Awal Mula Ketupat Jadi Tradisi Makanan Lebaran, Ternyata Diperkenalkan Walisongo 600 Tahun Silam
SABANGMERAUKE NEWS - Rasanya Lebaran tanpa makan ketupat kurang afdol. Penganan dari beras ini sangat populer dan menjadi konsumsi hampir seluruh lapisan masyarakat di Indonesia.
Saat lebaran, hampir setiap rumah menyiapkan menu ketupat yang biasa dipadukan dengan rendang, opor hingga sayur daun pepaya.
Ternyata, ketupat memiliki sejarah panjang dan terkait dengan perkembangan agama Islam di Nusantara. Asal usul ketupat pertama kali muncul di Tanah Jawa sejak abad ke-15 yakni pada masa pemerintahan Kerajaan Demak.
Kala itu, Sunan Kalijaga yang memperkenalkan ketupat pertama kali. Sunan Kalijaga yang merupakan salah satu dari Walisongo memperkenalkan ketupat kepada masyarakat dalam rangka untuk berdakwah menyebarkan agama Islam ke Tanah Jawa.
Dalam menyebarkan agama Islam, Sunan Kalijaga menggunakan pendekatan budaya. Ketupat merupakan salah satunya yang dipilih karena dianggap bisa dekat dengan kebudayaan masyarakat Jawa saat itu.
Ketupat dan Lebaran
Dalam penyebarannya, Sunan Kalijaga memperkenalkan istilah yang dikenal dengan Bakda. Bakda memiliki arti setelah. Ada dua buah Bakda yang dibudayakan, yaitu Bakda Lebaran dan Bakda Kupat.
Bakda Lebaran adalah saat Hari Raya Idul Fitri, di mana seluruh umat Islam diharamkan untuk berpuasa. Sedangkan Bakda Kupat adalah hari raya bagi orang yang melaksanakan puasa syawal selama enam hari. Biasanya, Bakda Kupat dilaksanakan satu minggu setelah Lebaran.
Seiring dengan berjalannya, waktu tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa, ku= ngaku (mengakui) dan pat=lepat (kesalahan). Atau secara kata berarti mengakui kesalahan.
Adapun mengakui kesalahan ditandai dengan adanya tradisi sungkeman (bersimpuh di hadapan orangtua sambil meminta maaf atas kesalahan yang mungkin pernah dilakukan).
Selain itu, Ketupat juga merupakan simbolisasi ungkapan Bahasa Jawa Laku Papat yang berarti empat tindakan yaitu lebaran, luberan, leburan, dan laburan.
Lebaran yang berasal dari kata lebar yang berarti bahwa adanya pintu pengampunan yang terbuka lebar. Kemudian, Luberan artinya melimpah yang dijadikan sebagai simbol ajaran sedekah yang diidentikan dengan membayar zakat fitrah.
Lalu leburan itu artinya habis atau melebur yang bermakna bahwa perayaan Idul Fitri adalah kesempatan di mana manusia kembali menjadi fitrah. Kemudian, laburan yang mengandung makna, manusia sebaiknya senantiasa menjaga kesucian lahir dan batinnya. (*)