Kontraktor Riau Terancam Bangkrut 'Dimangsa' Anak Cucu Cicit BUMN di Blok Rokan, Ini Respon Ahok Komut Pertamina
SabangMerauke News, Pekanbaru - Komisaris Utama PT Pertamina, Basuki Tjahaya Purnama (BTP) merespon cepat soal berita kondisi perusahaan kontraktor lokal dan nasional di Riau terancam bangkut diduga akibat ekspansi anak cucu dan cicit BUMN yang menggarap proyek di Blok Rokan. Pria yang populer dengan sapaan Ahok ini memberikan komentar pendek.
"Bisa ke BUMN," balas Ahok saat dikonfirmasi SabangMerauke News via layanan WhatsApp, Sabtu (4/6/2022).
BERITA TERKAIT: Kontraktor Riau di Blok Rokan Terancam Bangkrut, Menteri Erick Thohir harus Bertanggung Jawab: Anak Cucu Cicit BUMN Disuapin Proyek
Ahok menyampaikan apresiasi atas adanya informasi tersebut. Ia berjanji akan meneruskannya kepada pihak-pihak terkait.
"Terima kasih infonya. Akan diteruskan," terang Ahok lagi.
SabangMerauke News masih menunggu balasan konfirmasi via WhatsApp yang telah dilayangkan kepada Menteri BUMN, Erick Thohir dan Sekretaris Menteri BUMN, Susyanto. Termasuk konfirmasi juga sudah dikirimkan kepada Kepala SKK Migas, Dwi Soetjipto selaku pengawas sektor hulu migas. Namun, ketiga pejabat tersebut belum memberikan balasan.
BERITA TERKAIT: Dugaan Skandal Tender 700 Unit Mobil: CERI Desak Ponsel Dirut PT Pertamina Hulu Rokan Diaudit Forensik, Evaluasi Kinerja Buyung Jaffee
Sebelumnya diwartakan, Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources (CERI) Yusri Usman meminta Menteri BUMN, Erick Thohir bertanggung jawab atas gonjang-ganjing dan gejolak keras yang dihadapi kontraktor migas dan jasa pendukung di Blok Rokan.
Kondisi kontraktor di Riau secara nyata mengalami ancaman kebangkrutan, akibat ekspansi secara massif anak cucu dan cicit perusahaan BUMN menggarap proyek di Blok Rokan, sejak PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) mengganti operator PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).
"Erick Thohir harus bertanggung jawab atas kondisi saat ini. Itu artinya, dia membiarkan anak cucu dan cicit BUMN menjadi kanibal kontraktor lokal dan nasional di Riau yang terancam gulung tikar saat ini," kata Direktur Eksekutif Center of Energy and Resources (CERI) Yusri Usman kepada SabangMerauke News, Jumat (3/6/2022).
BERITA TERKAIT: APJPMI Bersuara Soal Kisruh Tender 700 Unit Mobil di PT Pertamina Hulu Rokan, Singgung Anak Cucu Cicit BUMN
Ia menduga, posisi Erick Thohir yang disebut-sebut punya niat menjadi calon presiden atau calon wakil presiden, ingin memoles citra kinerja BUMN seakan-akan produktif. Cara itu menurut Yusri dinilai keliru dan kontraproduktif.
"Justru akhirnya banyak perusahan lokal jadi korban atas kebijakan makan di lahan sendiri oleh anak cucu dan cicit perusahaan BUMN tersebut," kata Yusri.
Kebijakan Superkonyol
Yusri menegaskan, mobilisasi sejumlah anak cucu dan cicit BUMN ke Blok Rokan adalah kebijakan superkonyol. Ia menduga kebijakan ini direstui oleh Erick Tohir agar laporan keuangan BUMN kelihatan moncer dan hebat karena banyak menggarap proyek.
BERITA TERKAIT: Dirut PT Rifansi Diperiksa Polda Riau Kasus Tanah Galian untuk Blok Rokan, Cuma Ini Respon PT Pertamina Hulu Rokan
"Tapi sialnya, anak cucu cicit BUMN itu justru makan di lahan sendiri. Membuat kontraktor lokal dan nasional di Riau banyak yang bisa gulung tikar. Padahal misi didirikan BUMN sebagai lokomotif untuk membina kontraktor lokal naik kelas, bukan justru membinasakannya. Ini kebijakan sontoloyo," tegas Yusri.
Yusri membandingkan kondisi saat PT Chevron (dulunya PT Caltex) mengelola selama hampir 100 tahun ladang minyak di Riau. Saat itu, nyaris tidak ditemukan anak perusahaan Chevron (Caltex) yang bermain menggarap proyek.
"Menteri Erick Thohir telah membiarkan keresahan berlarut-larut yang dirasakan oleh kontraktor lokal dan nasional di Riau. Dia (Erick Thohir, red) membiarkannya terjadi secara berkelanjutan," kata Yusri.
Berdasarkan informasi yang dihimpun SabangMerauke News dari sejumlah pelaku usaha jasa penunjang migas, kondisi kontraktor lokal dan nasional di Riau gigit jari sejak PT PHR menjadi 'penguasa' Blok Rokan sejak 9 Agustus 2021 lalu. Janji manis dengan tagline 'Blok Rokan Kembali ke Pelukan Ibu Pertiwi' dinilai hanya jadi angin surga semata.
Sejumlah proyek yang selama ini menjadi 'mainan' kontraktor lokal dan nasional di Riau, disikat oleh anak cucu dan cicit perusahaan BUMN. Akibatnya, kontraktor di Riau terancam menjadi penonton dan mati suri.
Skema pembiayaan proyek pun diduga mengalami perubahan. Di mana kontraktor di Riau harus membiayai pelaksanaan proyek, namun anak cucu dan cicit BUMN menjadi main contractor dan pemegang kendali pencairan keuangan proyek.
"Bahkan sampai proyek jasa sekuriti kecil-kecilan pun saat ini sudah diembat. Mengerikan kondisi saat ini. Tak pernah dibayangkan sebelumnya," kata seorang pengurus perusahaan yang biasa main di Blok Rokan.
Berburu di Kandang Sendiri
Yusri Usman menegaskan, seharusnya anak cucu dan cicit BUMN memiliki daya juang bisnis yang tinggi. Bukan sebaliknya dimanja ibarat disuapin proyek dari induk perusahaan.
Anak cucu dan cicit BUMN itu, kata Yusri, mestinya diajar bertarung secara fair di proyek besar, bukan disuapin proyek dengan gampangnya.
"Ini gak boleh, kapan bisa BUMN mandiri dan mampu bersaing di level global? Ini namanya jago kandang. Berburu di kandang sendiri," kata Yusri. (*)