Waduh! Guru SMA Negeri di Rokan Hilir Pukul Siswa Sampai Masuk Rumah Sakit
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Insiden dugaan kekerasan di dunia pendidikan terjadi di SMA Negeri 1 Bagan Sinembah, Rokan Hilir. Seorang guru agama yang juga wali kelas memukul siswanya hingga dirawat di rumah sakit.
Adalah G, siswa kelas X di SMA Negeri 1 Bagan Sinembah yang menjadi korbannya. Sementara, sang guru diduga berinisial F.
Siswa G saat ini tengah menjalani perobatan di RS Arifin Ahmad Pekanbaru. Sebelumnya korban sempat mendapatkan perawatan dari dua rumah sakit yang ada di Bagan Batu, yakni RS Indah dan RS Awal Bros Bagan Batu.
Dalam postingan di akun Facebook milik keluarga G, disebutkan bahwa G tengah menunggu tindakan tim medis di RS Awal Bros Bagan Batu.
Manager Marketing RS Awal Bros, dr Hety Yunita Claudia Pasaribu yang ditemui pada Rabu (13/8/2023) membenarkan pihaknya menerima pasien seorang laki-laki pada Rabu 6 September 2023 malam lalu.
"Dimana saat itu pasien tersebut datang bersama keluarganya dengan keluhan awal ketika masuk alasan ingin kontrol seputar keluhannya yang dialaminya," ujar dr Hety Yunita Claudia yang biasa disala Dr Tata.
Dr Tata menjelaskan, korban sempat dirawat di RS Indah Bagan Batu sekitar 3-4 hari. Selama dirawat di RS Awal Bros Bagan Batu, siswa G sempat mendapat tindakan operasi.
Setelah dioperasi, korban sempat pulang ke rumah. Namun belum diketahui penyebab sehingga korban kembali ke Rumah Sakit Awal Bros dan kemudian sudah dirujuk ke RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru.
"Sebenarnya kemarin kita cari tempat rujukan, tapi tidak ada yang kosong. Yang punya fasilitas untuk melakukan scanning semuanya penuh, makanya kita tunda. Terakhir kita ketahui dibawa ke Rumah Sakit Arifin Ahmad," ungkap dr Tata lagi.
Peristiwa itu sebelumnya sempat ramai diperbincangkan warganet Facebook. Pasalnya orangtua korban mengunggah postingan di akun T Manalu Rumabutar pada 3 September lalu dengan caption "Inilah korban pemukulan guru SMA Negeri".
Sementara akun Nurlena Manurung Nyonya Manalu diduga ibu korban dalam postingannya sempat heran apa yang menjadi penyebab sakit si anak.
Pasalnya, sakit yang dirasakan korban berkali-kali lipat itu diduga akibat pemukulan. Dari keterangan dokter penyakit anak karena usus buntu dan sakit dari bekas operasi usus buntu yang ditutup kembali karena usus buntunya tidak dapat diangkat serta akibat sakit dari usus besar yang mengalami pembengkakan karena infeksi.
"DUNIA TIPU-TIPU, sakitnya kau rasakan dek berkali-kali lipat, sakit dari akibat pukulan,sakit dari yg kata dokter usus buntu,sakit dari bekas luka operasi usus buntu yg di tutup kembali karena usus Buntunya gak dapat diangkat,akibat sakit dari usus besar yg mengalami pembengkakan karena infeksi......?" tulisnya.
"Itulah kata mereka yg pintar" itu.ohhh TUHAN kami semua berserah kepada_MU,kami melipat tangan,menutup mata meminta KESEMBUHAN buat adek kami ini karena kami yakin & percaya ENGKAU MAHA MELIHAT, MAHA MENDENGAR, MAHA PENYEMBUH, SEMBUHKANLAH adek kami ini ya TUHAN, bantu kami & dokter yg menanganinya,tunjuk obat yg terbaik untuk kami pakaikan pada adek kmi ini ya TUHAN,," sambungnya di postingan yang sama.
Dikonfirmasi terkait hal itu, dr Tata enggan menjelaskan karena hal itu termasuk data rekam medis yang tidak bisa disampaikan ke media.
"Mohon maaf bang sebelumnya bukan kami menutup-nutupi, kemarin dokter spesialisnya sudah jelaskan langsung ke pihak keluarga, dan yang bersangkutan mengerti," kata Dr Tata.
Penjelasan Kepala SMAN 1 Bagan Sinembah
Sementara itu, Kepala SMA Negeri 1 Bagan Sinembah, Sofyan tidak menafikkan adanya insiden pemukulan yang terjadi terhadap siswa. Ia menyebut kejadian berlangsung saat jam belajar
"Ya kita tidak menafikkan hal itu. Dimana kejadiannya sekitar dua pekan tepatnya Jumat (1/9/2023) lalu di saat jam sekolah. Saya saja baru tahu setelah korban itu mendapatkan perawatan di RS Indah," katanya.
Menurut Sofyan, insiden tersebut dilakukan oleh oknum guru yang menurutnya diduga karena kelalaian dari oknum guru tersebut. Ia menyatakan oknum guru tersebut adalah wali kelas dari korban.
"Seperti biasanya, setiap guru wali kelas itu selalu memberikan tindakan itu diduga karena dirinya lalai atau kesal karena selalu menerima keluhan dari banyak guru seputar kelakuan dari korban yang diduga karena sering cabut atau bolos sekolah," ujarnya.
Padahal, kata Sofyan, selama ini telah diingatkan kepada seluruh guru dan wali kelas agar tidak melakukan tindakan fisik.
"Karena mekanisme sudah ada, jika memang anak melakukan pelanggaran, maka harus dilakukan pencatatan namun harus tetap diberikan pembinaan berupa teguran dan bimbingan. Tapi entah mungkin karena dirinya merasa malu yang disebabkan banyaknya laporan dari guru tentang korban ini, maka dirinya memukul bagian perut korban," terang Sofyan.
Dirinya juga menyebutkan bahwa seluruh biaya perobatan ditanggung oleh sekolah.
"Kita tetap kooperatif dengan selalu menjenguk dan menanggung seluruh biayanya selama di RS Indah," ungkap Sofyan.
"Intinya saat ini kita fokus penanganan siswa biar lekas sembuh. Terhadap wali kelas yang bersangkutan sudah kita beri sanksi teguran untuk tidak melakukan perbuatan yang sama," imbuhnya. (R-02)