Awal Mula Cincin Dipakai untuk Bertunangan, Begini Sejarahnya Ribuan Tahun Lalu
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Cincin kawin kerap dijadikan sebagai simbol pernikahan. Oleh sebab itu, tidak sedikit pasangan yang menyiapkan cincin kawinnya dengan istimewa.
Lantas, bagaimana sejarah cincin kawin hingga menjadi bagian yang tak terpisahkan dari ritual pernikahan?
Sejarah cincin kawin
Dilansir dari Discover Magazine, cincin kawin disebut, atau setidaknya cincin yang berhubungan dengan pernikahan, dimulai dari orang Mesir kuno.
Para arkeolog telah menemukan cincin emas yang mengindikasikan penggunaan semacam itu. Namun, sebelum masa pemerintahan Ptolemeus, tidak ada upacara pernikahan formal di Mesir kuno. Kontrak pernikahan dipraktikkan, tetapi pengaturan tetap, terutama di antara rumah tangga.
Dari Mesir, penggunaan cincin diyakini telah menyebar ke Yunani dan Etruria, dan kemudian ke Roma kuno. Meski demikian, orang Yunani kuno sebenarnya bertukar cincin sebagai simbol cinta, bukan pernikahan.
Bagaimana dengan cincin pertunangan?
Cincin Romawi digunakan sebagai cincin pertunangan atau pernikahan pada abad ke-3 Masehi.
Karen Klaiber Hersch, seorang profesor klasik Yunani dan Romawi di Temple University, mengatakan bahwa cincin Romawi dengan tangan tergenggam biasanya dipahami sebagai cincin pertunangan.
Simbol tangan tergenggam ini adalah lambang bersama antara orang Yunani dan Romawi, yang memberikan kepercayaan pada fakta bahwa ada pertukaran antara orang-orang ini.
Secara umum, cincin sangat penting bagi budaya kuno, kata Klaiber Hersch. Pasalnya, cincin menunjukkan kekayaan dan status, serta dikenakan oleh orang yang memiliki peran politik tertentu, dan dijiwai dengan makna simbolis dan religius.
Bukti lain yang menjelaskan penggunaan cincin pertunangan dalam budaya Romawi: Pliny the Elder, misalnya, mencatat bahwa pada zamannya, sebuah cincin besi dikirim sebagai hadiah kepada seorang wanita ketika bertunangan.
Cincin itu akan dipersembahkan pada sebuah acara yang dikenal sebagai sponsalia, sebuah pengaturan informal untuk menikah, biasanya antara mempelai pria dan ayah mempelai wanita.
Cincin pertunangan ini, dikenal sebagai annuli pronubi, mungkin telah berubah dari waktu ke waktu, dari cincin besi sederhana yang dijelaskan oleh Pliny menjadi cincin yang terbuat dari perak dan emas. (*)