2 Kakek Ketahuan Diduga Melakukan Hubungan Sesama Jenis di Dalam Becak, Kasihan Dipukuli Warga
Para pelaku saat digrebek masa. Foto: Net
SABANGMERAUKE NEWS, Sumatera Utara - Hubungan sesama jenis masih menjadi penyakit masyarakat. Kali ini dua orang pria paruh baya kepergok sedang melakukan hubungan seks sesama jenis di becak motor (bentor) yang terparkir di Jalan Sei Deli, Medan, Sumatera Utara Minggu (26/11/2023) sekitar pukul 09.30 WIB.
Dilihat melalui unggahan video akun Instagram @fakta.beriita Jumat, 1 Desember 2023 warga merekam detik-detik kedua pria paruh baya tersebut saat digerebek pada pagi hari.
“Pria tua dipergoki sedang melakukan hubungan wikwik sesama jenis di becak bermotor,” tulis narasi unggahan
Di awal video terlihat warga ramai-ramai mendatangi bentor yang terparkir di sudut jalan. Kemudian seorang warga memukul bentor tersebut dengan keras. “Brak” suara bentor dipukul
Setelah itu, keluar dari dalam bentor seorang pria diperkirakan berusia 50 tahun tanpa mengenakan sehelai pakaian disusul seorang pria lainnya yang keluar sambil memakai celana.
“Ih laki-laki sama laki-laki,” ucap perekam video
Warga yang geram melihat perbuatan kedua pria paruh baya tersebut pun langsung memukul mereka dengan kayu.
2 pasangan mesum itu terlihat seperti minta ampun saat warga ingin memukulnya kedua kali.
“Ih berdarah, berdarah woi,” kata perekam video menggambarkan kondisi pasangan mesum tersebut setelah dipukul.
Belum diketahui kelanjutan dari video tersebut. Sampai saat ini pihak-pihak terkait seperti aparat kepolisian setempat belum menyampaikan tanggapan resmi.
Adapun, kolom komentar unggahan telah dipenuhi berbagai respons dari warganet. Tidak sedikit warganet yang merasa kesal melihat perilaku dua pria paruh baya itu.
“Ini kota Medan, waktu itu walikota bilang melarang LGBT, kok masih ada aja ya. Cepat bertobat kota Medan. Nanti jadi seperti Sodom gomora jaman nabi Lot,” komentar salah seorang warganet
“Ga ada wanita lain kah bang ,,, smpe kau dg laki di becak pulaaaa ... Entahlah mungkin abis mkn/minum kecubung,” timpal warganet. (*)
