Tragis Kampus ITS Meranti Ditutup Usai Bupati Adil Ditangkap KPK, Pemkab Alihkan Jadi Kantor Dinas
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Nasib kampus Institut Teknologi dan Sains (ITS) Kepulauan Meranti berujung tragis. Perguruan tinggi swasta pertama di Selatpanjang ini ditutup karena saat ini pengelolaannya tak berjalan, pasca terjeratnya Bupati Kepulauan Meranti Muhammad Adil dalam kasus suap yang ditangkap Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) April lalu.
Pantauan SabangMerauke News, tampak sejumlah tukang sedang membongkar atap parkir kampus yang berada di Jalan Pembangunan 3 Kelurahan Selatpanjang Kota, Kamis (24/8/2023) pagi.
Pembongkaran dilakukan atas permintaan Yayasan Haji Abdul Qadir yang menaungi Kampus ITS Meranti untuk mengambil asetnya karena memilih tutup dan tidak beroperasi lagi.
Sebelumnya kampus tersebut sudah lama tidak ada aktiviitas mahasiswa, gedung kelas pun terlihat dikunci. Kondisinya tampak tidak terurus, rumput menjalar di pagar dan dinding, sampah juga terlihat berserakan. Selain itu aliran listrik di kampus itu juga sudah diputus PLN karena menunggak bayar.
Wakil Rektor II ITS Meranti, Muhammad Yasir mengatakan pihaknya sudah tidak tahu lagi bagaimana cara mempertahankan nasib mahasiswa dan operasional kampus. Menurutnya, saat ini belum ada kejelasan dari pihak Yayasan.
"Ya ditutuplah. ITS Meranti itu operasionalnya nggak ada, jadi kita tak bisa meneruskan," kata Muhammad Yasir, Kamis (24/8/2023).
Menurut Yasir, Ketua Yayasan Haji Abdul Qadir yang dipimpin oleh anak kedua Muhammad Adil yakni Nadya Fitri itu tidak lagi bisa dikonfirmasi untuk mempertanyakan kejelasan nasib mahasiswa dan operasional kampus. Kondisi kesehatan Nadya dikabarkan menurun.
"Jadi belum ada koordinasi lagi ke pihak yayasan," kata Yasir.
Ia menyatakan, sejumlah mahasiswa saat ini ada yang pindah ke kampus lain, namun sebagian berhenti kuliah. Jumlah mahasiswa di kampus tersebut mencapai 180 orang. Begitu juga dengan dosen banyak yang mencari dan berkarir di luar Kabupaten Kepulauan Meranti.
"Ada 60 orang mahasiswa yang mengajukan pindah. Kampusnya harus linear. Dosen juga lepas begitu saja, kita tak bisa mempertahankan mereka, mau gimana lagi lagi," ungkap Yasir.
Ia menerangkan, bangunan kampus tersebut berstatus dipinjam pakai dan Pemkab Kepulauan Meranti.
"Aset yayasan sedang dibongkar karena memang itu milik yayasan. Yang menjadi milik pemerintah itu hanya gedung yang statusnya dipinjamkan," tuturnya.
Sejak diputuskan untuk tidak beroperasi lagi pada bulan Juni 2023 lalu, dikatakan Yasir pihak kampus maupun yayasan tidak ada yang berkoordinasi kepada pemerintah daerah.
Menurutnya, keputusan menutup kampus sudah dilakukan sekitar dua bulan lalu, tepatnya bulan Juni. Sejauh ini belum ada komunikasi dengan pemda untuk mengaktifkannya.
"Dari pihak yayasan belum ada pembicaraan lagi, kita itu terkendala biaya operasional, itulah intinya. Waktu itu direncanakan program beasiswa dari Pemda harapannya bisa digunakan untuk operasional kampus, namun kita belum pernah mendapatkannya," ucap Yasir.
Ia mengaku sedih dengan penutupan kampus ITS Meranti. Apalagi kampus ini merupakan perguruan tinggi pertama yang didirikan di Negeri Sagu.
"Lagi pula mahasiswanya juga antusias luar biasa, memang secara ekonomi mereka lemah, makanya harapannya itu mendapatkan beasiswa," pungkasnya.
Pemkab Tak Mau Melanjutkan
Sementara itu, Pelaksana Tugas Bupati Kepulauan Meranti, Asmar menyatakan pihaknya memilih tidak melanjutkan operasional kampus ITS Meranti. Ia menyebut sejak awal keberadaan kampus sudah bermasalah.
"Kita tidak akan melanjutkan kampus ITS Meranti itu, karena memang sudah bermasalah sejak awal. Kalau nanti dilanjutkan, kita pula nanti yang bermasalah, makanya ditutup saja," kata Asmar.
Terkait pengggunaan gedung kampus yang menjadi aset pemerintah daerah itu, Asmar mengatakan akan merelokasi OPD yang saat ini masih menyewa ruko untuk berkantor di kampus ITS.
"Nanti setelah masa sewa kantor OPD itu habis, akan kita pindahkan ke sana. Ada sebanyak 4 OPD kalau tak salah," tutur Asmar.
Diberitakan sebelumnya, nasib ratusan mahasiswa ITS Meranti terombang-ambing setelah tidak adanya kejelasan dari pihak manajemen yang menghentikan semua aktivitas akademik di kampus sampai batas waktu yang belum ditentukan.
Kuliah tatap muka pun dihentikan sementara para mahasiswa terus menjalankan kewajibannya mengikuti mata kuliah hanya melalui aplikasi zoom.
Tidak jelasnya kepengurusan kampus tersebut diketahui setelah Bupati Kepulauan Meranti nonaktif, Muhammad Adil terjaring operasi tangkap tangan (OTT ) KPK pada Kamis (6/4/2023) lalu.
Diketahui selama ini seluruh operasional berupa gaji dosen dan pegawai serta kebutuhan alat tulis mantor (ATK) di kampus tersebut berasal hibah dari APBD.
Sejak Muhammad Adil kena OTT, kampus tersebut seperti mati suri dan tidak lagi mendapatkan fasilitas dari pemerintah daerah.
Kampus ITS tersebut merupakan program strategis Bupati nonaktif Muhammad Adil yakni Meranti Cerdas yang baru dibuka dan memulai aktivitasnya pada awal Oktober 2022 lalu. ITS Meranti memiliki program studi Strata I (S1) dengan jurusan Ilmu Pertanian, Informatika, dan Peternakan.
Banyak mahasiswa dari berbagai kecamatan yang berkuliah di sana. Kuliah di ITS dibiayai secara gratis sampai selesai dan mahasiswa hanya diwajibkan membayar uang registrasi dan almamater saat masuk sebesar Rp 650 ribu.
Sebelumnya Muhammad Yasir juga tidak menampik bahwa persoalan itu akibat dari kasus OTT Muhammad Adil, sehingga berimplikasi terhadap operasional kampus saat ini.
"Ya sejak peristiwa itu kita sudah tidak lagi mendapatkan fasilitas seperti gaji dan kebutuhan ATK serta kebutuhan untuk operasional lainnya," ujar Yasir. (R-01)