Hampir 1 Juta Orang di 5 Negara Ini Terancam Kelaparan, Indonesia Termasuk?
SABANGMERAUKE NEWS - Perwakilan FAO di Indonesia dan Timor Leste Rajendra Aryal mengatakan, kenaikan harga pangan akibat tingginya harga pupuk hingga perang membuat krisis pangan mengancam negara-negara berkembang. Bahkan, diperkirakan nyaris 1 juta orang di lima negara akan hidup dalam kelaparan pada tahun ini.
Saat ini setidaknya ada sekitar 3,1 miliar orang di seluruh dunia tidak mampu membeli makanan sehat. Adapun angka kasus kelaparan terus meningkat. Pada tahun lalu tercatat 828 juta orang kelaparan, meningkat sekitar 46 juta orang sejak 2020 dan 150 juta sejak 2019.
Hanya dalam dua tahun, jumlah orang yang rawan pangan telah meningkat dari 135 juta pada 2019 menjadi 193 juta pada 2021. Pada tahun ini, kemungkinan akan menjadi lebih buruk.
FAO memperkirakan ada sekitar 970.000 orang akan hidup dalam kondisi kelaparan di lima negara pada tahun ini. Lima negara itu, yakni Afghanistan, Ethiopia, Somalia, Sudan Selatan, dan Yaman.
“Kenaikan harga pangan mempengaruhi kita semua, tetapi dampaknya paling dirasakan oleh mereka yang rentan dan oleh negara-negara yang sudah mengalami krisis pangan.” kata Rajendra dalam keterangannya, dikutip Minggu (16/10/2022).
Karena itu, menurut dia, semua orang harus bekerja sama untuk mendukung negara-negara yang terkena dampak krisis pangan. Itu dilakukan demi meningkatkan produksi pangan lokal dan memperkuat ketahanan populasi yang paling rentan.
Dia menyebutkan, setidaknya dua dari setiap tiga orang yang mengalami kelaparan ekstrem adalah justru produsen makanan skala kecil dari daerah pedesaan. Karena itu, menurutnya, dibutuhkan dukungan lebih untuk membantu mewujudkan transformasi sistem pertanian-pangan.
"Untuk menghormati janji kita untuk tidak meninggalkan siapa pun, sangat penting bagi kita untuk mengubah sistem pertanian-pangan menjadi lebih efisien, inklusif, tangguh, dan berkelanjutan untuk produksi, nutrisi, lingkungan, dan kehidupan yang lebih baik untuk semua," tuturnya. (*)