hingga Agustus 2022 belum terlihat ada penguatan dukungan yang signifikan untuk NasDem dari Indonesia Bagian Barat dan kelompok pemilih muslim," kata Deni.
Manfaatkan Momentum
Pengamat Politik Universitas Andalas Ilham Aldelano Azre menilai berbeda terkait hasil riset SMRC. Menurutnya, langkah cepat NasDem mendeklarasikan Anies sebagai bakal capres 2024 ini justru akan menciptakan efek ekor jas yang positif di Pemilihan Legislatif (Pileg) 2024.
"Saya rasa akan cenderung menguntungkan mereka daripada merugikan mereka ya. Karena mereka dapat momentum sebenarnya, pemilih loyal Anies ini sebenarnya kan kebalikan dari pemilih Pak Jokowi. Antitesis pemilih Jokowi, itu yang dicoba oleh partai NasDem untuk meraup suara tersebut," kata Ilham, Kamis (6/10/2022) malam.
Ilham juga menilai Anies dan NasDem memiliki hubungan yang telah berlangsung panjang di mana salah satunya saat mendeklarasikan gerakan ormas Nasional Demokrat pada 2010 silam. Histori relasi itu, katanya, juga menjadi bekal bagi NasDem untuk mengambil keuntungan dari pencalonan Anies.
"Anies bisa dikapitalisasi NasDem, jadi NasDem ini adalah Anies Baswedan. Jadi momentumnya Anies dapat sama mereka hari ini, nggak ada partai lain yang bisa mengkapitalisasi pengaruh Anies, selain NasDem," papar Ilham.
Pengamat Politik Universitas Padjajaran Idil Akbar melihat pencapresan Anies itu bisa berpengaruh terhadap pemilih muslim terhadap NasDem. Menurutnya, berdasar hitungan politik dan hasil survei belakangan ini, Anies bisa memberikan kontribusi itu kepada partai pengusungnya.
"Harus diakui pemilih terbesar di Indonesia itu mayoritas Muslim dan banyak juga dari mereka yang katakanlah melihat performance Anies. Kelompok itu yang mereka sasar sebagai target pemilih di Pemilu 2024," ujar Idil.
Adapun terkait gejolak yang timbul di kalangan kader maupun potensi perubahan pemilih usai pendeklarasian Anies itu, ia melihat hal itu sudah menjadi bagian dari dinamika politik yang mungkin telah diperhitungkan DPP NasDem.
"Mereka paham betul, tetapi sejauh yang saya tangkap, pemilihnya masih belum ada gejolak signifikan atau gimana-gimana sampai mengganggu elektabilitas NasDem. Tentu ada perhitungan mereka juga, konsekuensi politik yang akan mereka dapatnya, insentif politik yang mereka dapatkan mungkin jauh lebih besar daripada konsekuensinya," tegas Idil.
Ia pun mengingatkan ada faktor lain pada 2024 mendatang yang bisa berpengaruh pada suara partai, yakni mengenai cawapres pendamping Anies dan caleg yang maju di Pileg 2024. Bukan tidak mungkin dua faktor itu akan menjadi penyelamat lumbung suara NasDem di kalangan pemilih non-Muslim. (*)