Profil dan Sepak Terjang Maruarar Sirait Sebelum Hengkang dari PDI Perjuangan: Putra Pendiri PDI, 3 Periode Jadi Anggota DPR
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Secara mengejutkan, politikus PDI Perjuangan, Maruarar Sirait memutuskan pamit dari partai berlogo banteng moncong putih. Keputusan itu disampaikan usai mendatangi kantor DPP PDI Perjuangan, Senin (15/1/2024).
"Sesudah saya berdoa dan berdiskusi dengan orang terdekat, teman-teman terdekat, saya memutuskan untuk pamit dari PDI Perjuangan," kata Maruarar kepada media.
"Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Mega, Pak Hasto dan jajaran partai karena selama ini sudah mengizinkan saya berbakti melalui PDI Perjuangan," ucap mantan Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) sayap PDI Perjuangan.
Ia membeberkan alasannya meninggalkan PDI Perjuangan. Salah satunya adalah mengikuti langkah politik Presiden Joko Widodo (Jokowi). Namun ia tak memerinci apakah alasan itu adalah mendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden nomor urut 2 Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, tidak seperti PDI-P yang mengusung Paslon nomor urut 3 Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
"Saya memilih untuk mengikuti langkah Pak Jokowi karena saya percaya Pak Jokowi adalah pemimpin yang sangat didukung oleh rakyat Indonesia," tuturnya.
"Saya mohon maaf, saya mengajarkan kalian untuk loyal, tetap bersama PDI Perjuangan tapi izinkanlah dengan keterbatasan saya, saya pamit. Semoga PDI Perjuangan mendapatkan kader yang lebih baik, lebih loyal, lebih profesional dan lebih berkualitas dari saya. Saya mohon pamit, merdeka," kata Ara, sapaan populernya.
Profil Maruarar Sirait
Sosok Ara, panggilan populer Maruarar memang masih tergolong sebagai politisi muda di Tanah Air. Namun, kiprahnya cukup bersinar.
Ia pernah menjadi anggota DPR RI dari PDI Perjuangan selama tiga periode, yakni masa jabatan 2004-2009, 2009-2014, dan 2014-2019.
Namun, pada Pemilu 2019, Maruarar kembali mencalonkan diri menjadi anggota DPR, namun gagal melenggang ke Senayan. Sejak saat itu, pamornya mulai turun dari blantika politik di Tanah Air.
Terakhir, pada 20 September 2023 lalu, Maruarar ditunjuk sebagai Ketua Satuan Tugas (Satgas) Anti-Mafia Sepak Bola oleh Ketua Umum Persatuan Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI) Erick Thohir.
Maruarar pernah santer dikabarkan bakal menjadi menteri sesaat setelah Presiden Jokowi dilantik sebagai RI-1 pada Oktober 2014. Isu yang berembus saat itu, Maruarar akan menjabat Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo). Tapi, kabar itu tak pernah terwujud, bahkan hingga saat ini.
Ara lahir di Medan, pada 23 Desember 1969 silam. Ia adalah putra dari Sabam Sirait, tokoh senior PDI Perjuangan.
Sabam yang sempat menjadi anggota Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI adalah salah satu figur yang turut membidani berdirinya Partai Demokrasi Indonesia (PDI) pada 1973 silam imbas fusi partai politik.
Sebelumnya Sabam adalah pentolan Partai Kristen Indonesia (Parkindo). Sabam juga beberapa periode menjadi anggota DPR RI, sejak era DPR-GR tahun 1967.
Pada saat reformasi meletus, Sabam terlibat aktif dalam pendirian PDI Perjuangan. Ia dikenal sebagai orang dekat Megawati Soekarnoputri. Bahkan, Sabam disebut-sebut aktor yang membujuk Megawati terjun ke dunia politik.
Darah politik itu sepertinya mengalir ke putranya Maruarar yang merupakan alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP) Universitas Parahyangan Bandung.
Selama menjadi mahasiswa, Ara aktif di Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) dan Resimen Mahasiswa Universitas Parahyangan. Di organisasi tersebut, Ara belajar diskursus soal politik dan berorganisasi.
Jabatan terakhirnya yakni menjadi Ketua Umum Taruna Merah Putih (TMP) organisasi sayap PDI Perjuangan.
Disebut Dekat Istana
Senior PDI Perjuangan, Hendrawan Supratikno sebelumnya menyebut kalau Ara seperti sedang menjaga jarak dengan partainya.
"Tapi naga-naganya sedang menjaga jarak, atau merasa prospek karier di partai tidak menjanjikan," kata Hendrawan.
Hendrawan menyebut kiprah Ara juga surut di PDI Perjuangan. Dia juga menyebut Ara terasa lebih dekat dengan Istana saat ini.
"Sejak tidak lagi jadi Ketum TMP, kiprahnya agak surut. Dia sudah diganti Hendrar Prihadi," kata Hendrawan.
"Beliau sekarang terasa lebih dekat ke Istana (Jokowi) dan lebih serius menggarap peluang bisnis," imbuh anggota DPR RI itu. (*)