Raja Dermawan Paling Kaya di Dunia Ini Bawa 60 Ribu Orang Naik Haji, Siapa Dia?
SABANGMERAUKE NEWS - Kisah raja terkaya di dunia yang pergi haji membawa rombongan 60.000 orang menarik untuk diketahui. Raja tersebut memiliki nama Mansa Musa. Dia merupakan penguasa Afrika Barat di abad ke-14 yang tercatat dalam sejarah sebagai salah satu orang yang sangat kaya.
Total harta kekayaan yang dia miliki pun sempat diperkirakan Celebrity Net Worth mencapai USD400 miliar. Mansa dikenal sebagai sosok dermawan, hingga sedekah yang dia berikan kepada orang-orang sampai menghancurkan perekonomian suatu negeri.
‘’Jumlah kekayaan Musa jika dihitung di masa kini sungguh luar biasa sampai-sampai hampir mustahil untuk benar-benar memahami betapa kaya dan berkuasanya dia saat itu,’’ ungkap Guru Besar Sejarah di Universitas California dikutip dari BBC, Rabu (12/4/2023).
Berdasarkan catatan Okezone, Mansa Musa (Musa I dari Mali) merupakan penguasa kerajaan Mali dari tahun 1312 M hingga 1337 M. Kerajaan kuno Mali yang membentang sekitar 2.000 mil dari Samudera Atlantik ini tersebar di beberapa bagian Mali modern, Senegal, Gambia, Guinea, Niger, Nigeria, Chad, Mauritania, dan Burkina Faso berkat ekspansinya.
Mansa Musa juga mengembangkan kota-kota seperti Timbuktu dan Gao menjadi pusat budaya yang penting. Selain itu, dirinya pun sampai membawa arsitek dari Timur Tengah dan seluruh Afrika hanya untuk merancang bangunan baru untuk kotanya. Hingga pada akhirnya, Mansa Musa mengubah kerajaan Mali sebagai pusat pembelajaran yang canggih di dunia Islam.
Melansir nationalgeographic, Mansa Musa mulai berkuasa pada tahun 1312 M, setelah raja sebelumnya, yakni Mansa Abu Bakar II, menghilang di laut dan tidak pernah kembali. Kemudian setelah kepergian saudaranya, Mansa Musa pun mewarisi sebuah kerajaan yang sudah kaya tersebut.
Tetapi kekayaannya tak mentah-mentah berasal dari kerajaannya saja. Namun berkat karyanya dalam memperluas perdagangan, membuat Mali menjadi kerajaan terkaya di Afrika. Diketahui kekayaannya berasal dari penambangan deposit garam dan emas yang signifikan di kerajaan Mali. Adapun Gading gajah yang juga menjadi sumber kekayaan utama lainnya.
Sementara itu, di sinilah menariknya. Ketika Mansa Musa pergi berziarah (haji) ke Mekah pada tahun 1324 M, perjalanannya melalui Mesir membuat kehebohan. Di mana memang, kerajaan Mali relatif tidak dikenal di luar Afrika Barat hingga peristiwa ini terjadi.
Hingga para penulis Arab pada masa itu mengatakan bahwa dia melakukan perjalanan dengan rombongan yang terdiri dari 60.000 orang dan puluhan unta, yang masing-masing membawa 136 kilogram (300 pon) emas serta kereta panjang berisi ternak kambing dan domba.
Saking dermawannya, saat berada di Kairo Mansa Musa bertemu dengan Sultan Mesir dan meninggalkan kesan yang tak terlupakan, sebab dirinya memberikan begitu banyak emas sehingga menyebabkan nilai emas secara keseluruhan anjlok sebesar 1,1 miliar euro di wilayah Mesir selama 12 tahun.
Mansa Musa disebut telah menghabiskan banyak emas selama melakukan perjalanan haji. Berkat sifat kedermawannya itulah yang menuai perhatian dunia. Cerita tentang kekayaannya yang luar biasa tersebut pun meluas bahkan sampai ke Eropa.
Mansa Musa telah dikukuhkan dalam imajinasi global sebagai sosok yang memiliki kekayaan yang luar biasa dan iman islamnya, promosi beasiswa dan perlindungan budaya di Mali. Hal tersebut terlihat dari Atlas Catalan, yang dibuat pada tahun 1375 Masehi oleh kartografer Spanyol.
Di mana dalam atlas tersebut menunjukkan lukisan Afrika Barat yang didominasi oleh penggambaran Mansa Musa yang tengah duduk di atas singgasana dengan memegang sebongkah emas di satu tangan dan tongkat emas di tangan lainnya.
Mansa Musa meninggal pada 1337 di usia 57 tahun, kepemimpinannya dilanjutkan oleh keturunannya. Akan tetapi putranya nyatanya tidak bisa meneruskan kerajaan tersebut sehingga membuat negara menjadi lebur dan kerajaan pun runtuh. (*)