Nader Thaher 19 Tahun Buron dan Berganti-ganti KTP, Kejati Riau Selidiki Pihak yang Membantu
Nader Thaher (69), tersangka kasus korupsi kredit macet Bank Mandiri Riau senilai Rp 35,9 miliar, akhirnya ditangkap setelah buron selama 19 tahun. Foto : Istimewa
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Nader Thaher (69), tersangka kasus korupsi kredit macet Bank Mandiri Riau senilai Rp 35,9 miliar, akhirnya ditangkap setelah buron selama 19 tahun.
Tim gabungan Kejaksaan Agung, Kejati Riau, dan Kejari Pekanbaru menangkapnya di Apartemen Gateway Ciracas, Bandung, Jawa Barat, pada Kamis (13/2/2025) sekitar pukul 16.50 WIB.
Kepala Kejati Riau, Akmal Abbas, membenarkan bahwa Nader telah lama menjadi buronan sejak Mahkamah Agung (MA) menjatuhkan vonis pada 24 Juli 2006.
"Dia telah berstatus buronan sejak Mahkamah Agung menjatuhkan vonis terhadapnya pada 24 Juli 2006," kata Akmal, Jumat (14/2/2025).
Setelah ditangkap, Nader diterbangkan ke Pekanbaru dan tiba di Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II pada Jumat pagi.
Ia langsung digelandang ke kantor Kejati Riau untuk konferensi pers.
Saat tiba di sana, ia menolak berkomentar. Tak lama kemudian, ia mengalami sesak napas dan diberikan alat bantu pernapasan.
Ganti Identitas di Bandung
Nader Thaher adalah mantan Presiden Direktur PT Siak Zamrud Pusaka. Ia melarikan diri pada 3 April 2006 setelah bebas demi hukum dari Lapas Pekanbaru selama proses kasasi.
Namun, setelah MA memperpanjang masa hukumannya menjadi 14 tahun penjara, ia tidak kembali menjalani hukuman.
Selama pelariannya, Nader diduga berpindah tempat dan bahkan sempat kabur ke Singapura. Ia juga mengganti identitasnya pada 2014 dengan membuat KTP baru di Cianjur dan Kabupaten Bandung dengan nama "H Toni".
"Apakah sudah sampai ke luar negeri atau tidak, tidak terlacak. Akhir-akhir ini baru kita dapat informasi bahwa dia berada di Indonesia," ujar Akmal.
Setelah tertangkap, kondisi fisik Nader sudah banyak berubah. "Dulu masih muda dan gagah, sekarang sudah tua," tambahnya.
Kasus Korupsi Kredit Macet
Kasus korupsi yang melibatkan Nader berkaitan dengan kredit macet Bank Mandiri tahun 2002 untuk pengadaan empat unit rig beserta perlengkapannya yang dipesan PT Caltex Pacific Indonesia. Kerugian negara akibat kasus ini mencapai Rp 35,9 miliar.
Pada awalnya, Pengadilan Negeri Pekanbaru menjatuhkan hukuman 14 tahun penjara kepada Nader. Ia mengajukan banding, dan Pengadilan Tinggi Riau mengurangi hukumannya menjadi 7 tahun.
Namun, setelah mengajukan kasasi, MA kembali memperberat hukumannya menjadi 14 tahun penjara, dengan denda Rp 250 juta dan kewajiban membayar uang pengganti Rp 35,97 miliar. Jika tidak dibayar dalam satu bulan, harta kekayaannya akan disita dan dilelang.
Jika tidak memiliki harta yang cukup, hukumannya ditambah 3 tahun penjara. Akmal menegaskan bahwa penegakan hukum akan terus dilakukan tanpa pandang bulu.
"Penangkapan ini adalah bukti komitmen Kejaksaan dalam menindak buronan. Tidak ada tempat yang aman bagi pelaku kejahatan untuk bersembunyi. Cepat atau lambat, kami akan menemukan dan mengeksekusi putusan pengadilan," tegasnya.
Penyidikan Lebih Lanjut
Saat ini, Nader Thaher telah ditahan dan akan menjalani proses hukum sesuai dengan putusan MA.
Pihak Kejati Riau juga akan menelusuri kemungkinan adanya jaringan yang membantu pelariannya selama hampir dua dekade.
Penangkapan Nader menjadi salah satu pencapaian besar dalam upaya pemberantasan korupsi di Indonesia. Kasus ini menjadi pengingat bahwa pelaku kejahatan tidak akan bisa lari dari hukum.(R-03)