Ada yang Diketuai Kakek Usia 57 Tahun, ini 4 Geng Motor Anarkis yang Sempat Menghebohkan Pekanbaru
SABANGMERAUKE NEWS - Jagat maya pernah dihebohkan dengan kemunculan video, yang memperlihatkan dua orang remaja yang mengarahkan senjata tajam berupa celurit ke sebuah mobil.
Tak tanggung-tanggung mereka pun membacok kap mobil tersebut. Karen geram, pemilik mobil pun menabrak kedua remaja tersebut hingga jatuh, dan mereka diamankan ke kantor polisi.
Kejadian ini terjadi di Magelang. Dan masyarakat setempat menyebutnya dengan Klitih.
Klitih adalah aksi kejahatan di jalanan Yogyakarta dan sekitarnya. Pelaku klitih yang tertangkap oleh aparat setempat umumnya adalah pelajar. Sementara itu, target dari aksi klitih umumnya adalah siswa SMA, SMK, atau anggota geng yang saling bersaing.
Pelaku klitih melakukan perundungan pada korban secara fisik, bahkan sampai menyerang dengan senjata tajam. Terkadang pelaku juga mengambil barang milik korban sehingga kejahatan klitih juga masuk kategori perampokan. Ada pula korban klitih yang sampai meninggal dunia akibat serangan fisik yang parah.
Kejadian ini mengingatkan kita tentang mimpi buruk akan geng motor XTC yang brutal di Pekanbaru yang membuat heboh pada tahun 2013 lalu.
Tidak hanya XTC , inilah sederet geng motor yang membuat kerusuhan di tengah masyarakat Kota Pekanbaru.
1. Geng motor XTC
Mardijo alias Klewang adalah seorang kakek berusia 57 tahun berdarah Jawa Tengah asal Brebes yang sempat menjadi raja geng motor di Pekanbaru. Dia mulai menguasai kelompok geng motor brutal sejak tahun 2011.
Julukan raja, mulai dikenali di lingkungan geng motor sejak Klewang masuk Pekanbaru. Sebelumnya, Klewang dikenal sebagai ketua geng motor XTC di Bandung.
Klewang mengangkat seorang Panglima Geng Motor berdasarkan catatan kriminal. Siapa preman yang keluar dari penjara, akan dia rapatkan untuk ditunjuk sebagai panglima. Dari sinilah, diduga, Klewang memiliki 5 panglima geng motor. Setiap panglima minimal memiliki 40-an anggota geng motor yang menyebar di penjuru kota Pekanbaru.
Berbagai aksi kriminal dilakukan di bawah kendali sang panglima geng motor ini. Mulai dari merampok, menjambret, merampas sepeda motor, membongkar ruko dan juga tidak segan-segan menganiaya korbannya jika melawan.
Tidak hanya itu, Klewang sendiri pun tidak segan-segan memperkosa anggota perempuan dalam gengnya di depan ratusan anggota lainnya. Ia juga mengajarkan seks bebas kepada semua anggota gengnya. Tiap anggota gengnya diharuskan berhubungan intim dengan sesama anggota.
Pada 2013 silam, Klewang dan anggota geng motornya bersama sang anak, Bambang melancarkan aksi penyerangan di Polresta Pekanbaru. Klewang lantas ditahan dan divonis hukuman penjara selama 6 tahun, lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum akibat tindak kriminal brutalnya.
2. Geng motor Ghost Night
Setelah penahanan Klewang, Pekanbaru tidak benar-benar aman dari serangan geng motor. Ghost Night, geng motor lainnya kembali menimbulkan keresahan di tengah masyarakat Pekanbaru.
Dua anggota geng Ghost Night merampas sepeda motor milik anggota geng motor lain. Ternyata perampasan ini bermula dari pertikaian antara kedua remaja itu dengan anggota geng motor lain.
Kanit Reskrim Polsek Bukit Raya Ipda Bahar Abdi mengatakan, dua anggota geng motor yang diamankan berinisial P (19) dan AL (17).
Anggota geng motor Ghost Night mengejar korban, RA dengan senjata tajam jenis samurai. Korban sempat melarikan diri hingga masuk ke dalam parit, namun berhasil ditangkap.
3. Geng motor War Lexs
Usianya masih belasan, paling tua berumur 18 tahun. Namun sepak terjang empat remaja ini dalam kejahatan jalanan membuat geleng-geleng kepala. Remaja berinisial MK (15), RG (16), KI (18) dan YP (16), menjadi penghuni sel Subdit III Reserse Kriminal Umum Polda Riau.
Mereka adalah anggota geng motor War Lexs. Berawal dari saling ejek di Facebook, para pelaku dan korban diduga punya geng masing-masing yang sudah lama memendam permusuhan.
Pukul 04.00 WIB, geng motor War Lexs yang biasa mangkal di Jalan Muhajirin menyerang ke perumahan Sidomulyo di Jalan Soekarno-Hatta. Beragam senjata tajam, mulai dari parang hingga egrek yang digunakan sebagai alat memanen sawit, dan kayu balok dibawa untuk tawuran geng motor.
Sampai di depan perumahan, geng motor yang dikomandoi KI melihat Angga dan temannya yang merupakan anggota geng motor lainnya di lokasi. Tanpa basa-basi, mereka langsung menyerang remaja yang berumur 18 tahun itu.
Angga terpojok, sementara temannya bisa meloloskan diri. Geng besutan KI bertindak nekat. Kaki dan punggung korban menjadi sasaran bacokan hingga korban berlumuran darah di lokasi dan akhirnya meninggal dunia.
Awalnya, ada belasan remaja yang ditangkap polisi di berbagai lokasi berbeda. Namun, hanya empat orang yang terbukti dan satunya lagi buron, sisanya hanya menjadi saksi.
Selain senjata tajam, petugas juga menyita beberapa telepon genggam, tas, kayu, onderdil motor dan beberapa kayu balok sebagai barang bukti. Atas perbuatannya, para remaja ini dijerat dengan Pasal 338 juncto Pasal 170 ayat 2 dan 3 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana. Pasal terkait menghilangkan nyawa seseorang itu pidana maksimalnya 15 tahun penjara.
4. Geng motor Brigez
Penilaian masyarakat terhadap geng motor cenderung negatif. Sebab aksi geng motor di jalanan kerap meresahkan masyarakat, bahkan tak segan-segan mencelakai korbannya. Perang antar anggota geng juga sering terjadi menyebabkan banyak korban berjatuhan.
Konotasi negatif inilah yang berupaya diluruskan oleh komunitas Brigade to Seven atau Brigez. Devi, penasihat DPW Brigez Riau mengakui, pandangan miring masyarakat terhadap geng motor sudah mengakar.
Brigez bertekad membalikkan stigma itu menjadi positif. Untuk itu, mereka mengadakan acara syukuran dengan menggelar Road To Jannah untuk kalangan anak muda Riau, khususnya Pekanbaru pada 2018 lalu.
Kegiatan tersebut diikuti oleh anggota Brigez dan masyarakat setempat, yang berjumlah sekitar 70 orang. Kegiatan yang dilakukan di antaranya silahturahmi sekalian syukuran, sosialisasi ke masyarakat bahwa Brigez bukan geng motor lagi, tapi sudah hijrah menjadi Organisasi Kemasyarakatan dan Pemuda (OKP).
Malam itu, Brigez juga menghadirkan Ustad Ridwan sebagai penceramah. Bahkan mereka juga ikut membantu pembangunan masjid, serta melakukan kegiatan peduli Lombok pada tanggal 9 September 2018.
Hingga saat ini, kerusuhan geng motor yang berisi remaja yang tengah mencari jati dirinya itu masih berkeliaran di Pekanbaru. Bahkan sebagian dari anggota geng motor ini adalah anak-anak dibawah umur.