Kapolres Kepulauan Meranti Wanti-wanti Karhutla Sudah Lahap Hampir 10 Hektare: Semua Pihak Harus Siaga!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Polres Kepulauan Meranti meminta seluruh untuk menggencarkan upaya pencegahan kebakaran hutan dan lahan (karhutla). Soalnya, wilayah kabupaten termuda di Riau ini menjadi salah satu daerah paling rawan karhutla terlebih memasuki puncak musim kemarau.
Kapolres Kepulauan Meranti AKBP Andi Yul Lapawesean Tendri Guling menyatakan upaya preemtif maupun preventif harus teru dilakukan agar karhutla bisa diantisipasi.
Merujuk prakiraan cuaca yang dirilis oleh Badan Meteorlogi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), musim kemarau 2023 berlangsung pada bulan ini terhadap sebagian besar wilayah Pulau Sumatera.
"Pencegahan menjadi tugas wajib dan rutin dilaksanakan oleh seluruh personel baik di tingkat Polres dan Polsek jajaran berkerjasama dengan seluruh stakeholder di Kabupaten Kepulauan Meranti hingga ke pelosok desa," kata AKBP Andi Yul, Minggu (21/5/2023).
Polres Kepulauan Meranti, kata Andi Yul, juga terus berkoordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait melakukan patroli bersama, pengecekan embung-embung dan sekat kanal, penyuluhan, penyebaran maklumat, pemasangan spanduk himbauan, forum diskusi hingga apel siaga Karhutla.
"Itu kita lakukan dengan menggunakan teknologi yang memadai. Harus rutin dan wajib dilaksanakan oleh seluruh personel di lapangan. Kegiatan itu juga harus dilaporkan kepada saya rutin setiap hari," ungkapnya.
Dari data yang mereka himpun, sejak Januari, hingga 20 Mei 2023 ini terdapat 6 titik api yang terjadi di Kepulauan Meranti. Dari semua kejadian tersebut, pihaknya bersama tim gabungan berhasil memadamkan api hingga tidak menyebar luas.
Setidaknya 9,75 hektar lahan di sejumlah kecamatan ludes terbakar. Lokasi karhutla berada di Kecamatan Rangsang, Kecamatan Rangsang Peisisir, Kecamatan Tebingtinggi. Kejadian terparah berlangsung di Kecamatan Pulau Merbau.
"Hampir sepuluh hektar lahan masyarakat rusak terbakar," jelasnya.
AKBP Andi Yul mengaku telah memperkuat koordinasi antara tim gabungan atau satgas. Seperti mendorong pemerintah daerah menetapkan status siaga pada Februari 2023 lalu.
"Sesuai perintah Pak Kapolda kami juga telah melakukan rapat rutin penanggulangan karhutla bersama forkopimda rutin dua pekan sekali. Selanjutnya pengecekan alat pemadam juga kami anggap penting, bahkan himbauan lewat rumah ibadah," ujarnya.
Hasilnya sejauh ini bencana tersebut dapat diatasi berkat kesiapsiagaan dan sinergi antara Polres, Pemerintah, TNI serta stakeholder lainnya.
"Upaya pencegahan dan penanganan karhutla adalah tugas serta tanggung jawab kita bersama, maka perlu dukungan dari semua pihak. Untuk itu, kita perlu selalu siaga apabila sewaktu-waktu terjadi karhutla, sehingga bisa ditangani cepat," tuturnya.
Sejak Januari hingga April 2023, Polres Kepulauan Meranti berhasil membangun 60 embung, 58 sekat kanal non permanen, dan telah memasang 187 sepnduk himbauan pencegahan karhutla, serta penyebaran sebanyak 5.913 maklumat tentang larangan larangan membakar hutan dan lahan di Kepulauan Meranti. (R-01)