SKK Migas Wanti-wanti PHR dkk Soal Fatality dan Unplanned Shutdown: Gak Usah Dihemat-hemat, Gunakan Bujet yang Sudah Disetujui!
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Satuan Kerja Khusus (SKK) Migas merilis capaian kinerja dan produksi migas kuartal pertama tahun 2023. Hasilnya, sejumlah target yang ditetapkan meleset.
Di antaranya yakni melesetnya realisasi lifting minyak dari angka yang dipatok. Adapun realisasi lifting per 31 Maret 2023 yakni sebesar 612,7 ribu barel per hari. Sementara target yang ditetapkan sebesar 660 ribu barel per hari.
Tak hanya itu, target pengeboran sumur minyak juga diproyeksi tak akan tercapai. Dari rencana semula akan mengebor sebanyak 991 sumur minyak, namun tahun ini realisasinya diprediksi hanya akan menembus 919 sumur minyak baru.
Deputi Eksploitasi SKK Migas, Wahyu Wibowo menyebut tidak tercapainya target disebabkan munculnya masalah di Pertamina dan PT Pertamina Hulu Rokan (PHR). Rangkaian kejadian yang terjadi (kecelakaan dan fatality) membuat pengerjaan sumur minyak terganggu.
Meski tidak menjelaskan secara detil masalah yang terjadi, namun Wahyu menyebut peristiwa yang muncul membuat dilakukannya penghentian sejumlah kegiatan pengeboran. Menurut Wahyu, semula target pengeboran berdasarkan Work Program & Budget (WP&B) tahun 2023 akan bisa direalisasikan sebanyak 991 sumur.
"Tapi apa daya, kita lihat ada banyak kejadian terutama di Pertamina dan PHR kemarin," kata Wahyu dalam konferensi pers yang disiarkan lewat channel YouTube SKK Migas, Senin (17/4/2023).
Akibat kejadian yang terjadi di Pertamina dan PHR tersebut, dilakukan safety stand down sehingga aktivitas pengeboran dihentikan. Wahyu menyebut ada 100 plus rig pengeboran workover dan well service yang disetop sementara untuk di-recheck saat itu.
"Di-recheck bagaimana kondisi rig-nya, bagaimana kesiapan kru dan melakukan drill setelah itu. Mana yang bagus disilakan mengebor lagi," terang Wahyu.
Akibat terjadinya masalah dalam pengeboran tersebut, diprediksi target outlook 2023 sebanyak 991 sumur tidak akan tercapai.
"Saat ini ditulis 919 sumur, tapi tentunya kita nggak akan berhenti di 919 sumur. Semoga saja kita bisa me-recover menuju ke 991 sumur," kata Wahyu.
Wahyu berharap mulai bulan depan target pengeboran sumur rata-rata 60 sampai 70 sumur per bulan bisa dicapai kembali.
Safety dan Fatality
Dalam paparan awalnya, Wahyu juga mengupas soal tingginya kasus unplanned shutdown yang menyebabkan produksi minyak tidak maksimal. Juga soal safety dan kejadian fatality yang menunjukkkan terjadinya kenaikan insiden rate dari tahun 2021 hingga 2023. Adapun kenaikan insiden rate naik dari 0,18 menjadi 0,31.
Meski insiden rate tersebut berada di bawah rata-rata kejadian di industri minyak global, namun soal safety harus menjadi perhatian serius.
"Bukan berarti kita santai-santai, meski di bawah rate global. Kita lihat memang naik terus sejak 2021 hingga 2023," kata Wahyu.
Ia mewanti-wanti para Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk menggunakan budget yang sudah disetujui dalam WP&B.
"Ya di-spending sesuai peruntukannya. Gak usah dihemat-hemat, kalau memang diperlukan ya dihabisin. Karena itu sudah disetujui untuk dibelanjakan di tahun yang berjalan," tegas Wahyu.
Selain itu, pihaknya bersama Kementerian ESDM juga terus melakukan audit kinerja maintenance, kinerja equipment dan maintenance report untuk menurunkan unplanned shutdown.
Tindakan yang dilakukan yakni melakukan penguatan organisasi serta audit keselamatan kesehatan kerja dan lingkungan terhadap KKKS.
"Akan diaudit secara independen. Sehingga dengan hasil report yang jujur, kita bisa mengambil langkah-langkah yang tepat," tegas Wahyu. (R-03)