Media Singapura Sebut Hubungan Jokowi-Megawati Memburuk, Ini 2 Pemicunya
SABANGMERAUKE NEWS, Jakarta - Hubungan antara dua pemimpin paling berpengaruh di PDIP memburuk, demikian keterangan sumber The Strait Times dalam artikelnya yang dipublikasikan pada Kamis (1/6/2023).
Dengan kurang dari setahun sebelum pemilihan umum pada 14 Februari 2023, hubungan antara Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang juga kader atau petugas partai, telah memburuk.
Pemicunya adalah pemilihan pasangan calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres). Di tengah ketegangan pemilihan cawapres untuk capres Ganjar Pranowo, ternyata hubungan Megawati dan Jokowi tidak berjalan baik. Pemicunya adalah deklarasi Ganjar sebagai capres di Istana Batutulis, Kota Bogor pada 21 April 2023.
Menurut seorang politikus senior PDIP, Jokowi disebut tidak dilibatkan Megawati sama sekali dalam pemilihan Ganjar. Bahkan, RI 1 dilaporkan sangat terkejut dengan deklarasi yang terasa mendadak pada 21 April 2023 atau sehari menjelang Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Selain itu, Jokowi semakin kesal lantaran usulannya terkait cawapres diabaikan Megawati. Jokowi merekomendasikan dua pembantunya untuk menjadi pendamping Ganjar. Keduanya adalah Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno dan Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir.
Jokowi memilih Sandiaga karena ikut memenangkan menantunya, yaitu Bobby Nasution sebagai wali kota Medan 2020. Adapun keluarga Erick menjadi penyumbang utama dana kampanye Jokowi pada Pilpres 2019.
Sebelumnya, Jokowi kepada wartawan mengaku memang ingin menghabiskan liburan Lebaran di Solo.
Karena itu, ketika berita deklarasi Ganjar mencuat, Jokowi pun harus terbang ke Jakarta dan menuju Bogor untuk menghadiri acara tersebut. Selepas deklarasi, Jokowi bersama Ganjar pulang ke Solo menggunakan pesawat kepresidenan.
Setelah deklarasi Ganjar oleh PDIP, Jokowi tampak makin intens mendorong Prabowo maju sebagai capres. Hal ini terlihat jelas dari paparan Ketua Umum Projo sekaligus Wamendes PDT, Budi Arie Setiadi.
Budi merespons pidato Presiden Jokowi yang menyebutkan beberapa kriteria yang harus dimiliki oleh capres 2024. Budi menilai Ketua Umum DPP Partai Gerindra sekaligus Menhan Prabowo Subianto sebagai tokoh yang paling pas dengan kriteria tersebut.
"Kalau berani mempengaruhi politik global dan lain-lain, ya, merujuk ke beberapa nama spekulasinya kan? Kalau berani dan memahami politik global, ya, Pak Prabowo-lah," jelas Budi ketika diwawancara selepas acara puncak Musyawarah Rakyat (Musra) di Istora Senayan, Jakarta Pusat, Minggu (14/5/2023).
Budi menganggap Prabowo adalah tokoh yang memiliki kriteria pemberani dan bisa disandingkan dengan Ketua Umum Partai Golkar sekaligus Menko Perekonomian Airlangga Hartarto yang memahami kondisi ekonomi global. Dia menganggap, pemahaman ekonomi global merupakan hal yang penting.
Disinggung soal nama yang nantinya ditentukan oleh Presiden Jokowi, Budi mengaku masih menunggu keputusan tersebut. Pasalnya, dinamika politik juga masih terus berjalan.
Meski begitu, ia menegaskan Jokowi pasti menyebut nama yang muncul dari hasil Musra. Bahkan, pihaknya sudah diminta untuk menentukan skema nama-nama tersebut. (*)