Angka Pengangguran Muda Indonesia Tertinggi se-Asia Tenggara
SABANGMERAUKE NEWS - Mengutip data Organisasi Buruh Internasional (ILO) yang dihimpun Bank Dunia, tingkat pengangguran angkatan kerja usia 15-24 tahun atau pengangguran anak muda di Indonesia mencapai 16% pada 2021.
Angka tersebut menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengangguran anak muda tertinggi kedua di Asia Tenggara.
Posisi puncaknya diduduki Brunei Darussalam dengan tingkat pengangguran anak muda sebesar 23,4%.
Di bawah Indonesia ada Malaysia yang tercatat memilki tingkat pengangguran anak muda sebanyak 15,6%. Diikuti Timor Leste dan Singapura dengan persentase masing-masing 13,8% dan 9,1%.
Selanjutnya tingkat pengangguran anak muda di Filipina tercatat 7,3% pada periode sama. Menyusul berturut-turut Vietnam 7,2%, Thailand 7%, Myanmar 6,4%, dan Laos 3,3%.
Kamboja menjadi negara dengan tingkat pengangguran anak muda terendah di kawasan Asia Tenggara. Persentase angkatan kerja usia 15-24 tahun yang menganggur di negara tersebut hanya 1,8% pada tahun lalu.
Direktur Eksekutif CORE Indonesia Mohammad Faisal mengatakan tingginya pengangguran berusia muda itu menunjukkan masih banyak masalah dalam penciptaan tenaga kerja di Indonesia.
Salah satunya, terkait ketidaksesuaian atau mismatch antara penciptaan lapangan kerja dengan kualifikasi lulusan baru yang terjadi sebelum pandemi covid-19.
"Memang ternyata pengangguran yang umurnya antara 20-29 atau di 20an tahun sudah mengalami peningkatan (pengangguran) sebelum pandemi. Sementara, yang usianya lebih tua dari itu relatif lebih flat (datar). Jadi kita dihadapkan pada masalah educated youth employment," jelasnya.
Hal tersebut juga tergambar dari data tingkat pengangguran terbuka (TPT) yang menunjukkan bahwa persentase penganggur muda didominasi oleh mereka yang berpendidikan menengah ke atas.
Ini berkebalikan dengan asumsi kebanyakan orang bahwa makin tinggi pendidikannya, maka akan semakin mudah orang mencari pekerjaan.
"Dari sisi persentasenya yang menganggur jauh lebih banyak, dari sekolah menengah dan sekolah tinggi, kalau kita lihat pergeserannya dari tahun ke tahun yang paling tinggi peningkatannya juga adalah yang berpendidikan sekolah menengah atau tinggi," terang Faisal.
Belum selesai masalah pengangguran usia muda, Indonesia kini dihadapkan pada peningkatan proporsi pengangguran usia di atas 30-an tahun akibat pandemi covid-19.
Hal ini, sambung Faisal, membuat pemerintah harus berpikir ekstra keras untuk menciptakan lapangan kerja baru yang sesuai bagi para pekerja di usia tersebut.
"Yang sudah mapan, relatif lama di dunia kerja ini justru berkurang. Agak cukup signifikan juga jadi awalnya hanya sekitar 20 persen saja setelah 2020 hampir 40 persennya. Jadi proporsinya membesar," pungkasnya. (*)