Inilah Negara dengan Pertumbuhan Ekonomi Tercepat di Dunia
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Guyana, sebuah negara di Amerika Selatan dengan populasi sekitar 800.000 orang, diyakini akan menjadi negeri dengan pertumbuhan ekonomi tercepat. Bahkan di 2028, pertumbuhannya diyakini bakal menembus 100%.
Hal ini dimuat Dana Moneter Internasional (IMF) dalam proyeksi terbarunya sebagaimana dikutip CNBC International, Rabu (27/9/2023). Sebagian besar didorong oleh keuntungan dari sektor produksi dan ekspor minyak.
Tahun ini saja, ekonomi Guyana akan tumbuh 38% pada akhir tahun. "Suatu kecepatan yang sangat cepat," muat lembaga itu.
IMF pun tak sendiri. Ramalan sama juga dikatakan BMI, unit penelitian Fitch Solutions.
"Guyana akan mengalami pertumbuhan yang luar biasa tahun ini," kata kepala risiko negara Amerika Latin di badan itu Andrew Trahan.
Ia pun memperkirakan PDB riil di Guyana akan meningkat sekitar 115%. Ini akan terjadi dalam lima tahun ke depan.
"Besarnya peningkatan tersebut bergantung pada seberapa cepat produksi minyak tambahan dapat dilaksanakan," tambahnya.
Produksi minyak di Guyana diramal bakal melonjak dari sekitar 390.000 barel per hari pada tahun ini, menjadi lebih dari 1 juta barel per hari di 2027. Operasi ladang minyak lepas pantai baru di Blok Stabroek melalui konsorsium yang dipimpin oleh ExxonMobil menjadi alasannya.
Blok Stabroek di Guyana adalah reservoir minyak lepas pantai, seluas 6,6 juta hektar di lepas pantai Atlantik negara itu. Blok tersebut diperkirakan menyimpan 11 miliar barel minyak, menurut ExxonMobil.
"Pertumbuhan Guyana yang kuat telah dan akan terus, didorong oleh ekspansi produksi minyak yang pesat menyusul serangkaian penemuan dalam beberapa tahun terakhir," kata Trahan lagi.
Di 2022, Guyana mencatat pertumbuhan PDB sebesar 62,3%. Selain minyak, pertumbuhan sektor non-minyak Guyana juga didorong oleh investasi di bidang transportasi, perumahan, dan peningkatan sumber daya manusia, belum lagi pertanian dan pertambangan.
Trahan pun meramalkan bahwa negara ini akan kembali menjadi negara dengan pertumbuhan ekonomi tercepat di dunia pada tahun 2023. Ia memperkirakan Guyana akan mempertahankan gelar tersebut setidaknya selama dua tahun ke depan.
"Kami melihat pertumbuhan yang kuat ini akan terus berlanjut di tahun-tahun mendatang karena produksi minyak terus meningkat, dengan PDB riil meningkat sekitar 115% antara tahun 2022 dan 2028," katanya.
Dari Negara Miskin Jadi Maju
Sementara itu, rekanan di lembaga pemikir Chatham House, Valerie Marcel mengatakan Guyana memang membuat kejutan. Negara itu berubah pesat.
"Guyana telah berkembang pesat dari salah satu negara Karibia termiskin menjadi perekonomian yang menunjukkan pertumbuhan luar biasa," katanya.
Meski pertumbuhan positif akan terus berlanjut, ia mengingatkan negara itu akan sangat bergantung harga minyak. Belum lagi stabilitas politik negara tersebut.
"Seiring berjalannya waktu, harga minyak akan berfluktuasi dan pada akhirnya tetap rendah. Itulah mengapa sangat penting bagi Guyana untuk mendiversifikasi perekonomiannya," kata Marcel.
"Seperti negara mana pun yang bergantung pada pendapatan minyak, Guyana menghadapi risiko, terutama dalam hal korupsi dan Dutch disease," tambahnya, merujuk "Penyakit Belanda" yang mengacu pada dampak negatif yang timbul dari pembangunan pesat akibat sumber daya baru, yang secara paradoks merugikan perekonomian yang lebih luas.
Peringatan juga disampaikan lagi oleh pengamat BMI Trahan. Ia mengatakan perpecahan jadi rentan di negara itu.
"Namun sejarah perpecahan yang mendalam antara populasi Indo dan Afro-Guyana, serta berjuang melawan korupsi dan kejahatan terorganisir menjadi tantangan," kata Trahan.
"Masuknya keuntungan minyak dapat memperburuk perpecahan itu," tambahnya katanya. (*)