Capek Blusukan Jadi Alasan Pengadaan Kursi Pijit Untuk Bupati dan Wakil Bupati Rohil, Begini Penjelasan Sekda
SABANGMERAUKE NEWS, Rokan Hilir - Pengadaan kursi pijit Bupati dan Wakil Bupati (Wabup) Rokan Hilir (Rohil) yang dianggarkan dalam APBD Perubahan TA 2022 dalam satuan kerja Sekretariat Daerah menuai kontroversi.
Sekretaris Daerah Kabupaten Rokan Hilir, Ferry H Parya yang dikonfirmasi melalui Kabag Umum Setdakab Rokan Hilir, Samsuri, Senin (2/1/2023) memberikan penjelasan terkait pengadaan kursi pijit tersebut.
Dalam klarifikasi melalui panggilan WhatsApp, Samsuri menjelaskan bahwa bupati dan wakil bupati adalah pimpinan daerah yang setiap saat selalu blusukan ke daerah-daerah Kabupaten Rohil.
Wilayah Rohil diklaim memiliki karakteristik salah duanya jarak tempuh yang sangat jauh dan akses jalan masih banyak yang rusak sehingga kebugaran dan kesehatan pimpinan harus dijaga.
“Artinya, kebugaran, kesehatan pimpinan harus kita jaga, jangan kita selalu berharap, masyarakat berharap untuk bagaimana bupati ini punya pemikiran yang cerdas dan baik dan punya visi membangun (daerah) tetapi kita masyarakat tidak pernah memperhatikan kesehatan beliau,” kata Samsuri.
Samsuri kembali menegaskan kesehatan pimpinan harus diperhatikan. Pasalnya, setiap hari dan tidak ada satu pun di daerah Rohil yang tidak ditempuh bupati dan wakil bupati.
“Mulai dari jalan rusak, banjir, ya kan, kebakaran dan bahkan agenda-agenda lain yang diagendakan masyarakat, tidak pernah pak bupati dan wakil tidak hadir di situ,” tegas Kabag Umum.
Oeh karena itu, lanjut Samsuri, sebagai bawahan pimpinan daerah mencoba mencermati kebugaran bupati dan wakil bupati. Dia juga menegaskan pengadaan kursi pijit bukan keinginan bupati dan wakil bupati melainkan keinginan pihaknya.
“Artinya ini keinginan kami, bagaimana pak bupati punya kondisi fisik yang prima, dengan medan yang ditempuh di Rokan Hilir ini. Bayangkan, dari ibukota (Bagan Siapiapi) ke Bagan Batu, ke Simpang Kanan, berapa jam. 3 jam misalkan, bolak balek 6 jam, ya kan,” ujarnya.
Rutinitas yang setiap hari dilakukan itu, lanjut Samsuri, tanpa dikover dengan alat kesehatan. Dia menyebut tentu tidak memungkinkan setiap hari memanggil tukang pijat.
“Cobalah secara hati nurani kita bermain, oke, formasi bilang hati nurani. Setiap hari berangkat, apa gak capek, apa gak letih fisik, pasti minta kusuk ya kan?,” katanya.
Pihaknya mengaku kursi pijat sebagai pemanfaatan teknologi. Dengan adanya teknologi ini, saat Bupati dan Wakil Bupati capek setelah dari kunjungan kerja dapat menggunakan kursi pijat.
“Dan kita hadirkan (kursi pijit) di situ, kapan pak bupati butuh, apakah jam 3 malam jam 2 malam, beliau letih, ya udah masuk di situ. Itulah tujuan kami menyediakan itu agar kondisi fisik pak bupati ini prima. Itu tujuannya,” katanya lagi. (R-02)