Perang Jilid 2 Perebutan Partai Demokrat: Moeldoko dan SBY Sama-sama Dituding Jenderal Begal
SABANGMERAUKE NEWS - Kubu Moeldoko menyerang balik tuduhan pembegal partai yang disematkan Demokrat pimpinan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY).
Kepala Departemen Komunikasi dan Informatika DPP Partai Demokrat KLB Pimpinan Moeldoko, Saiful Huda Ems menuding SBY beberapa tahun silam menyingkirkan 98 pendiri partai dan kemudian 'menguasai' Partai Demokrat.
Ia juga menyebut pembegal partai adalah SBY yang menjadikan anaknya sebagai pimpinan partai.
"Pembegal partai, adalah mereka: SBY, AHY dan Ibas adiknya, yang tanpa malu menguasai pucuk-pucuk pimpinan Partai Demokrat dan 'menyihir' semua peserta Kongres Partai Demokrat 2020, untuk mau memilih anaknya sebagai ketua umum," kata Saiful dalam keterangannya, Kamis (6/4/2024).
Saiful juga menyebut AD/ART Partai Demokrat yang menurutnya disusun sendiri oleh SBY hanya dimaksudkan untuk menguntungkan dirinya dan keluarganya sendiri. Ia pun menuding Partai Demokrat tak lebih dari partai keluarga Cikeas.
Sementara anaknya, AHY, juga disebut telah menarik uang setoran dari para pengurus partai dan para bakal caleg mulai dari daerah hingga pusat.
"Pembegal partai, adalah orang yang memaksakan anaknya yang masih hijau, bau kencur alias bocil yang baru belajar bicara, untuk bersama adiknya memimpin Partai Demokrat," kata dia.
Saiful mengatakan Moeldoko bukanlah pembegal partai melainkan sosok yang bermaksud baik membantu para pendiri dan pengurus partai Demokrat untuk mengambil alih kepemimpinan trah SBY.
"Pembegal partai itu bukanlah jenderal yang 'dilamar' oleh para pendiri dan pengurus Partai Demokrat, untuk kemudian dipilihnya menjadi Ketua Umum, serta diharapkannya dapat memperbaiki Partai Demokrat yang sudah sekarat, akibat dikuasai dan dikendalikan oleh seorang pelarian Mayor yang dijadikan pemimpin karbitan oleh orang tuanya" ujar Saiful.
Sebelumnya, Kepala Badan Komunikasi Strategis DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra mengklaim informasi terkait puluhan jenderal purnawirawan yang merasa malu dengan Moeldoko karena terus melakukan upaya membegal Partai Demokrat.
Hal itu disampaikan Herzaky merespons Moeldoko yang berupaya mengajukan proses peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA) terkait kepengurusan Partai Demokrat.
"Bersama kami, Partai Demokrat, bersama Ketum AHY, ada puluhan jenderal purnawirawan yang merasa malu dengan kelakuan anda yang tidak patut dicontoh. Jenderal tapi jadi begal partai," kata Herzaky dalam keterangannya, Kamis (6/4/2024).
Tudingan Oportunis
Sementara itu, Ketua Badan Pembina Organisasi Keanggotaan dan Kaderisasi (BPOPKK) DPP Partai Demokrat Herman Khaeron menilai kubu Moeldoko hanya sekelompok orang oportunis yang mau mengadu domba Demokrat dan Anas Urbaningrum.
Hal itu Herman sampaikan merespons klaim kubu Moeldoko bahwa Anas Urbaningrum akan 'menghajar' Partai Demokrat beserta Ketua Umum Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) dalam proses peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung (MA).
"Ini kan kubu-kubu oportunis yang dia mengambil keuntungan saja. Ini manusia-manusia oportunis. Mas Anas belum tentu punya niat seperti itu, sekarang sudah diadu domba oleh mereka-mereka itu," kata Herman di Kompleks DPR RI, Jakarta.
Herman menegaskan Demokrat tidak memiliki masalah dengan Anas yang merupakan mantan ketua umum partai berlambang mercy itu. Ia juga percaya Anas merupakan orang baik dan mengerti aturan politik, sehingga tidak mungkin berkongsi dengan kubu Moeldoko untuk mengkudeta Demokrat.
Herman meminta kubu Moeldoko berhenti melakukan manuver politik yang tidak beretika. Ia mengatakan Moeldoko seharusnya memberikan contoh yang baik kepada masyarakat, bukan malah menunjukkan 'pembegalan' partai politik dan mencari pembenaran.
Kubu Moeldoko sebelumnya mengklaim bahwa Anas Urbaningrum yang dijadwalkan bebas dari Lapas Sukamiskin pada 10 April 2023 akan memberikan daya hajar tambahan kepada Partai Demokrat dan AHY dalam proses PK di MA.
"Hal ini tentu akan memberikan sentuhan terindah lagi bagi eksistensi Partai Demokrat KLB pimpinan Jenderal TNI (Purn) Moeldoko, dan akan lebih mempunyai daya hajar yang dahsyat bagi para politisi kubu AHY," kata Saiful Huda dalam keterangan resmi, Selasa (4/4/2023).
Saiful juga mengklaim Anas akan mengungkap tabir kasus korupsi Wisma Atlet Hambalang di masa kepemimpinan Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono. (*)