Wow! Penguasa Pulp Paper dan Sawit di Riau Ini Beli Pusat Perbelanjaan Mewah Rp 9,6 Triliun di Singapura
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Para konglomerat asal Indonesia kian memperluas kerajaan bisnisnya di luar negeri. Aksi ekspansi massif dengan mengguyur uang jumbo tak henti-hentinya dilakukan.
Inilah yang terjadi dengan pembelian pusat perbelanjaan Tanglin di Singapura. Mall mewah yang berada di kawasan Orchard Road Singapura dibeli seharga 868 juta dolar Singapura atau setara US$ 645 juta (Rp 9,6 triliun pada kurs Rp 15.000).
Mall tersebut dibeli oleh perusahaan properti milik Taipan Indonesia Sukanto Tanoto yakni Pacific Eagle Real Estate.
Sukanto Tanoto dikenal sebagai penguasa bisnis pulp and paper dan kelapa sawit terbesar di Indonesia. Lewat raksasa bisnisnya Royal Golden Eagle (RGE), kerajaan bisnis ini memiliki ragam unit usaha berbasis sumber daya alam.
Di antaranya yakni sayap APRIL dan Asian Pacific Rayon (APR), Asian Agri, Apical dan grup usaha lainnya. Beberapa grup dan unit usahanya berada di Riau. Yang terkemuka antara lain Riau Andalan Pulp and Paper (RAPP) dan APR yang merupakan produsen viscose rayon terintegrasi pertama di Asia mulai dari perkebunan hingga produk serat viscose. Pabriknya berkapasitas 240.000 ton terletak di Pangkalan Kerinci, Riau.
Selain itu, sayap bisnis RGE yang dikuasai Sukanto Tanoto di Riau bergerak di bidang perkelapasawitan yakni Asian Agri dan Apical.
Aksi pembelian mall mewah di Singapura dilakukan oleh Pacific Eagle Real Estate yang ingin meningkatkan investasinya pada sektor properti di pusat keuangan Asia tersebut.
Direktur Pacific Eagle yang berbasis di Singapura, Sun You Ning mengatakan, alasan perseroan membeli mall Tanglin karena merupakan salah satu landmark ritel pertama di Singapura dan lokasinya yang strategis lantaran berada tepat di sebelah Hotel St. Regis di kantong Orchard Road.
"Pacific Eagle merasa terhormat memiliki kesempatan untuk menciptakan pembangunan ikonik yang sesuai dengan warisan properti dan bagian depannya di sepanjang salah satu jalan paling penting (Singapura)," ujarnya mengutip Forbes, Rabu (26/4/2024).
Dibangun pada tahun 1970-an, pusat perbelanjaan Tanglin berdiri setinggi 12 lantai pada area seluas 68.512 meter persegi di sepanjang Jalan Tanglin dan Jalan Cuscaden di dekat Pusat Medis Camden dan Rumah Sakit Gleneagles, serta klub pribadi eksklusif seperti Klub Tanglin dan Klub Amerika.
Properti tersebut dapat dikembangkan kembali menjadi pengembangan komersial, dengan ketinggian maksimum 20 lantai dan rasio plot kotor yang diizinkan sebesar 4,2 kali, menurut Savills Singapore, yang menjadi perantara kesepakatan tersebut.
Direktur pelaksana penjualan investasi dan pasar modal di Savills Singapura, Jeremy Lake mengatakan, tender untuk pusat perbelanjaan Tanglin sangat diperebutkan.
"Daya tarik utama dari situs ini adalah menjadi situs komersial hak milik, yang memungkinkan fleksibilitas berbagai opsi pengembangan," sebutnya.
Miliarder Kwek Leng Beng's City Developments, yang memiliki sekitar 34,6% unit strata title di kompleks komersial, melalui anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya secara tidak langsung, King's Tanglin Shopping, adalah salah satu pihak yang menjual sahamnya di pusat perbelanjaan.
CEO Grup City Developments Sherman Kwek mengungkapkan, penjualan sahamnya bertujuan untuk divestasi.
"Sejalan dengan inisiatif daur ulang modal kami untuk membuka potensi portofolio aset kami dan memaksimalkan nilai pemegang saham," ungkapnya.
Pacific Eagle telah membuat terobosan di pasar real estate Singapura dalam beberapa tahun terakhir. Pada tahun 2018, grup tersebut membeli Chinatown Plaza di distrik Tanjong Pagar dekat distrik bisnis Raffles Place seharga 230 juta dolar Singapura.
Properti ini sekarang sedang dibangun kembali menjadi Mondrian Singapore Duxton, sebuah hotel mewah yang menggabungkan arsitektur dari ruko Singapura berusia berabad-abad dengan pengaruh kontemporer.
Pacific Eagle baru-baru ini juga membeli sebuah gedung di dekat Botanic Gardens, yang juga rencananya akan dibangun kembali.
Sukanto Tanoto mendirikan RGE lebih dari 50 tahun yang lalu ketika diawali dengan membuka toko pemasok suku cadang sederhana bernama Toko Motor di Medan, Indonesia. Bisnis tersebut telah berkembang menjadi perusahaan global dengan lebih dari 60.000 karyawan di beberapa bidang termasuk pulp dan kertas, minyak sawit, dan energi.
Dengan kekayaan bersih sebesar US$ 2,1 miliar, Sukanto Tanoto berada di peringkat nomor 21 dalam daftar 50 orang terkaya di Indonesia saat peringkat tersebut dipublikasikan pada bulan Desember lalu.
RGE memiliki kantor di Singapura, Hong Kong, Jakarta, Beijing dan Nanjing. Sementara kelompok perusahaannya beroperasi di Indonesia, Tiongkok, Brasil, Spanyol, dan Kanada.
Saat ini aset yang dimiliki oleh perusahaan RGE melebihi US$30 miliar. (*)