Respon Keras SF Hariyanto ke Syamsuar Saat Ditanya Isu Panas Defisit APBD Riau Rp 1,3 Triliun: Kasihan, Mungkin Lupa Karena Pak Syamsuar Sudah Tua!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Debat kedua calon Gubernur dan Wakil Gubernur Riau yang digelar KPU Riau, Minggu (17/11/2024) malam, menyuguhkan adu argumen keras dan saling sindir antara Syamsuar dengan SF Hariyanto. Keduanya berdebat sengit soal isu panas potensi defisit APBD Riau mencapai Rp 1,3 triliun yang kabarnya ditinggalkan SF Hariyanto usai menduduki kursi Penjabat (Pj) Gubernur Riau.
Debat antara keduanya saat ini telah menjadi pembicaraan di tengah publik. Apalagi, respon SF Hariyanto menyinggung umur Syamsuar yang sudah tua. Lagipula, SF Hariyanto dan Syamsuar pada periode yang sama beberapa tahun lalu pernah menjadi pimpinan di Pemprov Riau.
Syamsuar merupakan Gubernur Riau periode 2019-2023. Namun ia tidak mengakhiri masa tugasnya, lantaran harus mundur karena menjadi caleg DPR RI pada Pileg 2024. Pencalonannya dalam Pilgub Riau membuat dirinya tak bisa dilantik menjadi anggota DPR RI periode 2024-2029, meski terpilih dan meraih suara terbanyak di Dapil Riau I.
Syamsuar sebenarnya bisa dianggap berjasa dalam karir birokrat SF Hariyanto. Sebab, pada Rabu, 18 Agustus 2021 silam, Syamsuar melantik SF Hariyanto menjadi Sekdaprov Riau. Sebelumnya, SF Hariyanto bekerja di Kementerian PUPR. Tapi, SF Hariyanto punya jejak yang panjang bertugas di Pemprov Riau.
Belakangan, pada 29 Februari 2024 lalu, Mendagri Tito Karnavian melantik SF Hariyanto menjadi Penjabat (Pj) Gubernur Riau. Ia berkuasa hampir 6 bulan lamanya. Kemudian ia diberhentikan pada 23 Agustus 2024 karena mencalonkan diri sebagai Wakil Gubernur Riau 2024.
Namun, politik sepertinya telah memisahkan sekoci keduanya. SF Hariyanto kini menjadi rival Syamsuar di Pilgub Riau 2024, mantan "bos" yang mengangkatnya menjadi Sekdaprov Riau. SF Hariyanto digandeng Abdul Wahid sebagai calon Wakil Gubernur Riau.
Debat Syamsuar vs SF Hariyanto
Perdebatan antara Syamsuar dengan SF Hariyanto terjadi dalam sesi tanya jawab antar calon gubernur. Syamsuar mengangkat isu defisit APBD Riau yang diklaimnya mencapai Rp 1,3 triliun pada 2025 mendatang.
Menurut Syamsuar, kondisi keuangan defisit mencapai Rp 1,3 triliun itu tidak pernah terjadi dalam sejarah pemerintahan di Riau.
"Dalam sejarahnya belum pernah terjadi defisit anggaran Rp 1,3 triliun. Bagaimana mengatasi defisit Rp 1,3 triliun yang belum pernah terjadi di masa kepemimpinan gubernur siapa pun di Riau ini?" tanya Syamsuar.
Pertanyaan Syamsuar itu langsung direspon oleh SF Hariyanto.
"Pertanyaan ini yang saya tunggu-tunggu," balas SF Hariyanto.
SF Hariyanto lantas mengungkit peran dirinya sebagai Ketua Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) karena posisinya adalah Sekdaprov Riau.
SF Hariyanto mengklaim pada tahun 2023, Pemprov Riau juga mengalami defisit Rp 1,7 triliun. Saat ini, Gubernur Riau masih dijabat Syamsuar.
"Pak Syamsuar lupa, saya ini Ketua TAPD, Sekretaris Daerah. Saya yang mengelola anggaran. Beliau (Syamsuar) tidak tahu tahun 2023 defisit Rp 1,7 triliun. Kita yang selesaikan. Kita rasionalisasi sesuai skala prioritas, kita potong," kata SF Hariyanto.
SF Hariyanto kemudian menyinggung Syamsuar yang kemungkinan lupa karena faktor usia yang sudah tua.
"Beliau (Syamsuar) lupa dia. Kadang-kadang ya kasihan, karena mungkin sudah tua, lupa dia," kata SF Hariyanto.
SF Hariyanto mengklaim kalau kondisi APBD Riau belum bisa disebut mengalami defisit. Soalnya, masih ada potensi penerimaan yang bisa masuk ke pundi-pundi daerah hingga akhir tahun 2024.
Kata SF Hariyanto, masih ada potensi penerimaan dari pusat pada triwulan keempat mencapai Rp 400 miliar. Ia juga menyebut akan ada penerimaan dari pajak kendaraan mencapai Rp 240 miliar. Selain itu, kata SF Hariyanto, dana uang minyak Participating Interest (PI) dari Pertamina Hulu Rokan (PHR) juga belum diterima tahun ini.
"APBD 2025 belum dibahas, kok tahu ada defisit Rp 1,3 triliun. Kayak dukun aja Pak Syamsuar, nih. Ya, Pak Syamsuar, lupa Bapak yang bahas anggaran itu adalah Sekda selaku Ketua TAPD," kata SF Hariyanto.
Jawaban SF Hariyanto itu kemudian direspon oleh Syamsuar. Ketua DPD I Partai Golkar Riau ini membeberkan fakta bahwa saat ini Pemprov Riau belum membayar honor para tenaga honorer, termasuk honor dokter di rumah sakit.
Syamsuar menyebut keuangan Pemprov Riau saat ini dalam kondisi sulit dan tidak pernah terjadi pada pemerintahan gubernur sebelumnya.
"Kita kasihan nih pegawai-pegawai honor termasuk dokter rumah sakit. Mudah-mudahan mereka tetap kerja semangat agar dalam waktu dekat mereka bisa terima honornya," kata Syamsuar.
Selain itu, Syamsuar juga menyinggung soal kondisi defisit APBD kabupaten/ kota di Riau saat ini. Hal ini karena bagi hasil pajak yang tak bisa diberikan sepenuhnya oleh Pemprov Riau.
"Ini jadi PR bagi siapa pun gubernur yang terpilih," kata Syamsuar.
Respon Syamsuar tersebut tak lagi dibalas oleh SF Hariyanto. Calon Gubernur Abdul Wahid mengambil alih mikropon. Ia menyebut kekhawatiran Syamsuar itu akan bisa diselesaikan oleh pihaknya.
"Insyaallah, masalah honor kami selesaikan, Pak Syamsuar. Karena kalau ditanya ke Pak SF Hariyanto, sekarang Pak SF Hariyanto gak lagi menjabat," tutup Abdul Wahid.
Isu defisit APBD Riau mencapai Rp 1,3 triliun dilontarkan sejumlah anggota DPRD Riau periode 2024-2029. Mereka menuding pengelolaan keuangan Pemprov di era SF Hariyanto menjadi Pj Gubernur dilakukan secara ugal-ugalan.
SF Hariyanto disebut telah mengalihkan sejumlah anggaran untuk kegiatan lain yang tidak dianggarkan dalam APBD Riau 2024 tanpa persetujuan DPRD Riau.
Namun, SF Hariyanto beralibi kalau pengalihan anggaran merupakan diskresi dirinya sebagai Pj Gubernur Riau. Ia mengklaim telah mendapat izin dari Mendagri dalam pengalihan anggaran tersebut. (R-03)