Serang Jokowi-Tarik Menteri Bakal Rugikan PDI Perjuangan di Pemilu 2024: Basis Suara akan Digerogoti!
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Bangunan narasi yang berbau serangan kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi), diperkirakan bakal merugikan PDI Perjuangan serta bakal pasangan calon presiden-wakil presiden yang diusung, Ganjar Pranowo-Mahfud MD.
Maka dari itu, PDIP diperkirakan tidak bakal melakukan manuver politik secara drastis seperti menarik kader mereka dari kabinet atau mengkritik program pemerintah, meski saat ini berbeda sikap dengan Jokowi.
Menurut peneliti Indikator Politik Indonesia Bawono Kumoro, jika PDI Perjuangan melakukan tindakan seperti menyerang kebijakan pemerintah, mengkritik sikap Jokowi, atau menarik kader mereka dari kabinet maka bakal kontraproduktif dengan upaya menggalang dukungan menjelang Pemilu dan Pilpres 2024.
"Jadi kalau misalnya hubungan, relasi politik antara kedua belah pihak tersebut semakin merenggang, meruncing, atau Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan melakukan hal-hal yang katakanlah menyerang terhadap kebijakan pemerintah ke depan selama 1 tahun terakhir, juga menyerang atau ofensif terhadap Presiden Jokowi, juga terhadap manuver Presiden Jokowi di Pilpres dengan memberi jalan bagi Gibran Rakabuming Raka tentu itu bakal memiliki dampak elektoral yang negatif bagi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan," kata Bawono, Kamis (23/11/2023).
Bawono menilai saat ini PDI-P memang dalam posisi politik yang sangat kurang menguntungkan dalam menghadapi Pemilu 2024.
Sebab menurut dia, setelah Gibran yang merupakan anak sulung Presiden Jokowi maju menjadi calon wakil presiden mendampingi calon presiden Prabowo Subianto maka menjadi tanda PDI-P dan Jokowi memiliki pilihan politik berbeda.
Di sisi lain, Bawono menilai PDI-P sebenarnya membutuhkan sokongan politik dari Presiden Jokowi dalam menghadapi Pemilu 2024.
“Ini dikarenakan approval rating Presiden Jokowi masih tinggi di sisa 1 tahun masa pemerintahan beliau. Data survei terbaru Indikator menunjukkan approval rating Preside Jokowi masih di atas 75 persen," ujar Bawono.
Faktor lainnya yang menyulitkan langkah PDI-P adalah faktor kedisukaan Presiden Jokowi yang tinggi. Menurut Bawono, dari data survei Indikator terlihat alasan kedua terbesar masyarakat memilih PDI-P karena faktor sosok Presiden Jokowi.
“Artinya figur Presiden Jokowi memiliki kontribusi bagi para pemilih untuk membuat mereka memilih PDI Perjuangan," ucap Bawono.
Maka dari itu Bawono menilai jika PDI-P mengambil langkah drastis terhadap Presiden Jokowi justru bisa menggerogoti basis suara mereka. Sedangkan mereka berambisi mencetak 3 kemenangan beruntun (hat trick) Pemilu sejak 2014. (*)