Ini Sosok Andi Pangerang, Peneliti BRIN yang Ancam Bunuh dan Halalkan Darah Warga Muhammadiyah
SABANGMERAUKE NEWS - Peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin mendadak terkenal pasca komentarnya di Twitter. Andi mengeluarkan kalimat bernada ancaman serius yakni membunuh warga Muhammadiyah terkait beda hari dan cara dalam penentuan 1 Syawal 1444 Hijriah.
Sosok Andi pun langsung diburu oleh warganet yang ingin mengulik identitas pribadinya. Diketahui, Andi bekerja sebagai peneliti pada Pusat Riset Antariksa BRIN.
Andi Pangerang kesehariannya aktif memberi edukasi dan informasi soal ilmu antariksa, maupun fenomena benda langit. Sedari 25 Agustus 2021 hingga menjelang Idul Fitri 1444 hijriah, ada 17 artikel dengan narasumber Andi Pangerang yang dipublikasikan di situs BRIN.
Andi menempuh pendidikan sekolah menengah akhir di SMA 1 Semarang, Jawa Tengah. Andi kemudian melanjutkan studi perguruan tinggi ke Universitas Diponegoro, Jawa Tengah (Jateng) pada 2009.
Di Undip, Andi tak mengambil jurusan yang sesuai minatnya, antariksa. Andi malah mengambil jurusan Teknik Elektro dan lulus S1 pada 2015.
Andi merupakan pencipta platform perhitungan arah kiblat, waktu salat, gerhana, dan hisab awal bulan hijriyah. Ilmu platform perhitungan arah kiblat, waktu salat, gerhana, dan hisab awal bulan hijriyah.
Andi diterima di Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) pada 2018 silam. LAPAN pun berganti jadi Pusat Sains Antariksa BRIN. Kini Andi berstatus Peneliti di Pusat Riset Antariksa BRIN.
Minta Maaf
Pasca heboh komentar ancamannya membunuh warga Muhammadiyah, Andi Pangerang Hasanuddin kini sudah meminta maaf. Ia mengungkapkan penyesalannya lewat sebuah surat terbuka.
"Melalui surat ini memohon maaf kepada pimpinan dan warga Muhammadiyah atas komentar saya di Facebook terhadap seluruh warga Muhammadiyah di Akun Facebook tertanggal Minggu, 23 April 2023. Komentar tersebut dikarenakan rasa emosi dan ketidakbijaksanaan saya saat melihat akun Thomas Djamaluddin diserang oleh sejumlah pihak. Saya MEMINTA MAAF SEBESAR-BESARNYA KEPADA PIMPINAN DAN SELURUH WARGA MUHAMMADIYAH yang merasa tersinggung dengan komentar saya tersebut," kata Andi dalam surat permintaan-maafnya, Senin (24/4/2023).
Rektor UMJ Minta Proses Hukum
Sebelumnya, Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ma'mun Murod mengecam komentar yang dibuat peneliti Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Andi Pangerang Hasanuddin terkait perbedaan penentuan Hari Raya Idul Fitri 1444 Hijriyah.
Ma'mun heran, mengapa metode Muhammadiyah yang berbeda dalam menentukan Lebaran dipermasalahkan sampai harus mengancam di media sosial (medsos).
Dia pun heran dan mengecam, seorang peneliti BRIN bersikap layaknya preman daripada seorang intelektual dalam menyikapi perbedaan. Murod meminta aparat penegak hukum untuk bertindak.
Desakan itu disampaikan Mamun Murod dalam cuitannya di Twitter pagi tadi.
"Pak Presiden @jokowi, Prof @mohmahfudmd, Pak Kapolri @ListyoSigitP, @DivHumas_Polri, Gus Menag @YaqutCQoumas, Kepala @brin_indonesia bagaimana dengan ini semua? Kok main-main ancam bunuh? BRIN sebagai lembaga riset harusnya diisi mereka yang menampakkan keintelektualannya, bukan justru seperti preman preman," kata Ma'mun, Senin (24/4/23).
Awal mula persoalan di Facebook itu adalah statemen Profesor Riset Astronomi dan Astrofisika BRIN, Thomas Djamaluddin. Mantan Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) itu menilai, Muhammadiyah sudah tidak taat kepada pemerintah terkait penentuan Lebaran 2023.
"Eh, masih minta difasilitasi tempat sholat Id. Pemerintah pun memberikan fasilitas," ujar Thomas.
Status Thomas mendapat respon dari anak buahnya yang dikenal sebagai pakar astronomi BRIN, Andi Pangerang Hasanuddin.
Melalui akun AP Hasanuddin, ia menuliskan kemarahan atas sikap Muhammadiyah dengan me-mention akun Ahmad Fauzan.
"Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian," kata Andi.
Kini status AP Hasanuddin viral di berbagai kanal media sosial. Di lini masa Twitter dan Facebook, statusnya banyak disebar, termasuk di grup Whatsapp. Akun milik AP Hasanudin, sudah digembok.
Sementara itu, Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Laksana Tri Handoko, enggan memberikan tanggapan soal anak buahnya, pakar astronomi Andi Pangerang Hasanuddin, yang mengancam membunuh semua warga Muhammadiyah. Ia justru meminta pertanyaan dialihkan ke Humas BRIN, yang juga hingga kini belum memberikan komentar.
“Maaf saya belum tahu, coba nanti saya cek,” terang Laksana Tri Handoko. (*)