Vaksinasi Polio di Riau Rendah, Kadiskes Zainal Arifin Tak Jawab Soal Kehalalan Vaksin
SABANGMERAUKE NEWS, Pekanbaru - Provinsi Riau masih belum maksimal dalam pelaksanaan vaksin polio. Berdasarkan data per tahun 2021, vaksinasi polio pada anak di Riau baru menyentuh 66,2 persen. Angka ini amat jauh dibandingkan angka rata-rata nasional yang menyentuh 80,7 persen.
Hal ini menjadi kekhawatiran mengingat infeksi virus polio amat berbahaya. Terkini ditemukan kasus polio yang mengakibatkan kelumpuhan di Aceh. Kemunculan ini amat mengejutkan, sebab diketahui Indonesia sudah dinyatakan bebas polio sejak delapan tahun lalu dan mendapatkan sertifikat resmi dari WHO di 2014,.
Keawasan atas virus polio perlu ditingkatkan sebab Kemenkes melalui Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan Mazi Rein Rondonuwu menyatakan bahwa Indonesia tengah menghadapi risiko tinggi Kejadian Luar Biasa (KLB) Polio.
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau, Zainal Arifin mengatakan, Pemprov Riau terus berkoordinasi terkait pelaksaan vaksin di Riau termasuk mendirikan mall vaksinasi.
"Kita terus berkoordinasi menggesa 12 kab kota menaikkan lagi pencapaian target tsb, untuk di pku kita sudah siapkan Mall Vaksinasi," ujar Zainal (23/11/2022)
Salah satu tantangan peningkatan vaksin ini adalah terkait kehalalan vaksin. Hal seperti ini terjadi di Madiun, Jawa Timur dimana orang tua dari 252 anak meragukan kehalalan bahan imunisasi lengkap. Imunisasi itu antara lain polio, hepatitis B, measles rubella (MR), serta difteri, pertusis, dan tetanus (DPT).
Ketika ditanyakan terkait hal tersebut, hingga berita dinaikkan Kadiskes tidak menjawab meski terlihat pesan WhatsApp yang dikirimkan wartawan SabangMeraukeNews sudah dibaca.
Berdasarkan data kementerian kesehatan, bahaya Polio tidak hanya mengintai anak dibawah usia lima tahun. Setiap orang yang tidak divaksinasi polio, berpotensi terjangkit virus polio yang menyebar melalui kontak orang ke orang.
Transmisi virus ini dapat terjadi ketika Ketika seorang anak terinfeksi virus polio liar, virus masuk ke dalam tubuh melalui mulut dan berkembang biak di usus. Ini kemudian dibuang ke lingkungan melalui faeces di mana ia dapat menyebar dengan cepat melalui komunitas, terutama dalam situasi kebersihan dan sanitasi yang buruk.
Gejala terjangkit Polio dapat teridentifikasi melalui tiga gejala yakni Polio non-paralisis yang dapat menyebabkan muntah, lemah otot, demam, meningitis, letih, sakit tenggorokan, sakit kepala serta kaki, tangan, leher dan punggung terasa kaku dan sakit.
Polio paralisis yang menyebabkan sakit kepala, demam, lemah otot, kaki dan lengan terasa lemah, dan kehilangan refleks tubuh. Sindrom pasca-polio menyebabkan sulit bernapas atau menelan, sulit berkonsentrasi, lemah otot, depresi, gangguan tidur dengan kesulitan bernapas, mudah lelah dan massa otot tubuh menurun. (cr5)