Profesor Genetik Ungkap Yahudi dan Palestina Kerabat Dekat Tapi Terus Berkelahi, Ini Hasil Risetnya
SABANGMERAUKE NEWS - Sebuah studi mengungkap kaum Yahudi adalah saudara genetik warga Palestina, Suriah, dan Lebanon. Mereka semua memiliki garis keturunan genetik yang sama yang membentang ribuan tahun yang lalu dari Nabi Ibrahim.
Sebelumnya diberitakan, Israel dan Palestina belum juga menyepakati kata damai permanen, termasuk soal permukiman ilegal Yahudi, pengakuan Palestina sebagai negara, hingga kebebasan beribadah di Masjid Al Aqsa.
Insiden terbaru adalah penyerangan polisi Israel terhadap para jemaah di Masjid Al Aqsa yang memicu kutukan dunia internasional.
"Yahudi dan Arab semuanya benar-benar anak-anak Abraham," kata Harry Ostrer, Direktur Human Genetics Program di New York University School of Medicine, yang juga penulis studi yang dilakukan tim dari Amerika Serikat, Eropa, dan Israel itu.
"Dan semuanya mempertahankan akar genetik Timur Tengah mereka selama lebih dari 4.000 tahun," imbuh dia.
Selain Orster, penulis penelitian yang dimuat di jurnal Proceedings National Academy of Sciences (PNAS) pada 2000 ini berasal dari University of Arizona (AS), Universitas Pavia (Italia), Hebrew University of Jerusalem, University of Leicester (Inggris), University of Witwatersrand (Afrika Selatan), dan Tel Aviv University (Israel).
Kesimpulan di atas didasarkan atas analisis kromosom Y, yang biasanya diturunkan dan tidak berubah dari ayah ke anak laki-laki, pada lebih dari 1.000 pria di seluruh dunia.
Sepanjang sejarah manusia, perubahan terjadi dalam urutan basa kimia yang membentuk DNA dalam kromosom laki-laki itu. Hal tersebut meninggalkan variasi yang dapat ditunjukkan dengan teknik genetika modern. Populasi terkait membawa variasi spesifik yang sama.
Dengan cara ini, para ilmuwan dapat melacak keturunan dari populasi besar dan menentukan leluhur bersama mereka.
Tim kemudian meneliti bagian spesifik kromosom Y pada 1.371 pria dari 29 populasi dunia, termasuk Yahudi dan non-Yahudi dari Timur Tengah, Afrika Utara, Afrika sub-Sahara, dan Eropa.
Studi tersebut menemukan bahwa laki-laki Yahudi memiliki seperangkat tanda genetik yang sama dengan orang non-Yahudi dari Timur Tengah, termasuk orang Palestina, Suriah, dan Lebanon.
Tanda ini disebut menyimpang secara signifikan dari pria non-Yahudi di luar wilayah-wilayah tersebut.
Kesimpulannya, orang Yahudi dan Arab memiliki nenek moyang yang sama dan lebih dekat hubungannya satu sama lain ketimbang dengan orang non-Yahudi dari wilayah lain di dunia.
Studi tersebut juga mengungkapkan bahwa terlepas dari sejarah rumit migrasi Yahudi di periode diaspora (sejak 556 SM ketika orang Yahudi bermigrasi keluar dari Palestina), komunitas Yahudi umumnya tidak bercampur dengan populasi non-Yahudi.
Jika memang iya, pria Yahudi dari berbagai wilayah di dunia mestinya tidak akan memiliki tanda genetik yang sama dalam kromosom Y mereka.
"Karena hukum Yahudi kuno menyatakan bahwa afiliasi agama Yahudi diberikan secara maternal, penelitian kami memberikan kesempatan untuk menilai kontribusi pria non-Yahudi terhadap keragaman genetik Yahudi saat ini," kata Michael Hammer dari University of Arizona, yang juga penulis utama studi ini.
"Sangat mengejutkan melihat betapa signifikannya sinyal genetik Timur Tengah pada pria Yahudi dari komunitas berbeda di Diaspora," katanya. (*)