Ledakan Kilang Minyak Pertamina Dumai Rusak 710 Rumah, Rumah Ibadah dan Sekolah
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Dampak ledakan dan kebakaran kilang minyak Pertamina di Dumai menimbulkan kerugian besar secara materil. Hasil pendataan, ledakan keras pada Sabtu (1/4/2023) lalu menyebabkan kerusakan sebanyak 700 bangunan rumah warga.
Selain itu, insiden yang melukai 9 pekerja tersebut juga merusak 10 bangunan fasilitas umum berupa rumah ibadah masjid dan sekolah.
Wali Kota Dumai, Paisal menjelaskan, kerusakan tersebut menjadi tanggung jawab PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) selaku pengelola kilang pengolahan Refenery Unit II Dumai.
"Kerusakan fasilitas umum untuk diperbaiki PT KPI. Perbaikan rumah sedang dihitung," kata Paisal kepada media, Sabtu (8/4/2023).
Baru Dapat Penghargaan
Kilang minyak di Dumai yang meledak dan terbakar pada Sabtu (1/4/2023) lalu, ternyata baru mendapat penghargaan dari Kementerian Ketenagakerjaan RI. PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refenery Dumai itu diganjar penghargaan terkait Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) pada 22 Agustus 2022 lalu, yakni menyangkut Zero Accident (nol kecelakaan).
Penghargaan Zero Accident Award diterima Kilang Dumai karena berhasil mencapai 64.995.832 jam kerja orang tanpa kecelakaan kerja sejak 1 Oktober 2013 hingga 31 Desember 2021.
Wakil Menteri Ketenagakerjaan Afriansyah Noor pun mengaku sangat prihatin atas meledak dan terbakarnya Kilang Dumai tersebut. Terlebih, Kilang Dumai pernah mendapat penghargaan dari kementeriannya.
Afriansyah menegaskan, kementeriannya bakal melakukan evaluasi secara komprehensif.
"Keselamatan kerja harus menjadi prioritas utama bagi industri berisiko tinggi, seperti industri migas, termasuk Pertamina,” kata Afriansyah, Selasa (4/4 2023).
Menurut dia, mendapatkan penghargaan K3 tidak menjamin perusahaan tidak akan terjadi kecelakaan. Sebab, kecelakaan bisa terjadi karena karena faktor manusia ataupun faktor alam.
Pemberian penghargaan pun memungkinkan dicabut jika terbukti kecelakaan terjadi karena perusahaan tidak patuh dalam penerapan persyaratan K3.
"Kami akan evaluasi secara mendalam penerapan persyaratan K3 di perusahaan tersebut," ujar dia.
Lebih lanjut, Afriansyah meminta Pertamina mengambil pelajaran dari insiden Kilang Dumai, sehingga kejadian serupa bisa dicegah. Kementerian Ketengakerjaan juga merekomendasikan Pertamina untuk melakukan pemeriksaan dan pengujian K3 bersama SKK Migas.
Menurut dia, evaluasi K3 harus dilakukan komprehensif. Termasuk mendorong penerapan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja atau SMK3.
"Sebagai bagian dari industri yang memilki risiko bahaya tinggi, Pertamina bahkan wajib melakukan audit penerapan SMK3 secara terstruktur," ujarnya.
Insiden meledak dan terbakarnya Kilang Dumai terjadi pada Sabtu malam pekan lalu. Peristiwa ini mengakibatkan 9 pekerja terluka akibat terkena pecahan kaca. Sebanyak 418 unit rumah, empat masjid, serta tiga SD dan SMP, juga mengalami kerusakan. Kini, proses perbaikan sedang dikebut.
"Target perbaikan fasilitas umum dan sosial rampung 7 April. Sedangkan perbaikan rumah warga ditargetkan selesai 17 April, sebelum lebaran," kata Direktur Utama PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Taufik Aditiyawarman dalam rapat dengar pendapat bersama Komisi VII DPR RI, Selasa (4/4/2023).
Ihwal kronologi kejadian, Taufik mengatakan ledakan bermula dari kebocoran gas hidrogen pada pipa 6 inci di kompresor 212-C-2 pada pukul 22.42. Setelah itu, percikan api muncul dan terjadilah ledakan yang diikuti kebakaran. Api kemudian berhasil dipadamkan pada pukul 22.51.
"Dari evaluasi lebih lanjut, pukul 23.30 kondisi sudah dinyatakan aman," ujar dia.
Namun, investigasi mendalam masih terus dilakukan. Baik oleh Pertamina, Dirjen Migas Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, maupun kepolisian. Sampel material, kata Taufik, juga akan diuji di laboratorium untuk evaluasi. (*)