Sepak Terjang Fitria Nengsih, Pejabat Sekaligus Orang Dekat Bupati Meranti M Adil yang Disebut Jadi Pengepul Uang Suap
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menetapkan 3 orang tersangka dalam operasi tangkap tangan di Kepulauan Meranti, Riau pada Kamis (6/4/2023) malam lalu. Selain Bupati Meranti Muhammad Adil, dua orang lainnya juga dinyatakan memiliki alat bukti yang cukup menjadi tersangka pemberi dan penerima suap.
Salah satunya yakni Fitria Nengsih. Ia adalah satu-satunya wanita dari 3 tersangka yang ditetapkan KPK. Auditor BPK Perwakilan Riau, M Fahmi Aressa juga telah menjadi tersangka dan ditahan.
KPK menyebut, OTT yang digencarkan mengungkap tiga kasus korupsi sekaligus. Sosok Fitria Nengsih rupanya terlibat semuanya. Konon dia bukan hanya dekat dengan Bupati Adil, tapi lebih dari itu. Namun, hal itu belum dapat dikonfirmasi lebih lanjut kepada Adil dan Fitria.
Pasca KPK mengumumkan kronologis, kerangka kasus korupsi sekaligus menghadirkan tiga tersangka dalam keterangan pers Jumat malam, nama Fitria Nengsih terus menjadi buah bibir.
Fitria Nengsih adalah Kepala BPKAD Kabupaten Meranti ternyata berperan krusial dari tiga kasus korupsi yang diungkap KPK.
Publik dibuat penasaran dengan sosok Fitria Nengsih yang memiliki peran penting dari setiap kasus yang menjerat Bupati Meranti Muhammad Adil.
Dilansir Jaringnews, konon Fitria Nengsih bukan hanya memiliki hubungan atasan dan bawahan dengan Bupati Meranti, tapi lebih dari itu. Hal ini pun sempat ditanyakan oleh sejumlah wartawan kepada pimpinan KPK, saat konferensi pers di Gedung Merah Putih, Jumat malam, 7 April 2023 kemarin.
Sedikitnya tiga orang wartawan menanyakan hal ini kepada Wakil Ketua KPK Alexander Marwata.
Dalam kronologis yang disampaikan Alexander Marwata, Fitria Nengsih memiliki peran penting dari tiga kasus yang menjerat Bupati Meranti Muhammad Adil.
Misalnya, dalam kasus pemotongan anggaran yang bersumber dari Uang Persediaan (UP) dan Ganti Uang Persediaan (GU) bersumber daei APBD Kabupaten Meranti sebesar 5 sampai 10 persen, Fitria Nengsih diduga bertugas sebagai pengepul dari para Kepala SKDP.
Selanjutnya, dalam kasus fee proyek pemberangkatan umroh para takmir masjid di Kabupaten Meranti, Fitria Nengsih juga berperan ganda.
Fitria Nengsih yang menghimpun dana umroh yang semestinya gratis, justru malah ditagihkan ke pemerintah dari program 5 plus 1 (gratis). Dalam kasus ini, Fitria Nengsih juga yang menjabat sebagai Kepala Cabang PT Tanur Muthmainnah (TM).
Selanjutnya dalam kasus dugaan suap kepada auditor BPK Perwakilan Riau untuk mengkondisikan predikat opini WTP, uang yang diberikan kepada M Fahmi Aressa juga bersumber dari Fitria.
Diketahui Hj. Fitria Nengsih adalah Kepala BPKAD belum satu tahun menjabat sebagai Pejabat Eselon II di lingkungan Pemkab Kepulauan Meranti.
Hj. Fitria Nengsih dilantik pada Senin 9 Mei 2022, pasca Hari Raya Idul Fitri 2022. Ia dilantik Bupati Meranti Muhammad Adil menggantikan posisi Alamsyah Mubaraq, yang menjabat Sekretaris merangkap Plt Kepala BPKAD Kabupaten Kepulauan Meranti.
Alamsyah Mubaraq bukan hanya digantikan posisinya, namun ia dinonjobkan dari jabatan yang sebelumnya diemban.
Sedangkan Hj. Fitria Nengsih sebelumnya menjabat sebagai Sekretaris Dinas Kepemudaan, Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Kepualauan Meranti.
Sebagai pejabat Eselon II yang belum genap satu tahun, peran Hj. Fitria Nengsih dalam berbagai hal yang memiliki kepentingan dengan Bupati Meranti, tak bisa dianggap remeh.
Ia dipercaya untuk menjadi ‘pengepul’ dana-dana yang dihimpun dari para Kepala SKDP di Kabupaten Meranti.
Siasat menyulap dana Uang Persediaan (UP) dan Ganti Uang Persediaan (GU) menjadi utang para Kepala SKPD kepada bupati berjalan lancar, dan terhimpun hingga puluhan miliar.
Demikian juga, jabatan ganda yang diemban Fitria Nengsih pada proyek perjalanan umrah Takmir Masjid Kabupaten Meranti.
Sebagai orang dekat Bupati Muhammad Adil, Fitria Nengsih bisa sangat leluasa mengkondisikan perusahaan jasa travel umrah yang dipimpinnya untuk memenangkan proyek.
Alih-alih mengumbar promo untuk menarik simpati dalam perjalanan ibadah, malah dimanfaatkan untuk mengeruk APBD Kabupaten Meranti.
Langkah Hj. Fitria Nengsih pun akhirnya berhenti setelah KPK melakukan OTT dan mengungkap tiga kasus sekaligus.
Benarkah Hj. Fitria Ningsih bukan sekedar orang yang dekat dengan bupati, tapi lebih dari itu. Begini jawaban Wakil Ketua KPK Alexander Marwata, saat ditanya tentang sosok Fitria yang diduga jadi cem ceman Bupati Meranti.
“Selanjutnya untuk pertanyaan kedua, saya tidak akan menjawab karena tidak ada hubungan dengan perkara korupsi. Biarlah menjadi urusan pribadi yang bersangkutan,” kata Alex. (*)