Wow! Survei Ungkap 80 Persen Masyarakat Tak Setuju Subsidi Kendaraan Listrik: Pembelinya Bukan Orang yang Layak Disubsidi
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Data Analyst Continuum Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Wahyu Tri Utomo mengungkap hasil analisis respons masyarakat mengenai kebijakan subsidi kendaraan listrik. Analisis itu menggunakan pendekatan big data yang diambil dari media sosial Twitter.
“Apakah warganet itu sepakat dengan subsidi kendaraan listrik? Kami menemukan bahwa 80,77 persen masyarakat di internet itu tak sepakat dengan subsidi kendaraan listrik atau mereka mengkritik kebijakan tersebut,” ujar dia dalam diskusi daring pada Ahad, 21 Mei 2023.
Alasannya, kata Wahyu, salah satunya karena masyatakat menilai bahwa pembeli mobil listrik bukan orang yang butuh subsidi. Asumsi ini, menurut dia, kemungkinan didasarkan pada asumsi bahwa secara harga, mobil listrik relatif mahal.
“Maka hampir bisa dipastikan bahwa kalangan menengah ke bawah tidak akan membeli mobil ini, tidak akan mampu membeli mobil listrik,” ucap dia. Bahkan ada pula yang mempertanyakan soal siapa penerima subsidi kendaraan listrik itu.
“Yang beli paket dari kalangan menengah ke atas, kenapa menengah ke atas yang diberi subsidi, bukankah itu kurang pas dan sebagainya,” ucap Wahyu.
Hasil analisis itu, menurut Wahyu, berasal dari 18.921 data pembicaraan di Twitter dari 15.139 akun pada 8-12 Mei 2023.
Alasan mengambil data dari Twitter, kata dia, karena merupakan platform yang representatif untuk menangkap aspirasi, kritik, ataupun masukan masyarakat, khususnya yang berkaitan dengan isu sosial, politik, atau kebijakan dari pemerintah.
“Setelah kami ambil datanya, kami collect datanya dan coba bersihkan dari akun media atau dari buzzer, sehingga harapannya perbincangan didapatkan dari user asli saja. Setelah itu kami lakukan analisis untuk exposure, sentimen, dan juga topik perbincangan,” tutur Wahyu.
Dia juga mengungkapkan beberapa contoh data yang diambil, mulai dari mempertanyakan mengapa subsidi diberikan kepada orang yang tidak membutuhkan subsidi.
“Ada semacam pertanyaan yang sedikit bernada kecurigaan di sana,” kata dia.
Wahyu juga membacakan salah satu komentar dari akun bernama @sociaotalker yang menilai kebijakan itu mind blowing.
“Kenapa subsidi ini kok kayak untuk orang-orang yang enggak butuh subsidi, atau yang butuh subsidi itu para pengimpor mobil listrik,” kata dia membacakan unggahan itu. (*)