Kilang Pertamina Dumai Terbakar, Polisi Periksa 14 Pekerja PT Kilang Pertamina Internasional
SABANGMERAUKE NEWS, Riau - Kepolisian Resor (Polres) memeriksa sebanyak 14 pekerja PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refenery Unit II Dumai, menyusul terbakarnya kilang minyak tersebut pada Sabtu (1/4/2023) malam kemarin. Pemeriksaan dilakukan penyidik Polres Dumai, Senin (3/4/2023).
Kapolres Dumai AKBP Nurhadi menjelaskan, pemeriksaan diarahkan untuk mengetahui penyebab terbakarnya kilang yang melukai sedikitnya 9 pekerja tersebut.
"Apakah kebakaran terjadi karena kelalaian atau kesengajaan terhadap meledaknya pipa tersebut," kata Nurhadi kepada media.
Dari 14 pekerja yang diperiksa, 3 di antaranya merupakan pekerja yang merupakan korban luka ringan akibat ledakan kompresor di kilang yang memicu kebakaran.
Nurhadi menjelaskan, kepolisian sudah melakukan olah TKP. Namun, kemungkinan juga dilakukan olah TKP lanjutan.
"Kita lihat nanti apakah akan ada olah TKP lanjutan dari Labfor Polda Riau," jelas AKBP Nurhadi.
Diwartakan sebelumnya, anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) bereaksi keras soal meledaknya kilang minyak yang dikelola PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refenery Unit II di Dumai, Riau, Sabtu (1/4/2023). DPR mengingatkan Pertamina jangan sekadar mengklaim kasus tersebut telah ditangani, namun harus bertanggung jawab siapa yang lalai dalam peristiwa tersebut.
“Pemadaman cepat penting, tapi pertanyaannya adalah kenapa sampai terjadi ledakan. Siapa yang lalai atau sistem apa yang tidak bekerja hingga meledak. Ini harus ditemukan segera penyebabnya, agar tidak terjadi pada kilang dan Depo Pertamina lain,” kata Wakil Ketua Komisi VII DPR RI Eddy Soeparno, Minggu (2/4/2023).
Eddy mendesak Pertamina untuk mengaudit seluruh kilang minyak dan depo BBM yang dikelola BUMN tersebut. Soalnya, terbakarnya kilang Pertamina Dumai hanya terjadi sebulan setelah tragedi melesaknya Depo Pertamina Plumpang yang menewaskan 33 orang.
“Belum sebulan Depo Plumpang terbakar, sekarang ledakan terjadi lagi di Kilang Dumai," kata Eddy Soeparno.
Menurutnya kejadian berulang itu, dapat diduga merupakan efek dari adanya masalah sistemik dalam operasional Pertamina yang harus dibenahi segera. Kejadian ledakan dan kebakaran itu terus berulang di berbagai tempat.
“Pertamina harus lakukan audit investigasi dan audit keselamatan secepatnya. Bukan hanya pada Plumpang atau Dumai, tapi seluruh kilang dan depo Pertamina seluruh Indonesia," katanya menegaskan.
Dia juga meminta Pertamina agar tidak berdalih soal ledakan dan kebakaran di Dumai yang diklaim cepat teratasi. Selain itu, Pertamina didesak bertanggungjawab atas korban luka yang dibawa ke rumah sakit dan warga sekitar Kilang Dumai yang terdampak ledakan ini.
“Tanggung jawab penuh Pertamina terhadap korban luka dan rumah warga yang rusak serta plafon masjid yang runtuh akibat ledakan Kilang Minyak Dumai ini. Sekali lagi, pastikan tidak ada kejadian serupa terulang,” harapnya.
Desak Direksi PT KPI Dicopot
Insiden terbakarnya kilang minyak PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Refinery Unit (RU) II Dumai, Sabtu (1/4/2023) malam menjadi sorotan keras beragam pihak. Peristiwa yang mengejutkan serta menimbulkan kepanikan masyarakat tersebut mesti diaudit dan diinvestigasi secara tuntas dan kredibel.
Ketua Umum Koalisi Mahasiswa Riau Jakarta, Syahroni menyatakan peristiwa terbakarnya kilang minyak di Dumai diduga terjadi karena kelalaian. Oleh sebab itu, pihaknya meminta agar jajaran manajemen pengelola kilang dilakukan evaluasi dan dicopot.
"Kami mendesak pencopotan Direksi PT KPI RU II Dumai dan copot General Manajer PT KPI RU II Dumai. Agar menjadi pelajaran berharga dan tidak terulang lagi," tegas Syahroni dalam keterangan tertulis diterima SabangMerauke News, Minggu (2/4/2023).
Koalisi Mahasiswa Riau Jakarta, kata Syahroni prihatin sekaligus menyesalkan terjadinya kebakaran kilang minyak tersebut. Apalagi kebakaran tersebut menyebabkan sejumlah pekerja luka dan bangunan masyarakat rusak.
Syahroni menegaskan agar PT Pertamina bertanggung jawab atas kejadian tersebut. Ia meminta dugaan kelalaian manajemen diusut tuntas.
"Kejadian seperti ini di PT Pertamina sering terulang, kami tidak ingin ada korban jiwa. Kami juga meminta aparat penegak hukum segera mengusutnya,” kata Syahroni.
Syahroni yang juga merupakan putra daerah Riau mengatakan selama ini PT Pertamina tidak memberikan kontribusi untuk kemajuan pembangunan sumber daya manusia di daerah.
Mahasiswa Riau Jakarta, kata Syahroni akan melakukan konsolidasi untuk menggelar aksi demonstrasi di PT Pertamina (Persero).
“Kami sebagai mahasiswa Riau akan mengawal kasus yang terjadi di daerah kami. Kami tidak ingin hal seperti ini terulang kembali,” tegas Syahroni.
Tim Pengawas Disnaker Dihambat
Sebelumnya diwartakan, tim pengawas ketenagakerjaan Disnaker Provinsi Riau mendapat penolakan masuk ke lokasi ledakan dan kebakaran di kilang minyak Pertamina Dumai, Minggu (2/4/2023) dini hari tadi. Tim dipersulit masuk oleh petugas pengamanan internal dan manajemen kilang minyak yang dikelola oleh di PT Kilang Pertamina Indonesia-Dumai (dulu PT Pertamina Refinery Unit II).
Ikhwal adanya penolakan terhadap Tim Pengawas Disnaker Riau diketahui dari laporan dua orang pengawas yang ditugaskan oleh Kadisnaker Riau, Imron Rosyadi merespon hebohnya kasus kebakaran di lingkungan kerja tersebut.
Kedua orang pengawas ketenagakerjaan Disnaker Riau tersebut yakni Agustiawirman dan AP Tata Negara. Keduanya ditugaskan untuk melakukan pemeriksaan ke lokasi kejadian.
"Namun setibanya di TKP pada hari Minggu tanggal 2 April 2023 jam 02.30 WIB, pihak PT Kilang Pertamina Indonesia terkesan enggan untuk menerima kedatangan pengawas ketenagakerjaan untuk melakukan tugas pemeriksaan atas kejadian ini," demikian laporan pengawas ketenagakerjaan kepada Kadisnaker Riau.
Akibatnya, kedua pengawas ketenagakerjaan tertahan di posko sekuriti perusahaan. Keduanya lantas melaporkan kondisi tersebut kepada Kepala Bidang Pengawasan Ketenagakerjaan Disnaker Riau.
Kemudian dilakukan pembicaraan antara Kepala Bidang Pengawas Ketenagakerjaan dengan Manager HSE PT Kilang Pertamina Indonesia Dumai. Pada intinya pihak Kilang Pertamina mempertanyakan Surat Perintah Tugas kedua pengawas ketenagakerjaan tersebut.
Kepala Bidang Pengawas Ketenagakerjaan menyampaikan bahwa perintah tersebut merupakan kejadian mendadak dan di luar sistem pada umumnya.
"Sehingga perintah diberikan kepada pengawas ketenagakerjaan melalui telepon," demikian penjelasan Disnaker Riau.
Setelah pukul 4 dini hari, barulah kedua pengawas ketenagakerjaan diperbolehkan melakukan pemeriksaan terhadap Manager HSE Oky Wibisono. Pemeriksaan di lokasi kejadian dilakukan bersama tim dari Kepolisian Resor Dumai.
"Pemeriksaan terhadap Oky Wibisono (Manager HSE Kilang Pertamina Dumai) banyak dijawab dengan jawaban 'tidak tahu'. Pemeriksaan di lokasi kejadian juga belum menghasilkan temuan secara menyeluruh. Mengingat pekerja PT Kilang Pertamina Indonesia juga tidak dapat menyampaikan secara terbuka.
Usai melakukan pemeriksaan dengan hasik yang tak efektif itu, sekitar pukul 4.30 dini hari pengawas ketenagakerjaan Disnaker Riau memutuskan keluar dari PT Kilang Pertamina Indonesia.
Kadisnaker Riau Imron Rosyadi membenarkan tindakan yang dialami oleh anak buahnya tersebut. Namun, pihaknya tak akan berhenti dan tetap akan melakukan tindakan lebih lanjut sesuai kewenangan yang dimiliki instansinya.
Pihak PT Kilang Pertamina Indonesia belum dapat dikonformasi soal dugaan tidak kooperatifnya perusahaan dalam memberikan akses kepada petugas pemerintahan yang sah.
Diwartakan sebelumnya, insiden ledakan dan kebakaran terjadi di Kilang Minyak Pertamina Dumai menyebabkan 10 orang menjadi korban. Selain itu, kepanikan melanda warga Dumai serta sejumlah fasilitas mengalami kerusakan.
Peristiwa ini merupakan kasus kesekian kalinya yang menimpa Pertamina dalam dua bulan terakhir. Belum berakhir ingatan publik tentang kejadian meledaknya Depo Pertamina Plumpang di Jakarta Utara yang menewaskan 33 orang pada Jumat 3 Maret lalu.
Kebakaran Kilang Pertamina Dumai awalnya disebut hanya melukai 5 orang. Belakangan korban bertambah menjadi 10 orang.
Berikut data korban yang diperoleh SabangMerauke News dari pihak Disnaker Provinsi Riau.
1. Deni Indra Cahya
Kondisi: Mengalami luka robek dahi kanan ukuran 0,5 cm.
2. Suprasto Widoyo
Kondisi : Mengalami luka lecet di dekat telinga kanan dan dahi ukuran 0,5 cm
3. Kahalilul Rahman
Kondisi: Mengalami luka robek di hidung kanan ukuran 0,5 cm, luka robek di jari tengah kanan 1 cm. Juga sempat mengalami sesak napas.
4. Muhammad Farhan
Kondisi: Mengalami L
luka robek di kepala, telinga, ibu jari kaki kiri, ibu jari telunjuk kiri dan tumit kiri.
5. Dedi Munandar
Kondisi: Mengalami luka robek di dagu kanan 0,5 cm.
6. Rommel Suhara
Kondisi: Mengalami luka lecet di telapak tangan dan luka lecet di pergelangan kaki kanan, lutut dan kaki kanan terkilir (sprain).
7. Baginda Restu
Kondisi: Mengalami luka robek pada dahi kanan 1 cm, luka robek pada pangkal hidung kanan 0,5 cm.
8. Febri Aydira
Kondisi: Mengalami luka robek pada pangkal hidung diameter sebanyak 3 buah ukuran 0,5 cm, luka robek pada pelipis kiri diameter 0,5 cm, luka robek pelipis kanan 0,5cm, luka robek pada telapak tangan kanan.
9. Yuliadi
Kondisi: Mengalami luka robek pada dahi kanan diameter 3 cm.
10. Ryan Hardi Kusuma
Kondisi: Sesak.
Warga Dumai Panik
Dilaporkan, ledakan dan kebakaran di Kilang Minyak Dumai memicu kepanikan hebat melanda masyarakat sekitar yang memang lokasinya tak terlalu jauh dari kilang. Sejumlah kerusakan dilaporkan terjadi menimbulkan kerugian material.
Polisi malam tadi telah turun mengamankan lokasi kejadian. Wali Kota Pekanbaru Paisal menghimbau masyarakat tidak panik dan tidak ada tindakan provokasi.
Rentetan kecelakaan dan insiden parah yang menimpa Pertamina ini pun menimbulkan tanda tanda soal penerapan standar keselamatan industri. Sebelumnya, beberapa hari lalu, kapal tangker pembawa ribuan ton minyak Pertamina terbakar di perairan Nusa Tenggara Barat.
Penjelasan Pertamina Dumai
Juru bicara Pertamina RU II Dumai Agustiawan mengatakan, Tim Keadaan Darurat Pertamina telah mengatasi kejadian terbakarnya kilang di area gas compressor Kilang Dumai. Ia menyebut kebakaran telah dapat dikendalikan pada Sabtu malam sekitar pukul 22.54 WIB.
Namun, operasional kilang di unit terdampak dihentikan sementara untuk memastikan keamanan di lokasi. Sementara unit lain di Pertamina Dumai tetap beroperasi secara normal. Agustiawan mengatakan hingga saat ini penyebab kebakaran belum diketahui.
"Saat ini tim terus fokus untuk memastikan kondisi aman. Pertamina Kilang Dumai juga terus melakukan pemantauan untuk memastikan agar masyarakat di sekitar kilang tidak terdampak oleh kejadian ini," terang Agustiawan kepada media.
Bangunan Warga Rusak
Selain menyebabkan lima pekerja luka, akibat ledakan dan kebakaran tersebut sejumlah bangunan yang ada di sekitar kilang seperti rumah warga mengalami pecah kaca, dinding retak-retak dan plafon masjid berjatuhan. Ledakan pun sempat terdengar hingga sejauh 25 kilometer.
Agustiawan memastikan Pertamina akan bertanggung jawab atas dampak ledakan tersebut.
Wali Kota Dumai Paisal terlihat turun langsung ke lokasi kilang Pertamina RU II Dumai dan berada di tengah kerumunan masyarakat untuk menenangkan massa dan mendengar keluhan akibat ledakan di kilang tersebut.
"Mohon semuanya bersabar karena saat ini sedang dilakukan penanganan. Jangan ada yang memprovokasi," kata Paisal. (*)