Penembakan Eks PM Jepang Shinzo Abe Disebut Terkait Gereja Unifikasi, Ini Profil Organisasinya
SABANGMERAUKE NEWS - Gereja Unifikasi cabang Jepang, yang juga dikenal sebagai Federasi Keluarga untuk Perdamaian Dunia dan Unifikasi, mengonfirmasi ibu Tetsuya Yamagami, pelaku penembakan mantan Perdana Menteri Shinzo Abe merupakan anggota organisasi tersebut.
Kabar itu disampaikan oleh presiden organisasi tersebut, Tomihiro Tanaka, pada Senin (11/7/2022).
Nama Gereja Unifikasi menjadi sorotan setelah Yamagami mengaku membunuh Abe karena meyakini sang eks PM terlibat dengan organisasi tersebut. Pria 41 tahun itu menyimpan rasa dendam terhadap gereja tersebut lantaran telah membuat sang ibu bangkrut dan hidupnya menjadi sulit.
"Keluarga kami bergabung dengan (organisasi) keagamaan tersebut dan hidup kami menjadi lebih sulit setelah mendonasikan uang ke organisasi itu," tutur Yamagami kepada penyelidik pada Jumat (8/7/2022).
"Saya ingin menargetkan pejabat tinggi organisasi itu, tetapi sulit. Jadi, saya menargetkan Abe karena saya percaya dia terlibat (dalam organisasi itu). Saya ingin membunuhnya," kata Yamagami lagi.
Walaupun demikian, masih belum jelas Gereja Unifikasi ini merupakan organisasi yang tak disukai oleh Yamagami.
Lantas, apa itu Gereja Unifikasi?
Sebagaimana dilansir Reuters, markas utama Gereja Unifikasi berlokasi di Pusan, Korea Selatan pada 1954 oleh Sun Myung Moon.
Pengikut gerakan ini disebut sebagai 'Moonies.'
Britannica melaporkan Moon menyatakan diri sebagai seorang mesias dan anti-komunikasi.
Moon disebut fasih berbicara bahasa Jepang. Ia meluncurkan kampanye politik anti-komunikasi pada akhir 1960-an, pun membangun relasi dengan politikus Jepang.
Moon sendiri lahir pada 1920 dan dibesarkan di gereja protestan Presbyterian. Du masa remaja, Moon memandang dirinya bertugas menyelesaikan pekerjaan Yesus yang tak selesai.
Menurut Moon, dunia dibuat dengan dua sifat Tuhan, yang direfleksikan dalam dua ekspresi kehidupan, yakni Sung Sang (sebab, maskulin) dan Hyung Sang (akibat, feminim). Ia menilai tujuan penciptaan manusia adalah untuk menjalani kesenangan dalam mencintai.
Moon menilai Yesus masih belum menyelesaikan rencana Tuhan karena ia tidak menikah. Moon kemudian mengajak pengikutnya untuk berpartisipasi dalam tujuan Tuhan tersebut.
Para pengikut Moon percaya mereka bisa membantu membangun Kerajaan Tuhan di Bumi dengan menerima berkat pernikahan mereka di acara pernikahan massal yang dilangsungkan gerakan itu.
Organisasi ini menarik perhatian global karena melangsungkan pernikahan besar. Gereja itu kerap melangsungkan acara kawin massal dengan menikahkan ribuan pasangan dalam satu waktu.
Di awal kemunculan, perekrutan pengikut Gereja Unifikasi terbilang cepat hingga pertumbuhan keanggotaan gereja membengkak dari semula terbentuk hanya terdiri dari 100 misionaris menjadi sekitar 10.000 dalam beberapa tahun.
Hingga saat kematian Moon pada 2012, gereja yang ajarannya diklaim berdasarkan pada Alkitab dengan interpretasi baru, mengklaim telah memiliki sekitar tiga juta pengikut.
Namun, dikutip AFP, beberapa ahli mengatakan keanggotaan Gereja Unifikasi telah turun tajam dari puncaknya pada 1980-an menjadi beberapa ratus ribu saja.
Sementara itu, Gereja Unifikasi cabang Jepang didirikan pada 1959 ketika gereja mengirim misionaris ke Jepang dan Amerika Serikat pada akhir 1950-an, membina anggota yang berpikiran bisnis. (*)