Mengenal Aquaplaning, Penyebab Kecelakaan Tunggal di Jalan Bandara Minangkabau Sampai Avanza Terbelah Dua
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Kecelakaan maut yang sangat mengerikan dialami mobil Toyota Avanza Veloz saat melaju di jalur dua menuju Bandara Internasional Minangkabau (BIM), Kecamatan Batang Anai, Kabupaten Padang Pariaman, Selasa (9/1/2024) sekitar pukul 17.30 WIB.
Akibat kecelakaan itu, mobil Mobil hancur sampai terbelah dua. Diduga mobil mengalami aquaplaning sebelum menabrak tiang baliho.
Dari rekaman video yang beredar di media sosial, jalanan saat itu sedang basah diguyur hujan.
Akibat insiden nahas itu, sopir mobil dilaporkan meninggal dunia dan penumpangnya mengalami luka-luka.
Pelajaran dari kecelakaan nahas ini, berkendara saat hujan harus ekstra hati-hati. Sebab, ada ancaman bahaya yang namanya aquaplaning.
Pakar road safety yang juga Instruktur dan Founder Jakarta Defensive Driving Consulting (JDDC) Jusri Pulubuhu menjelaskan, aquaplaning adalah suatu keadaan ketika ban tidak mendapat daya cengkeram akibat genangan air. Jadi seolah-olah ban berputar di atas genangan air.
"Jadi aquaplaning adalah sebuah fenomena ketika sebuah kendaraan apakah motor, mobil, atau speedboat yang melintasi lapisan film air atau lapisan tipis air di sebuah permukaan," kata Jusri.
"Pada kecepatan pelan, ia tidak mempengaruhi apa-apa, tetapi pada kecepatan tinggi maka momentum atau terjangan ban akan membuat daya angkat ke atas yang mendorong permukaan ban, terlepas traksinya dari permukaan jalan tersebut," kata Jusri.
Senada, praktisi keselamatan berkendara sekaligus Director Training Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana menjelaskan aquaplaning merupakan sebuah fenomena ketika ban mobil kehilangan traksi saat melewati genangan air dalam kecepatan tinggi. Efeknya, mobil serasa melayang di atas air.
Menurut Sony, 70% pengendara yang kecelakaan akibat aquaplaning terjadi karena pengendara tak dapat mengantisipasinya. Ketika terjadi aquaplaning kendaraan cenderung sulit dikendalikan.
"Jalanan tergenang air, ban botak, kecepatan tinggi, agresif di kondisi hujan pasti pengemudi mudah terdampak aquaplaning. Kunci dari keamanan adalah menjaga kecepatan di kala hujan," sarannya.
Dia mengatakan, saat turun hujan kurangi kecepatan setidaknya 10 km/jam dari kondisi normal. Semakin deras hujannya, maka sebaiknya kurangi kecepatan semakin banyak.
"Ketika terjebak aquaplaning tahan kemudi ke arah depan dan tidak melakukan koreksi kemudi kasar yang dapat membuat kendaraan selip. Hindari mengerem di kondisi aquaplaning karena saat ban mendapat gripnya justru dapat membuat mobil hilang kendali. Kurangi kecepatan sebelum terjebak genangan air," imbaunya. (*)