Sejarah Lagu Kebebasan Akademis 'Gaudeamus Igitur', Sempat Dituduh Ajakan untuk Hedonisme
SABANGMERAUKE NEWS - Jika Anda seorang mahasiswa atau pernah menempuh pendidikan di perguruan tinggi, pasti tidak asing dengan lagu Gaudeamus Igitur yang selalu dinyanyikan saat wisuda.
Gaudeamus Igitur dalam terjemahan bebaz Bahasa Indonesia berarti 'Karenanya, Marilah Kita Bergembira' adalah lagu berbahasa Latin yang merupakan lagu komersium akademik dan sering dinyanyikan di berbagai negara Eropa. Di negara-negara Barat, lagu ini dinyanyikan sebagai anthem dalam upacara kelulusan.
Di Indonesia sendiri, lagu Gaudeamus Igitur tidak hanya untuk upacara wisuda, namun juga untuk penyambutan mahasiswa baru.
Misalnya, Universitas Indonesia sudah menjadi tradisi tersendiri untuk menyanyikan lagu ini saat upacara pelepasan wisudawan dan penyambutan mahasiswa baru. Sedangkan di Institut Kesenian Jakarta lagu ini menjadi salah satu lagu wajib yang harus dihapalk oleh semua mahasiswa baru.
Melodi lagu ini terinspirasi oleh lagu abad pertengahan, Bishop of Bologna ciptaan Strada. Gaudeamus pada zaman dahulu di Jerman merupakan lagu perjuangan kebebasan akademi. Liriknya mencerminkan semangat para pelajar meskipun dengan pengetahuan bahwa pada suatu hari nanti kita semua akan mati.
Liriknya pernah dikaitkan dengan kehidupan hedonisme yang seolah menggambarkan kehidupan dengan pandangan bahwa kesenangan dan kenikmatan merupakan tujuan hidup.
Tetapi, makna dari lirik tersebut bukanlah untuk ajakan hedonisme. Melainkan sebuah pengakuan adanya alam lain setelah kematian, yakni surga dan neraka.
Di negara-negara Barat, lagu Gaudeamus Igitur juga dilantunkan sebelum bersulang bir dalam perayaan atas pencapaian suatu keberhasilan, dan bukan berarti untuk mabuk-mabukkan.
Tidak diketahui sejak kapan lagu ini menjadi pengiring 'pesta-pesta' tersebut. Namun sering kali karena lagu tersebut merupakan lagu yang membuat mereka mengenang akan masa-masa sekolah dan kuliah menjadi alasan lagu tersebut selalu dipilih dalam menemani acara minum.
Kebiasaan ini berkaitan erat dengan acara minum bersama pada malam hari setelah acara kelulusan. Setelah sekian lama mengikuti kegiatan akademis yang melelahkan, para pelajar tersebut mengulangi lagu Gaudeamus Igitur yang dinyanyikan sebelumnya oleh paduan suara universitas untuk merayakan keberhasilan mereka.
Kebiasaan inilah yang akhirnya terbawa-bawa dalam acara-acara resmi publik dan acara privat lainnya yang membuat lagu ini dikenal sebagai lagu pesta.
Lalu bagaimana lirik dan terjemahan dari lagu Gaudeamus Igitur?
Simak lirik lagu Gaudeamus Igitur dan terjemahannya berikut ini:
Gaudeamus igitur,
Iuvenes dum sumus,
Post molestam senectutem
Nos habebit humus.
Mari kita bersenang-senang
Selagi masih muda.
Setelah masa muda yang penuh keceriaan
Setelah masa tua yang penuh kesukaran
Tanah akan menguasai kita
Ubi sunt, qui ante nos
In mundo fuere,
Vadite ad superos,
Transite ad inferos,
Ubi jam fuere.
Kemana orang-orang sebelum kita
Yang pernah hidup di dunia ini?
Terbanglah ke surga
Terjunlah ke dalam neraka
Bila kau ingin menjumpai mereka
Vita nostra brevis est,
Brevi finietur,
Venit mors velociter,
Rapit nos atrociter,
Nemini parcetur.
Hidup kita sangatlah singkat
Berakhir dengan segera
Maut datang dengan cepat
Merenggut kita dengan ganas
Tak seorang pun mampu menghindar
Vivat Academia,
Vivant Professores,
Vivat membrum quodlibet,
Vivant membra quaelibet,
Semper sint in flore!
Panjang umur akademi!
Panjang umur para pengajar!
Panjang umur setiap pelajar!
Panjang umur seluruh pelajar!
Semoga mereka terus tumbuh berkembang!
Vivant omnes virgines
Faciles, formosae
Vivant et mulieres
Bonae, laboriosae.
Panjang umur para gadis!
Yang sederhana dan elok
Juga, hidup para wanita!
Yang lembut dan penuh cinta
Jujur, pekerja keras
Vivat et respublica,
Et qui illam regit,
Vivat nostra civitas,
Mecaenatum caritas,
Quae nos hic protegit.
Hidup negaraku!
Dan pemerintahannya
Hidup kota kami!
Dan kemurahan hati para dermawan
Yang telah melindungi kami
Pereat tristitia,
Pereant osores,
Pereat diabolus,
Quivis Antiburschius,
Atque irrisores.
Enyahlah kesedihan
Enyahlah kebencian
Enyahlah kejahatan
Dan siapa pun yg anti mahasiswa
Juga mereka yang mencemoh kami (*)