Gempa Turki Diduga Buatan Manusia, Kok Bisa?
SABANGMERAUKE NEWS - Gempa dengan magnitudo 7,8 yang mengguncang Turkiye pada Senin (6/2) dituding sebagai rekayasa alias buatan manusia. Tudingan ini antara lain muncul dari Walikota Ankara, Ibrahim Melih Gokcek. Melalui akun Twitter-nya Gokcek menyebut bukan kali pertama Turki menjadi target gempa buatan manusia.
“Sekarang, saya berpikir, ini mungkin gempa hasil rekayasa manusia. Saya tidak mengatakan hal itu pasti demikian, tetapi ada kemungkinan yang sangat besar,” tulis Gokcek.
Sejumlah pihak bahkan menuding Amerika Serikat (AS) dengan teknologi HAARP miliknya menjadi dalang gempa yang menewaskan kurang lebih 12 ribu jiwa tersebut. Tudingan itu antara lain muncul dari pegiat teori konspirasi. Belakangan, Gokcek ternyata juga mempercayai teori tersebut.
“Saya bilang, harus ada investigasi soal ini. Apakah ada kapal riset seismik yang melintas di dekat episenter? Jika iya, kapal itu milik negara mana?” tuding Gokcek.
Mengutip laman Stanford, gempa memang dapat dibuat oleh manusia. Oklahoma merupakan salah satu kota di AS yang pernah cukup sering mengalami gempa buatan manusia. Hal ini terjadi lantaran injeksi air pembuangan dari tambang minyak dan gas. Air tersebut diinjeksi ke kedalaman 7 ribu kaki di bawah tanah di utara tengah Oklahoma dan selatan Kansas.
Penyuntikan air ke dalam lapisan dapat berdampak kepada patahan di sekitarnya. Alhasil, patahan bisa menghasilkan gempa karena tekanan yang dihasilkan dari suntikan air limbah tersebut.
“Injeksi cairan ke formasi Arbuckle meningkatkan tekanan yang menyebar di area yang besar. Tekanan itu bermasalah karena dapat berdampak ke patahan yang besar di dekatnya yang sudah berada dalam tekanan akibat proses tektonik,” tulis para pakar yang penelitiannya dipublikasikan di jurnal Nature Communications.
“Gempa yang diinduksi di Oklahoma meningkat drastis sekitar 2009 dan puncaknya terjadi pada 2015, dengan hampir 1000 gempa yang dirasakan dan menyebar di sebelah utara dan selatan negara bagian tersebut,” tulis mereka.
Hal serupa juga dinyatakan geofisikawan dari Free University of Berlin, Marco Bohnhoff yang telah meneliti lebih dari 20 tahun di bidang aktivitas seismik alami maupun injeksi. Menurutnya, ada beberapa aktivitas manusia yang bisa memicu gempa.
“Dengan gempa induksi, jelas ada koneksi spasial dan temporal antara peristiwa gempa dan aktivitas manusia seperti pertambangan, pengisian reservoir bendungan, atau injeksi cairan untuk tujuan penyimpanan air di bawah tanah,” tulisnya. (RE-02)