Menteri Bahlil Sesumbar Mau Tertibkan Solar Subsidi Dipakai Industri: Pemainnya Pasti Ribut Lagi!
![Menteri Bahlil Sesumbar Mau Tertibkan Solar Subsidi Dipakai Industri: Pemainnya Pasti Ribut Lagi!](https://www.sabangmeraukenews.com/foto_berita/2025/02/2025-02-09-menteri-bahlil-sesumbar-mau-tertibkan-solar-subsidi-dipakai-industri-pemainnya-pasti-ribut-lagi.jpg)
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia. Foto : Istimewa
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyatakan pihaknya bakal melakukan penertiban dalam penyaluran solar subsidi. Hal itu menjadi langkah yang ditempuh Bahlil usai sebelumnya melakukan penertiban pada penyaluran LPG 3 kg.
Ketua Umum Partai Golkar menyebutkan selama ini solar subsidi banyak dipakai untuk untuk kalangan industri, baik untuk truk barang hingga kendaraan transportasi umum.
Hal ini diungkapkan Bahlil dalam pidatonya di acara Rakernas Partai Golkar 2025 di DPP Partai Golkar, Jakarta Barat, pada Sabtu (8/2/2025) kemarin.
"Habis ini saya tertibkan lagi bapak ibu semua, saya tertibkan lagi adalah BBM solar, solar subsidi dipakai untuk industri," beber Bahlil di depan kader Golkar.
Menurutnya, kemungkinan kebijakan penertiban solar ini akan kembali memicu sedikit keributan. Namun, dia mengatakan, kebijakan ini mesti dilakukan demi kebaikan rakyat.
"Saya tahu ini pemainnya pasti akan ribut lagi tapi nggak apa-apa, kita sebagai orang Timur sekali layar berkembang pantang surut untuk balik. Ini untuk kebaikan rakyat bapak ibu semua," tegas Bahlil.
Dia menilai sebuah kebijakan publik memang tidak akan 100% sukses sesuai harapan dalam implementasinya. Apabila ada kekurangan, hal itu akan menjadi bahan evaluasi pemerintah.
"Sudah tentu dalam implementasinya 100% tidak ada yang cukup, mana ada program dari publik di dunia yang 100% cukup," pungkas Bahlil.
Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara pernah mengatakan harga solar saat ini seharusnya Rp 11.950/liter. Namun, Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) memberikan subsidi sebesar Rp 5.150/liter sehingga harganya menjadi Rp 6.800/liter.
"Misalnya solar, harga seharusnya sepanjang 2024 adalah Rp 11.950 per liter. Namun yang dibayar oleh masyarakat karena ada subsidi itu Rp 6.800 per liter. Ini yang kita beli di berbagai stasiun pompa bensin. Karena itu selisih Rp 5.150 per liter ini ditanggung oleh APBN," kata Suahasil dalam acara Konferensi Pers APBN Kita, di kantornya, Jakarta, Senin (6/1).(R-04)