Kilang Minyak Dumai Terbakar, Polda Riau Periksa 5 Pejabat PT Kilang Pertamina Internasional
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Sebanyak lima petinggi PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit II Dumai dilaporkan menjalani pemeriksaan oleh tim penyidik Polda Riau, Rabu (5/4/2023). Permintaan keterangan ini terkait dengan kasus kebakaran yang melanda kilang minyak Dumai milik Pertamina pada Sabtu, akhir pekan lalu.
Pemeriksaan kelima pejabat PT KPI tersebut merupakan kelanjutan dari upaya polisi memastikan penyebab insiden yang bikin panik warga Kota Dumai itu. Utamanya mendalami peristiwa tersebut apakah terjadi karena unsur kesengajaan.
Sebelumnya, pada Senin (3/4/2023) kemarin, penyidik kepolisian sudah memeriksa 13 pekerja PT KPI. Sebanyak 3 di antaranya adalah pekerja yang menjadi korban dengan luka ringan akibat ledakan di kilang tersebut.
Kapolda Riau Irjen Pol Mohammad Iqbal kepada media menjelaskan, lima orang yang diperiksa merupakan atasan dari 13 pekerja yang sudah diperiksa lebih dulu.
"Saya menerima laporan sudah 13 orang saksi yang diperiksa. Hari ini diperiksa 5 orang lagi atasan dari mereka," kata Irjen Iqbal, Rabu (5/4/2023).
Insiden ledakan yang memicu kebakaran di kilang minyak Dumai melukai sedikitnya 9 pekerja. Selain itu, sejumlah fasilitas mengalami kerusakan, di antaranya masjid dan rumah warga. Ledakan tersebut memicu getaran dan suara keras hingga radius lebih dari 20 kilometer.
Irjen Iqbal menjelaskan, pihaknya dalam melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dibantu oleh Labfor Mabes Polri. Upaya penyelikan untuk menemukan ada tidaknya unsur kelalaian dan kesengajaan dari insiden yang terjadim
"Kalau ada, tentu akan kita proses," kata mantan Kadiv Humas Mabes Polri ini.
Sementara itu, Pejabat Humas PT KPI Dumai, Agustiawan belum merespon konfirmasi soal adanya pemeriksaan terhadap 5 pejabat perusahaan oleh Polda Riau.
DPR Bersuara
Sebelumnya diwartakan, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bereaksi keras soal meledaknya kilang minyak yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refenery Unit II di Dumai, Riau, Sabtu (1/4/2023) lalu. DPR mengingatkan Pertama jangan sekadar mengklaim kasus tersebut telah ditangani, namun harus bertanggung jawab siapa yang lalai dalam peristiwa tersebut.
“Pemadaman cepat penting, tapi pertanyaannya adalah kenapa sampai terjadi ledakan. Siapa yang lalai atau sistem apa yang tidak bekerja hingga meledak. Ini harus ditemukan segera penyebabnya, agar tidak terjadi pada kilang dan Depo Pertamina lain,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, Minggu (2/4/2023) lalu.
Eddy mendesak Pertamina untuk mengaudit seluruh kilang minyak dan depo BBM yang dikelola BUMN tersebut. Soalnya, terbakarnya kilang Pertamina Dumai hanya terjadi sebulan setelah tragedi melesaknya Depo Pertamina Plumpang yang menewaskan 33 orang.
“Belum sebulan Depo Plumpang terbakar, sekarang ledakan terjadi lagi di Kilang Dumai," kata Eddy Soeparno.
Menurutnya kejadian berulang itu, dapat diduga merupakan efek dari adanya masalah sistemik dalam operasional Pertamina yang harus dibenahi segera. Kejadian ledakan dan kebakaran itu terus berulang di berbagai tempat.
“Pertamina harus lakukan audit investigasi dan audit keselamatan secepatnya. Bukan hanya pada Plumpang atau Dumai, tapi seluruh kilang dan depo Pertamina seluruh Indonesia," katanya menegaskan.
Dia juga meminta Pertamina agar tidak berdalih soal ledakan dan kebakaran di Dumai yang diklaim cepat teratasi. Selain itu, Pertamina didesak bertanggungjawab atas korban luka yang dibawa ke rumah sakit dan warga sekitar Kilang Dumai yang terdampak ledakan ini.
“Tanggung jawab penuh Pertamina terhadap korban luka dan rumah warga yang rusak serta plafon masjid yang runtuh akibat ledakan Kilang Minyak Dumai ini. Sekali lagi, pastikan tidak ada kejadian serupa terulang,” harapnya.
Desak Direksi PT KPI Dicopot
Ketua Umum Koalisi Mahasiswa Riau Jakarta, Syahroni menyatakan peristiwa terbakarnya kilang minyak di Dumai diduga terjadi karena kelalaian. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar jajaran manajemen pengelola kilang dilakukan evaluasi dan dicopot.
"Kami mendesak pencopotan Direksi PT KPI RU II Dumai dan copot General Manajer PT KPI RU II Dumai. Agar menjadi pelajaran berharga dan tidak terulang lagi," tegas Syahroni dalam keterangan tertulis diterima SabangMerauke News, Minggu (2/4/2023).
Koalisi Mahasiswa Riau Jakarta, kata Syahroni prihatin sekaligus menyesalkan terjadinya kebakaran kilang minyak tersebut. Apalagi kebakaran tersebut menyebabkan sejumlah pekerja luka dan bangunan masyarakat rusak.
Syahroni menegaskan agar PT Pertamina bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ia meminta dugaan kelalaian manajemen diusut tuntas.
"Kejadian seperti ini di PT Pertamina sering terulang, kami tidak ingin ada korban jiwa. Kami juga meminta aparat penegak hukum segera mengusutnya,” kata Syahroni.
Syahroni yang juga merupakan putra daerah Riau mengatakan selama ini PT Pertamina tidak memberikan kontribusi untuk kemajuan pembangunan sumber daya manusia di daerah.
Mahasiswa Riau Jakarta, kata Syahroni akan melakukan konsolidasi untuk menggelar aksi demonstrasi di PT Pertamina (Persero).
“Kami sebagai mahasiswa Riau akan mengawal kasus yang terjadi di daerah kami. Kami tidak ingin hal seperti ini terulang kembali,” tegas Syahroni.
Tim Pengawas Disnaker Dihambat
Sebelumnya diwartakan, tim pengawas ketenagakerjaan Disnaker Provinsi Riau mendapat penolakan masuk ke lokasi ledakan dan kebakaran di kilang minyak Pertamina Dumai, Minggu (2/4/2023) dini hari tadi. Tim dipersulit masuk oleh petugas pengamanan internal dan manajemen kilang minyak yang dikelola oleh di PT Kilang Pertamina Indonesia-Dumai (dulu PT Pertamina Refinery Unit II).
Ikhwal adanya penolakan terhadap Tim Pengawas Disnaker Riau diketahui dari laporan dua orang pengawas yang ditugaskan oleh Kadisnaker Riau, Imron Rosyadi merespon hebohnya kasus kebakaran di lingkungan kerja tersebut.
Kedua orang pengawas ketenagakerjaan Disnaker Riau tersebut yakni Agustiawirman dan AP Tata Negara. Keduanya ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan ke lokasi kejadian.
"Namun setibanya di TKP pada hari Minggu tanggal 2 April 2023 jam 02.30 WIB, pihak PT Kilang Pertamina Indonesia terkesan enggan untuk menerima kedatangan pengawas ketenagakerjaan untuk melakukan tugas pemeriksaan atas kejadian ini," demikian laporan pengawas ketenagakerjaan kepada Kadisnaker Riau.
Akibatnya, kedua pengawas ketenagakerjaan tertahan di posko sekuriti perusahaan. Keduanya lantas melaporkan kondisi tersebut kepada Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Disnaker Riau.
Kemudian dilakukan pembicaraan antara Kepala Bidang Pengawas Ketenagakerjaan dengan Manager HSE PT Kilang Pertamina Indonesia Dumai. Pada intinya pihak Kilang Pertamina mempertanyakan Surat Perintah Tugas kedua pengawas ketenagakerjaan tersebut.
Kepala Bidang Pengawas Ketenagakerjaan menyampaikan bahwa perintah tersebut merupakan kejadian mendadak dan di luar sistem pada umumnya.
"Sehingga perintah diberikan kepada pengawas ketenagakerjaan melalui telepon," demikian penjelasan Disnaker Riau.
Setelah pukul 4 dini hari, barulah kedua pengawas ketenagakerjaan diperbolehkan melakukan pemeriksaan terhadap Manager HSE Oky Wibisono. Pemeriksaan di lokasi kejadian dilakukan bersama tim dari Kepolisian Resor Dumai.
"Pemeriksaan terhadap Oky Wibisono (Manager HSE Kilang Pertamina Dumai) banyak dijawab dengan jawaban 'tidak tahu'. Pemeriksaan di lokasi kejadian juga belum menghasilkan temuan secara menyeluruh. Mengingat pekerja PT Kilang Pertamina Indonesia juga tidak dapat menyampaikan secara terbuka.
Usai melakukan pemeriksaan dengan hasik yang tak efektif itu, sekitar pukul 4.30 dini hari pengawas ketenagakerjaan Disnaker Riau memutuskan keluar dari PT Kilang Pertamina Indonesia.
Kadisnaker Riau Imron Rosyadi membenarkan tindakan yang dialami oleh anak buahnya tersebut. Namun, pihaknya tak akan berhenti dan tetap akan melakukan tindakan lebih lanjut sesuai kewenangan yang dimiliki instansinya.
Pihak PT Kilang Pertamina Indonesia belum dapat dikonformasi soal dugaan tidak kooperatifnya perusahaan dalam memberikan akses kepada petugas pemerintahan yang sah.
Diwartakan sebelumnya, insiden ledakan dan kebakaran terjadi di Kilang Minyak Pertamina Dumai menyebabkan 10 orang menjadi korban. Selain itu, kepanikan melanda warga Dumai serta sejumlah fasilitas mengalami kerusakan.
Peristiwa ini merupakan kasus kesekian kalinya yang menimpa Pertamina dalam dua bulan terakhir. Belum berakhir ingatan publik tentang kejadian meledaknya Depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara yang menewaskan 33 orang pada Jumat 3 Maret lalu.
Kebakaran Kilang Pertamina Dumai awalnya disebut hanya melukai 5 orang. Belakangan korban bertambah menjadi 10 orang.
Berikut data korban yang diperoleh SabangMerauke News dari pihak Disnaker Provinsi Riau.
1. Deni Indra Cahya
Kondisi: Mengalami luka robek dahi kanan ukuran 0,5 cm.
2. Suprasto Widoyo
Kondisi : Mengalami luka lecet di dekat telinga kanan dan dahi ukuran 0,5 cm
3. Kahalilul Rahman
Kondisi: Mengalami luka robek di hidung kanan ukuran 0,5 cm, luka robek di jari tengah kanan 1 cm. Juga sempat mengalami sesak napas.
4. Muhammad Farhan
Kondisi: Mengalami L
luka robek di kepala, telinga, ibu jari kaki kiri, ibu jari telunjuk kiri dan tumit kiri.
5. Dedi Munandar
Kondisi: Mengalami luka robek di dagu kanan 0,5 cm.
6. Rommel Suhara
Kondisi: Mengalami luka lecet di telapak tangan dan luka lecet di pergelangan kaki kanan, lutut dan kaki kanan terkilir (sprain).
7. Baginda Restu
Kondisi: Mengalami luka robek pada dahi kanan 1 cm, luka robek pada pangkal hidung kanan 0,5 cm.
8. Febri Aydira
Kondisi: Mengalami luka robek pada pangkal hidung diameter sebanyak 3 buah ukuran 0,5 cm, luka robek pada pelipis kiri diameter 0,5 cm, luka robek pelipis kanan 0,5cm, luka robek pada telapak tangan kanan.
9. Yuliadi
Kondisi: Mengalami luka robek pada dahi kanan diameter 3 cm.
10. Ryan Hardi Kusuma
Kondisi: Sesak.
Penjelasan Pertamina Dumai
Juru bicara Pertamina RU II Dumai Agustiawan mengatakan, Tim Keadaan Darurat Pertamina telah mengatasi kejadian terbakarnya kilang di area gas compressor Kilang Dumai. Ia menyebut kebakaran telah dapat dikendalikan pada Sabtu malam sekitar pukul 22.54 WIB.
Namun, operasional kilang di unit terdampak dihentikan sementara untuk memastikan keamanan di lokasi. Sementara unit lain di Pertamina Dumai tetap beroperasi secara normal. Agustiawan mengatakan hingga saat ini penyebab kebakaran belum diketahui.
"Saat ini tim terus fokus untuk memastikan kondisi aman. Pertamina Kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar masyarakat di sekitar kilang tidak terdampak oleh kejadian ini," terang Agustiawan kepada media.
Bangunan Warga Rusak
Selain menyebabkan lima pekerja luka, akibat ledakan dan kebakaran tersebut sejumlah bangunan yang ada di sekitar kilang seperti rumah warga mengalami pecah kaca, dinding retak-retak dan plafon masjid berjatuhan. Ledakan pun sempat terdengar hingga sejauh 25 kilometer.
Agustiawan memastikan Pertamina akan bertanggung jawab atas dampak ledakan tersebut.
Wali Kota Dumai Paisal terlihat turun langsung ke lokasi kilang Pertamina RU II Dumai dan berada di tengah kerumunan masyarakat untuk menenangkan massa dan mendengar keluhan akibat ledakan di kilang tersebut.
"Mohon semuanya bersabar karena saat ini sedang dilakukan penanganan. Jangan ada yang memprovokasi," kata Paisal. (*)