Harrison Ford, Aktor Film Indiana Jones and The Dial of Destiny, Pernah Marahi Menteri Zulkifli Hasan karena Taman Nasional Tesso Nilo Hancur
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Film berjudul Indiana Jones and The Dial of Destiny kini banyak digandrungi penonton di bioskop. Pemeran utamanya yakni Harrison Ford, pria gaek yang sudah berusia 80 tahun namun masih tampil energik.
Film yang mengisahkan petualangan memperebutkan artefak Antikythera milik matematikawan Archimedes ini, menghabiskan biaya hingga US$ 295 juta atau sekitar Rp 4,4 triliun itu.
Harrison yang memerankan seorang arkeolog tampil apik. Film ini sangat seru dan disebut-sebut menjadi film terakhir bagi Harrison di layar lebar memasuki usianya yang kian senja.
Sosok Harrrison Ford tak hanya meninggalkan kesan mendalam dalam serial film Indiana Jones. Namun, bagi Indonesia, khususnya Provinsi Riau, sosok Harrison juga pernah meninggalkan jejak tindakan dan sikap yang terus bisa dingat.
Masih ingat aksinya yang sempat memarahi Menteri Kehutanan Zukifli Hasan pada tahun 2013 lalu?
Kala itu, dalam sesi wawancara dengan Zulkifli Hasan sempat beredar informasi kalau Harrison Ford marah karena geram dengan kondisi hutan di Tesso Nilo, Riau.
Dalam sebuah video tersebut berdurasi 4 menit 5 detik, agedan dibuka dengan cuplikan kehancuran Taman Nasional Tesso Nilo yang terletak di Riau. Ford mengamati kawasan menggunakan helikopter.
Sebagian dari taman nasional seluas 38,5 ribu hektare itu tampak gundul. Dari udara, Ford dengan geram mengatakan ingin bertemu pemerintah Indonesia.
“Saya tidak sabar bertemu Menteri Kehutanan. Saya tidak sabar,” kata Ford mengungkapkan kemarahannya.
Ford kemudian bertemu Menteri Zulkifli Hasan di kantor Kementerian Kehutanan Jakarta. Dalam video, Ford terlihat mengenakan kemeja putih dibalut jas dan celana panjang hitam.
Ford membuka percakapan dengan berterima kasih kepada Zulkifli Hasan karena bersedia meluangkan waktunya. Dalam 15 tahun terakhir, kata Ford, sekitar 80 persen hutan tereksploitasi.
“Paling banyak di Indonesia. Ada dua kekuatan di antara bisnis dan politik di negara ini,” kata dia.
Ford saat bertanya tentang kerusakan hutan terlihat emosi Ford bertanya dalam bahasa Inggris, sementara Zulkifli menjawab dalam bahasa Indonesia.
Isi Dialog Ford dengan Zulkifli Hasan
Pada 8 Juni 2014 lalu, seorang pemilik akun 'notfoundher' memposting rekaman video cuplikan film dokumenter itu di situs YouTube berdurasi 4 menitan.
Berikut percakapan mereka:
Ford: Minister, thank you for taking the time with us. We've been traveling around your country for the past couple of weeks. We have some questions.
In the last 15 years, 80 percent of the forest has been commercially exploited. And when you asks many Indonesian, why this is taking places? the say sir, there is strong connection between business and politics in this country.
Zulkifli: Yang lain, anda tahu kita baru belajar berdemokrasi. Tapi saya yakin, kita dalam waktu yang panjang akan, apa namanya, terjadi titik yang seimbang.
Ford: one project, to preserved a peak land forest has been seeking for approval, for many years. The last step in the process is your signature, Sir. Will you sign the paper that will allow them to preserve this critical natural resources?
Zulkifli: Saya kalau tidak salah, baru separuh yang disetujui, kira-kira 100 ribu hektar.
Ford: You willing to sign the paper to give them 50 percent what they asking for? When will that happen?
Zulkifli: Kalau mereka setuju, saya lusa, atau minggu depan sudah bisa.
Ford: We're in Tesso Nilo National Park.
Zulkifli: Oh, Tesso Nilo. Ha ha ha.
Ford: Its not funny. Its not funny. Only 18 percent remains. We saw it, there is new roads, new illegal roads, forrest cut, trees laying on the ground, burn where they felt. Its devestating, its heartbreaking, you saw it, you pledge the resolution. What have you done?
Zulkifli: Saya baru lihat terkaget-kaget. Kami setiap hari berusaha untuk menyelesaikan masalah ini. Kami baru apa yang disebut dengan demokrasi.
Ford memotong: Sir, they didnt drop by on this property. They came there on the period of time, and there is plenty of time to stop the behaviour. Stop the activity.
Zulkifli: Saya sudah jelaskan, ini bukan Amerika. Memang berbeda. Kami baru mengalami apa yang disebut dengan reformasi. Baru ini. Sekarang orang baru bebas, kadang-kadang kami surplus demokrasi. Karena itu, kami membuat program untuk mencoba memindahkan mereka. Mencari lahan pengganti.
Ford: I understand, so your willing to lose the battle? Is that what your telling me? Oke?
Zulkifli: Ya
Ford: Allright, I see all of these wealth is on the top of hype. Down on the bottom of the hype, there is enequity, there is illegality and there is corruption. Thank you for your time.
Zulkifli: Sama-sama, terima kasih. (*)