Antisipasi Penyebaran Cacar Monyet, Bandara SSK II-Balai Karantina Kesehatan Pekanbaru Gelar Rapat Koordinasi
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim (SSK) II Pekanbaru bersama Balai Kekarantinaan Kesehatan (BKK) Kelas 1 Pekanbaru, menggelar rapat koordinasi pada, Rabu (28/8/2024) terkait pencegahan dan pengendalian cacar monyet (Monkey Pox/ Mpox) di pintu masuk negara, melalui Bandara Internasional SSK II Pekanbaru. Pertemuan ini melibatkan Komite Fasilitasi (FAL) Bandara Internasional SSK II Pekanbaru.
Rapat koordinasi ini dilakukan sebagai tindak lanjut atas penetapan Mpox sebagai Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) oleh WHO pada Selasa (14/8/2024) lalu.
Hadir sebagai narasumber Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Pekanbaru Aryanti, yang menyampaikan topik “Overview dan Pencegahan Mpox”, serta EGM Bandara SSK II Pekanbaru, Radityo Ari Purwoko, yang akrab disapa Oki, sekaligus Ketua Komite FAL, menyampaikan topik “Tugas Komite FAL dan Kewaspadaan Terhadap Mpox”.
Dalam kesempatan tersebut, Oki menyampaikan, Bandara Internasional SSK II Pekanbaru telah mempersiapkan langkah-langkah pencegahan masuknya Mpox.
“Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru telah menyiapkan fasilitas dan peralatan untuk waspada Mpox seperti thermal scanner untuk mendeteksi suhu tubuh penumpang, tempat isolasi untuk observasi lanjut jika terdapat suspect, serta seluruh petugas di bandara akan dilengkapi dengan APD dasar seperti masker dan sarung tangan," ungkap Oki.
Kepala Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Pekanbaru Aryanti memberikan komentarnya terkait pentingnya langkah-langkah pencegahan ini.
"Mengingat Mpox sangat mudah menular, kami berharap semua pihak dapat menjaga dan melindungi diri dengan sebaik-baiknya. Langkah-langkah preventif yang dilakukan di bandara ini adalah upaya awal untuk mencegah penyebaran penyakit lebih lanjut."
Rapat ini menghasilkan berbagai kesepakatan strategis dalam pengawasan kesehatan di Bandara Internasional SSK II Pekanbaru termasuk peningkatan sosialisasi kepada penumpang, penguatan fasilitas karantina, dan koordinasi yang lebih intensif antara pihak bandara, karantina kesehatan, dan maskapai penerbangan.
Bandara SSK II Pekanbaru akan terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk memastikan seluruh langkah pencegahan dan pengendalian Mpox dapat berjalan dengan baik demi melindungi kesehatan masyarakat pengguna jasa bandar udara.
Sebelumnya, Kementerian Perhubungan pada 27 Agustus 2024 juga telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor SE 5 DJU Tahun 2024 tentang Penggunaan SatuSehat Health Pass pada Pelaku Perjalan Luar Negeri. Maksud edaran ini, untuk memberikan panduan bagi Badan Usaha Angkutan Udara dan Perusahaan Angkutan Udara Asing agar setiap orang pelaku perjalan luar negeri yang terbang ke Indonesia, untuk mengisi formulir swadeklarasi elektronik yang bernama SATUSEHAT Health Pass guna mencegah penularan penyakit Mpox Indonesia.
Terkait edaran tersebut, Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru juga mempersiapkan diri terkait implemantasi SatuSehat Health Pass.
"Meskipun SatuSehat Health Pass sementara ini baru diberlakukan di Bandara Soekarno-Hatta dan Bandara I Gusti Ngurah Rai, tetapi kami terus berkoordinasi dan tetap menyiapkan semua fasilitas pendukung untuk peningkatan kewaspadaan dan penanganan suspect Mpox. Situasi pandemi sangat fluktuatif, sehingga kami harus selalu siap jika sewaktu-waktu diminta untuk menjalankan prosedur tersebut."
Turut hadir anggota Komite FAL dari PT Angkasa Pura II, Balai Kekarantinaan Kesehatan Kelas I Pekanbaru, Kantor Imigrasi Kelas I TPI Bandara SSK II Pekanbaru, Kantor Pengawasan Pelayanan Bea & Cukai Tipe Madya Pabean B Pekanbaru, Ketua Airlines Operator Committee (AOC) Bandara Internasional SSK II Pekanbaru, Stasiun Karantina Pertanian Bandara SSK II Pekanbaru, dan para pimpinan maskapai serta groundhandling yang beroperasi di Bandara Internasional SSK II Pekanbaru. (R-03)