Orang Kaya Baru Indonesia Ini Hartanya Tembus Rp 18 Triliun, Ternyata Dari Sini Sumbernya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Berdasarkan data yang dikeluarkan Forbes, Eddy Sugianto berhasil menyandang gelar orang terkaya baru di Indonesia saat ini.
Eddy meraih gelar itu berkat harga saham di perusahaan batu bara PT Prima Andalan Mandiri Tbk (MCOL) meningkat lebih dari dua kali lipat dalam setahun terakhir menjadi Rp7.125 pada hari Rabu.
Sehingga itu menjadikan Eddy menduduki posisi miliarder terbaru di Indonesia dengan kekayaan bersih USD1,2 miliar atau setara Rp18,8 triliun. (Kurs: Rp15.743/USD).
Adapun keluarga Eddy memiliki sekitar 70% perusahaan secara langsung dan tidak langsung melalui perusahaan induk Edika Agung Mandiri dan Prima Andalan Utama.
Eddy pun sudah menjabat sebagai komisaris utama Prima Andalan Mandiri sejak tahun 2005. Dia merupakan lulusan dari Tjheng Qiang Chinese School pada tahun 1963.
Sebagai informasi, Prima Andalan Mandiri didirikan pada tahun 2005 oleh Edika Agung Mandiri dan Prima Andalan Utama.
Pada tahun 2011 mengakuisisi penambang batu bara Mandiri Intiperkasa, kontraktor batu bara Mandala Karya Prima dan perusahaan pelayaran batubara Maritim Prima Mandiri.
Perusahaan memperoleh kontrak batubara pada tahun 1994 untuk area seluas 50.000 hektar di Kalimantan Utara, salah satu pusat batu bara Indonesia.
Mandiri Intiperkasa mulai berproduksi pada tahun 2004 dan sejak itu menjual batubara dengan merek Mandiri Coal.
Prima Andalan Mandiri adalah salah satu perusahaan batu bara di Indonesia, pengekspor batu bara termal terbesar di dunia, yang diuntungkan dengan melonjaknya harga batu bara.
Benchmark batu bara termal Newcastle Australia untuk Desember 2022 melonjak 181% menjadi USD330 per ton pada hari Selasa dari USD117,55 per ton pada tahun lalu. Harganya mencapai level tertinggi sepanjang masa di USD442,8 per ton pada 21 September.
Akibat lonjakan harga tersebut, Prima Andalan Mandiri membukukan pendapatan sebesar USD746,5 juta dalam sembilan bulan pertama tahun 2022, hampir dua kali lipat dari periode yang sama tahun sebelumnya, sementara laba bersihnya mencapai USD256,2 juta, naik dari USD129,1 juta.
Pasokan yang terbatas karena musim hujan di Australia, permintaan yang kuat dari India dan krisis energi di Eropa telah mendorong harga batubara secara global tahun ini.
Analis di Samuel Sekuritas Jonathan Guyadi Indonesia, mengatakan dalam sebuah laporan bulan Oktober bahwa batu bara mungkin akan tetap tinggi untuk sementara waktu karena kondisi cuaca ekstrim hingga awal tahun depan yang akan mempengaruhi produksi batu bara, peningkatan permintaan selama musim dingin dan perang Rusia di Ukraina. (R-03)